Sukses

Anak dan Menantu Jokowi Maju di Pilkada, BIN Tegaskan Tak Ikut Campur

Wawan menepis adanya anggapan permainan intel yang akan mendukung Gibran Rakabming dan Bobby Nasution dalam pemenangan di masing-masing daerah pemilihannya.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Komunikasi dan Informasi Badan Intelijen Negara  (BIN), Wawan Purwanto, mengatakan belum menemukan potensi kerawanan menjelang Pilkada 2020 di Solo dan Medan. Meski diketahui di dua titik tersebut, bercokol anak dan menantu Presiden Jokowi yang dipastikan maju sebagai calon walikota.

"Semuanya bergulir saja, semuanya bertarung, tergantung elektabilitasnya," kata Wawan usai sesi diskusi di Kantor RRI, Jakarta Pusat, Kamis (19/12/2019).

Wawan pun menepis adanya anggapan permainan intel yang akan mendukung Gibran Rakabming dan Bobby Nasution dalam pemenangan di masing-masing daerah pemilihannya.

Seperti diketahui Gibran Rakabuming, putra sulung Presiden Jokowi akan maju sebagai bakal calon walikota Solo dan Bobby Nasution akan maju sebagai bakal calon walikota Medan.

"Kita kan objektif, data selalu objektif, intelijen itu kan bekerja untuk negara, namanya saja badan intelijen negara, bukan untuk kepentingan partisan," tegas dia.

Wawan mengaku bahwa tugas-tugas BIN terus mendapat pengawasan pihak terkait, seperti DPR di Komisi I, inspektor, BPK, dan BPKP. Sehingga bila BIN ada 'main' untuk pemenangan calon-calon terkait, kinerjanya pasti diminta pertanggung jawaban.

"Kalau jadi penyelewengan pasti ditanya, semua tentu ada pengawasannya," Wawan menandasi.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bantah Politik Dinasti

Politikus PDIP Trimedya Panjaitan membantah anggapan majunya putra dan menantu Presiden Joko Widodo atau Jokowi yakni Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution di Pilkada 2020 sebagai dinasti politik. Sebab, itu merupakan hak politik setiap warga negara Indonesia.

"Itu kan hak asasi tiap orang, kalau dia merasa cocok, dia maju, masa dia anak presiden, anak ini enggak boleh. Yang penting dia akan diuji rakyat milih dia enggak," ujar Trimedya saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (18/12/2019).

Menurut Trimedya, anak presiden bukan jaminan bisa mulus memenangkan Pilkada. Sebab siapapun yang maju di pesta demokrasi lima tahunan itu akan ditentukan oleh pilihan rakyat. Dia pun mencontohkan gagalnya putra Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Kalau pun bapaknya presiden rakyat enggak memilih kan bisa juga, dan itu pun terjadi pada anaknya Pak SBY, Pak AHY di-endorse sama orangnya juga dengan semangat ternyata rakyat tidak memiliki," katanya.

Anggota Komisi III DPR itu menuturkan, proses Pilkada 2020 harus dijaga bersama agar tidak ada kecurangan. "Jangan sampai dalam proses pemilihan ada galang kekuatan itu, untuk memenangkan itu harus dikontrol oleh rakyat," kata Trimedya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.