Sukses

Jemaah di Tambora Diduga Terinfeksi Corona: dari Evakuasi hingga Tunggu Hasil Swab

Di tengah imbauan tak melakukan kumpul, sebagian warga yang tinggal di RW 07, Jembatan Besi Tambora, Jakarta Barat tetap nekat menggelar salat tarawih di musala.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengimbau agar seluruh masyarakat tidak melakukan ibadah bersama-sama, termasuk salat tarawih berjemaah. Hal ini untuk mencegah penyebaran virus Corona atau Covid-19.

Di tengah imbauan yang dikeluarkan tersebut, sebagian warga yang tinggal di RW 07, Jembatan Besi Tambora, Jakarta Barat tetap nekat menggelar salat tarawih di musala Baitul Muslimin.

Imbasnya, sejumlah jemaah yang melakukan salat tarawih itu pun terindikasi terinfeksi virus Corona. Lantaran, ada salah satu jemaah ada yang sudah dinyatakan positif Corona Covid-19 tetap beraktivitas seperti biasa.

Kapolsek Tambora Kompol Iver Son Manossoh bersama Camat Tambora kemudian memimpin langsung evakuasi seluruh jemaah yang berinteraksi langsung ke Puskesmas Tambora untuk uji swab.

Berikut sejumlah fakta mengenai jemaah musala di Tambora yang terindikasi terinfeksi virus Corona Covid-19 seperti dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Evakuasi Langsung Dilakukan

Sebanyak 30 jemaah Musala Baitul Muslimin RW 07 Jembatan Besi, Tambora Jakarta Barat dievakuasi karena terindikasi terpapar Covid-19 dari warga positif saat salat berjemaah.

Kapolsek Tambora Kompol Iver Son Manossoh bersama Camat memimpin langsung evakuasi jemaah tersebut ke Puskesmas Tambora untuk uji swab.

"Secara cepat dan terpadu bersama tiga pilar Tambora dan tim medis untuk segera langsung evakuasi terhadap para jemaah yang sudah kontak langsung dengan para jemaah positif Covid-19, kemarin, 10 Mei 2020," ujar Iver dikutip dari Antara, Senin, 11 Mei 2020.

Iver mengatakan, ada sejumlah jemaah yang telah dinyatakan positif setelah dilakukan uji swab.

Kemudian, polisi dan tim Puskesmas memisahkan para jemaah dengan orang-orang yang tertular Covid-19 dengan warga masyarakat sekitarnya.

 

3 dari 5 halaman

Penyemprotan Disinfektan

Iver mengatakan, Tambora merupakan daerah dengan permukiman padat penduduk. Jika ada yang terpapar, namun tidak ditindak cepat, virus akan menjalar secara cepat.

"Jika kita hanya mengandalkan dari tim medis Puskesmas saja, nantinya akan banyak mengalami kendala seperti halnya ada warga yang menolak untuk dilakukan evakuasi dan dilakukan uji swab," kata Iver.

Selain itu, pihaknya juga telah melakukan penyemprotan disinfektan di musala tersebut dan di sekitar lokasi permukiman warga.

 

4 dari 5 halaman

Ketua RW Sekaligus Imam Positif Covid-19

 

Sejumlah jemaah di musala Baitul Muslimin berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) setelah berinteraksi dengan seorang kakek yang terkonfirmasi positif Covid-19. Kakek ini merupakan ketua RW yang juga sempat memimpin salat tarawih.

Dia sempat menjadi imam salat tarawih di Musala Baitul Muslimin, Tambora pada Sabtu, 9 Mei 2020 malam. Camat Tambora, Bambang Sutama mengatakan, kakek tersebut tertular Covid-19 dari cucunya.

"Cucunya waktu itu menjalani rapid test sekaligus tes swab di puskesmas. Hasilnya menunjukkan positif Covid-19. Kakek dan istrinya kemudian ikut melakukan tes serupa pada hari Jumat diketahui hasilnya positif," kata dia saat dikonfirmasi.

Bambang menuturkan, kakek itu tetap beraktivitas seperti biasa di luar rumah. Bahkan menolak untuk dirujuk ke RS Wisma Atlet Kemayoran.

"Dia (kakek) menyampaikan 'saya tidak kena Covid-19 tapi gejala typus. Nah malemnya masih mimpin salat tarawih," ucap dia.

Bambang mengatakan, pihaknya membujuk satu keluarga itu agar mau menjalani perawatan di rumah sakit. Akhirnya pada Minggu kemarin kakek dan istrinya bersedia dibawa ke Rumah Sakit Tarakan karena menolak dibawa ke RS Wisma Atlet.

5 dari 5 halaman

Tunggu Hasil Swab

Camat Tambora, Bambang Sutama menerangkan, pihaknya juga menelusuri ke orang-orang yang pernah kontak langsung dengan orang yang positif Covid-19.

Dia mengaku menemukan setidaknya ada 28 orang. 20 di antaranya adalah jemaah ikut tarawih bersama kakek tersebut.

"Sekitar 28 orang kami bawa ke puskesmas dan kita lakukan swab. Sekarang tinggal tunggu hasilnya," ujar Bambang.

Sementara itu, kini ke 28 orang itu menjalani karantina mandiri di rumahnya masing-masing sambil menunggu hasil tes swab. Bambang berharap seluruhnya negatif Covid-19.

"Mudah-mudahan hasilnya negatif," ucap dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.