Sukses

Sesmenko Susiwijono: RUU Cipta Kerja Atur Ketat TKA Ahli

Susiwijono menjelaskan, aturan terkait TKA ahli diatur dalam RUU Cipta Kerja lantaran industri di dalam negeri masih membutuhkan tenaga ahli khusus yang hanya bisa diperoleh dari luar negeri.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah meluruskan anggapan yang menyebut beleid dalam Rancangan Undang Undang (RUU) Cipta Kerja atau Omnibus Law akan membuka akses seluas-luasnya bagi tenaga kerja asing (TKA) dan meminggirkan tenaga kerja lokal.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono mengatakan, yang diatur dalam RUU Cipta Kerja adalah perizinan TKA ahli untuk kebutuhan tertentu, bukan dalam artian membuka pintu seluas-luasnya bagi TKA untuk bekerja di Indonesia.

"Omnibus law dianggap membuka seluas-luasnya untuk TKA dan meminggirkan tenaga kerja lokal. Padahal konsepnya itu berbeda sekali. Yang kita atur di sini adalah TKA ahli untuk kebutuhan tertentu," kata Susiwijono, Selasa (8/9/2020).

Susiwijono menjelaskan, aturan terkait TKA ahli diatur dalam RUU Cipta Kerja lantaran industri di dalam negeri masih membutuhkan tenaga ahli khusus yang hanya bisa diperoleh dari luar negeri. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Yang Darurat

Menurut Susiwijono, para pengusaha di dalam negeri mengaku kerap menghadapi peraturan berbelit untuk mendatangkan TKA ahli, sementara di waktu yang bersamaan, pelaku industri tengah menghadapi situasi darurat terkait dengan keberlangsungan industri mereka.

"Teman-teman di industri sering mengeluh ke kami, kalau tiba-tiba ada permasalahan darurat di pabriknya, misalkan mesin tiba-tiba rusak atau mati, untuk mendatangkan expert yang memang paham itu saja pengurusannya bisa dua tiga bulan, sudah keburu tutup pabriknya. Nah, kami ingin mempercepat yang kondisi seperti ini, yang darurat. Bukan membuka seluas-luasnya izin TKA," kata Susiwijono.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.