Sukses

Fakta Baru Radioaktif di Tangsel, 2 Warga Terpapar hingga Tingkat Radiasi Menurun

Terdapat dua orang dari sembilan warga Perumahan Batan Indah, Tangerang Selatan yang melakukan whole body counting (WBC) terpapar radioaktif jenis Cesium-137.

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dan Badan Tenaga Nuklir (Batan) hingga kini terus berpacu dengan waktu membersihkan area lahan kosong di Perumahan Batan Indah, Tangerang Selatan yang terpapar radioaktif.

Terhitung hari ini, Sabtu (22/2/2020), mereka masih punya 10 hari lagi dari waktu 20 hari yang ditetapkan agar lahan kosong tersebut benar-benar bersih dari paparan radiasi.

Dari hasil uji laboratorim yang dilakukan, jenis zat radioaktif yang sempat membuat warga Batan khawatir adalah Cesium-137. Menurut Bapeten, radioaktif jenis ini biasa digunakan di bidang industri, seperti pengolahan baja. 

Belakangan diketahui, dua warga Batan terpapar radioaktif jenis ini.

Sebelumnya sempat mencuat isu jika munculnya zat radioaktif ini akibat adanya kebocoran reaktor dari fasilitas milik Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Hal ini dibantah oleh Bapeten.

"Ada beberapa isu yang berkembang, kalau zat radioaktif ini muncul akibat adanya kebocoran reaktor. Dan di sini kita tegaskan, tidak ada kebocoran," kata Kepala Biro Hukum Kerja Sama dan Komunikasi Publik Bapeten, Indra Gunawan, Sabtu, 15 Februari 2020.

Indra menduga ada yang membuang barang tersebut ke tanah kosong yang ada di Perumahan Batan Indah. 

Saat ini tim khusus elah dibentuk polisi untuk mengetahui siapa pembuang limbah radioaktif di area permukiman warga Tangerang Selatan. 

Berikut ini sederet fakta terbaru dari ceceran limbah radioaktif di Tangsel: 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

2 Warga Terpapar Radioaktif

Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) memastikan, terdapat dua orang dari sembilan warga Perumahan Batan Indah yang melakukan whole body counting (WBC) terpapar radioaktif jenis cesium atau Cs 137. Namun, paparan berdosis sangat kecil.

"Ada dua yang terindikasi atau yang terukur kontaminasi cesium 137, tapi tingkatnya ternyata sangat rendah," ujar Sekretaris Umum Bapeten Hendriyanto Hadi Tjahyono di Kantor Pemkot Tangsel, Jumat, 21 Februari kemarin.

Dosis paparan radioaktif yang masuk di dalam tubuh kedua warga tersebut yakni 0.12 milisivert. Sementara, batas dosis yang diijinkan sesuai dengan aturan yang berlaku adalah 1 milisivert.

"Itu berarti dosis yang terserap dalam kedua tubuh orang tersebut, hanya persepuluh dan ini kalau dihitung, dikalkulasikan sekitar 0.05 dari batas dosis, masih di bawah batas normal," kata Hendri.

Dengan temuan ini, dia mengklaim, tidak ada dampak radioaktif ataupun dampak medis yang harus dikhawatirkan oleh warga. 

3 dari 6 halaman

Akan Luruh Dalam Jangka Waktu 70 Hari

Kepala Bagian Komunikasi Publik dan Protokol Bapeten, Abdul Qohhar mengatakan, Cesium 137 akan luruh dari dalam tubuh pada jangka waktu 70 hari.

"Dua orang terdeteksi ini angkanya sangat kecil. Kalau secara teori Cesium 137, di dalam tubuh luruh selama 70 hari, luruh dengan sendirinya," ujar Qohhar yang juga ditemui di Pemkot Tangerang Selatan.

Meski begitu, Bapeten akan terus memantau perkembangan dua warga Batan Indah itu. Dalam jangka waktu 70 hari, Bapeten akan menentukan apakah akan dilakukan WBC kembali atau tidak.

"Kemarin dari Lab-nya menyampaikan ke Pak Ses (Sekretaris Utama Bapeten) mungkin sebulan, dua bulan akan pengujian lagi. Tapi kita belum tahu apakah nanti mau dilanjutkan lagi atau enggak," kata Qohhar.

Sementara, ketujuh warga lain yang ikut dalam WBC pada Senin lalu dinyatakan bersih dari paparan radioaktif, atau kadar Cesium 137 tidak terukur sama sekali.

4 dari 6 halaman

Dugaan Warga Memakan Vegetasi di Lahan Terpapar

Bagaimana awalnya warga di Perumahan Batan bisa terpapar? Kemungkinan keduanya pernah memakan vegetasi yang tumbuh di sekitar tanah yang terpapar, yaitu di lahan kosong atau lapangan Perumahan Batan Indah, Tangerang.

"Kemungkinannya begitu. Saya rasa dia terkontaminasi, bukan terpapar. Di situ ada tanaman, contohnya saja jeruk. Dia meminum atau memetiknya," kata Sekretaris Umum Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) Hendriyanto Hadi Tjahyono, Jumat, 21 Februari 2020.

Mengenai kemungkinan keduanya memakan hewan ternak yang juga mencari makan di tanah terpapar tersebut, Hendriyanto menampiknya.

"Kalau hewan ternak, seperti ayam, saya rasa terlalu kecil, terlalu jauh. Kemungkinan memang dari tanaman," tuturnya.

Dia mengatakan, dua warga yang terkontaminasi radioaktif tersebut, tingkatannya dinyatakan masih di bawah normal atau berada di angka 0.12 milisievert.

5 dari 6 halaman

Tingkat Paparan Radioaktif Mulai Hilang

Badan Tenaga Nuklir (Batan) dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) memastikan, presentase paparan radioaktif dari kandungan Cesium atau Cs-137 di Perumahan Batan Indah, Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), kini sudah berkurang.

"Hasil pengukuran laju dosis radiasi di Perumahan Batan Indah di sekitar lokasi tercemar sudah lebih jauh menurun," ujar Kabag Komunikasi Publik dan Protokoler Bapeten, Abdul Qohhar, Jumat 21 Februari 2020.

Menurut dia, paparan radioaktif yang sudah di-mapping ulang meliputi permukaan tanah yang tercemar Cs-137.

Paparan di permukaan tanah yang tercemar Cs-137 ini awalnya menunjuk pada angka 200, kini sudah berada di angka 5-7. Lalu, di got atau saluran air perumahan yang berdekatan dengan lokasi tercemar awalnya 0.7, kini menunjukkan angka 0.12.

Sementara, di pagar luar yang menghadap Jalan Raya Serpong berdekatan dengan lokasi tercemar, menunjuk angka 0.7 kini menjadi 0.07. Kemudian di rumah dekat lokasi tercemar dan juga kafe, angka awalnya 0.05 hingga 0.07, kini menjadi 0.04 hingga 0.06.

6 dari 6 halaman

Periksa 7 Orang Saksi

Polisi kini telah membentuk tim khusus untuk  menyelidiki kasus tercemarnya tanah kosong oleh radioaktif di Perumahan Batan Indah. Mereka bertugas untuk menelusuri oknum pembuang limbah radioaktif di lahan tersebut.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Argo Yuwono mengatakan, hingga kini pihaknya masih melakukan investigasi untuk mengungkap kasus pembuangan limbah radioaktif tersebut.

Sampai saat ini, tim kepolisian tersebut sudah mengambil keterangan saksi sebanyak 7 orang dari berbagai instansi.

Menurut Argo, saksi-saksi yang diperiksa merupakan warga di sekitar lokasi terdampak limbah radioaktif, termasuk penjaga keamanan dan pengurus di kompleks Perumahan Batan Indah.

"Semua kita mintai keterangan," katanya.

Namun, menurut Argo, belum ada perkembangan signifikan dalam penyelidikan kasus tersebut. Dia mengaku pihaknya membutuhkan waktu guna mengungkap kasus penemuan limbah radioaktif di permukiman warga Batan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.