Sukses

Fraksi PKS Bela Anggotanya yang Usul Ekspor Ganja

Menurutnya, ganja yang menjadi barang ekspor adalah yang sudah diolah menjadi obat.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI, Mulyanto membela rekannya, anggota Komisi VI DPR Rafli yang mengusulkan ganja menjadi komoditas ekspor saat rapat dengan Menteri Perdagangan.

Menurut Mulyanto, dasar pemikiran usulan ekspor ganja adalah untuk menyelematkan generasi muda dari bahaya narkoba.

"Dasar pemikiranya adalah untuk selamatkan generasi muda dari bahaya narkoba," ujar Mulyanto kepada wartawan, Jumat (31/1/2020).

Mulyanto mengatakan, PKS bersikap mendukung bandar narkoba harus ditembak mati.

Sementara, ganja yang dimaksud untuk diekspor dikontrol dan dikelola untuk kepentingan medis semata. Aceh yang dikenal banyak membudidayakan ganja, sebaiknya mengekspor itu ke luar negeri.

"Aceh yang menghasilkan produk lokal ganja sabaiknya diekspor ke luar negeri untuk kepentingan medis dan dikelola dan diawasi oleh pemerintah," kata Mulyanto.

Dia mengatakan, ganja yang menjadi barang ekspor adalah yang sudah diolah menjadi obat. Selain itu, Mulyanto bilang harus dikelola dan di bawah pengawasan pemerintah.

"Jadi maksudnya adalah ganja sebagai bahan baku/sudah diolah menjadi obat, semacam valium, rohipnol dan lain-lain yang masuk obat daftar G. Bukan ganja mentah yang dapat diselewengkan," tuturnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Usul Ekspor Ganja

Diberitakan, anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fraksi PKS, Rafli, mengusulkan ganja menjadi komoditas ekspor Indonesia. Menurutnya, stigma ganja berbahaya hanyalah konspirasi global.

Dia mengatakan ganja dapat memenuhi kebutuhan farmasi. Apalagi ganja ini tumbuhan yang mudah ditanam dan tumbuh di Aceh.

"Jadi ganja ini ini adalah konspirasi global dibuat ganja nomor satu bahayanya. Narkotika yang lain dibuat nomor sekian-sekian padahal yang paling sewot dan gila sekarang masuk penjara itu bukan orang ganja. Orang yang pakai sabu bunuh neneknya pakai ekstasi segala macam," kata Rafli saat rapat di Komisi VI DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (30/1/2020).

Dia menyarankan Aceh sebagai pusat budidaya ganja. Dia pun sudah memetakan daerah yang bagus untuk budidaya ganja.

"Jadi pak, ganja ini bagaimana kita jadikan komoditas yang ekspor yang bagus. Jadi kita buat lokasinya. Saya bisa kasih nanti daerahnya di mana," kata Rafli.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.