Sukses

Mengenang Afridza Munandar, Pembalap Asia Talent Cup yang Ingin Buat Kafe

Detik-detik kecelakaan yang dialami Afridza Munandar sempat disaksikan keluarga besarnya di Tasikmalaya yang sempat menonton bareng bersama lewat layar kaca.

Liputan6.com, Jakarta - Jenazah pembalap motor Afridza Munandar telah dimakamkan di kota asalnya Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin malam kemarin, 4 November 2019.

Iring-iringan sepeda motor dari sejumlah klub dan polisi yang jumlahnya ribuan mengawal perjalanan jenazah Afridza sampai rumah duka di Perumahan Tamansari Indah, Kelurahan Karsamenak, Kawalu, Tasikmalaya. Tangis keluarga pecah ketika jenazah Afridza tiba di rumah duka. Doa dan tahlil pun terus berkumandang dari ribuan pelayat.

Seperti diketahui Afridza Munandar merupakan pembalap motor Indonesia yang meninggal dunia dalam ajang balapan Asia Talent Cup 2019 di Sirkuit Sepang, Malaysia. Pria berumur 20 tahun itu mengembuskan napas terakhir di rumah sakit Kuala Lumpur. Afridza mengalami crash di tikungan kesepuluh pada lap pertama.

Detik-detik kecelakaan yang dialami pembalap muda ini sempat disaksikan keluarga besarnya di Tasikmalaya yang sempat menonton bareng bersama lewat layar kaca, Sabtu sore, 2 November 2019.

"Saat balapan dimulai, seluruhnya langsung fokus menonton televisi. Tetapi belum sampai 3/4 putaran sudah ada bendera merah karena ada crash di tikungan. Namun, saat itu kan kamera masih fokus pada rombongan balapan," ujar Rally Topasandi (38), paman Afridza, Minggu, 3 November 2019.

Meski sedih, keluarga mengaku ikhlas. Di mata mereka, Afridza adalah pemuda hebat yang telah berjuang mengharumkan nama Indonesia di mata dunia dengan kemampuannya dalam memacu si kuda besi.

Berikut sederet kenangan keluarga dan para sahabat atas kepergian Afridza Munandar:

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Ingin Buat Kafe

Keluarga menyebut Afridza memiliki keinginan sebelum meninggal dunia, yakni membuat kafe. Irwan Munandar, ayahanda Afridza mengatakan tujuan anaknya membuat kafe agar menjadi titik kumpul bagi teman-temannya.

"Kita akan meneruskan keinginan Afridza dengan membuka kafe dan juga sekaligus museum yang memerlihatkan barang-barang milik Afridza. Kita ingin merealisasikan kemauannya," ujarnya.

Afridza merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Irwan Munandar dan Ersa Maya Sriwenda. Selain Afridza, Irwan mengaku salah satu anaknya juga menunjukan bakatnya dalam balap motor.

Namun, Irwan menuturkan istrinya melarang anak-anaknya untuk kembali balap motor karena trauma atas kejadian yang menimpa Afridza.

3 dari 5 halaman

Sosok yang Sopan dan Saleh

Sementara itu, Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Jawa Barat, Hadi Fahrul, mengenal almarhum sebagai pebalap yang sopan dan saleh. Dia menyebut Afridza tidak pernah ketinggalan melaksanakan kewajiban salat lima waktu.

"Almarhum juga merupakan sosok yang tekun dan selalu giat berlatih. Tak semua orang mampu berlaku seperti Afridzal, di mana ia hampir berlatih dan balapan setiap hari. Almarhum sudah seperti anak saya sendiri, kita begitu dekat, terus komunikasi. Saya jujur sangat terpukul, tapi ini rencana Allah," ucap Hadi.

Sebagai bentuk penghormatan terakhir, IMI Jabar melakukan iring-iringan mengawal ambulans yang membawa Afridza sejak keluar dari pintu tol Cileunyi hingga rumah duka di Kota Tasikmalaya.

"Bukan hanya IMI yang merasa kehilangan. Lebih dari itu, seluruh masyarakat Jabar dan Indonesia ikut berduka atas kepergian Afridza," tuturnya.

4 dari 5 halaman

Afridza di Mata Sahabat

Salah satu sahabat Afridza yang juga bergelut di dunia balap motor, Anggi Purnama Putra (30), mengaku sangat kehilangan sosok almarhum. Di matanya, Afridza merupakan sosok pebalap yang tekun dan giat berlatih.

Anggi mengaku sempat berbicang dan latihan bareng dengan Afridza pada Minggu (27/10). "Saat itu almarhum sempat ngajak saya ke Gunung Galunggung menggunakan sepeda untuk latihan fisik, tapi tidak jadi," kenangnya.

Selain tekun dan rajin berlatih, Anggi menyebut Afridza selalu berperilaku baik dan santun baik kepada senior juga juniornya. Tidak jarang Afridza juga berbagi pengalamannya di lintasan balapan motor.

Juara dunia MotoGP 2019, Marc Marquez juga mengenang pertemuannya dengan mendiang Afridza Munandar.

Marc Marquez menyebut Afridza Munandar sebagai pembalap yang berbakat dan punya masa depan cerah. Pembalap berjulukan The Baby Aliens ini baru memecahkan rekor poin Jorge Lorenzo dalam satu musim balap MotoGP usai finis kedua di seri Malaysia.

"Dengan semua sukacita ini, kita tidak boleh melupakan berita sedih. Kita kehilangan Afridza Munandar pada Sabtu lalu, seorang pembalap muda dan berbakat dari Indonesia," kata Marc Marquez seusai balapan MotoGP Malaysia 2019, Minggu, 3 November 2019 seperti dilansir Speedweek.

"Saya mengenal dia dari pertemuan terakhir saat kami menghabiskan waktu bersama. Sekarang semua orang telah menyadari bagaimana risiko kami hadapi di lintasan," tutur pembalap asal Spanyol ini.

5 dari 5 halaman

Sederet Prestasi

Sosok Afridza Munandar juga dikenang sebagai pemuda yang memiliki banyak prestasi. Dia bahkan kerap mengharumkan nama Indonesia di kancah Idemitsu Asia Talent Cup (IATC). Musim ini, pembalap berusia 20 tahun itu bahkan disebut-sebut berpeluang merebut gelar juara jika mampu tampil gemilang di Sepang.

Afridza terhitung telah mengoleksi tujuh podium, yang tiga di antaranya merupakan kemenangan. Sementara, sisanya adalah dua kali finis pada urutan kedua dan ketiga.

Menjelang pekan balap di Sepang, Afridza duduk di peringkat ketiga pada klasemen pembalap dengan 142 poin, tertinggal 27 poin saja dari rider asal Jepang, Takuma Matsuyama yang ada di puncak.

Rider yang juga lulusan Astra Honda Racing School (AHRS) ini juga pernah turun di ajang balap ketahanan motor, Suzuka 4 Hours, di Jepang pada Juli lalu.

Pada ajang balap motor di dalam negeri, Afridza merupakan salah satu rider yang paling mencolok dalam Kejuaraan Nasional Oneprix Indonesia Motoprix 2019 dengan membela Astra Motor Racing Team (ART) Yogyakarta.

Pada klasemen pembalap Oneprix, dia berada di puncak klasemen pembalap dengan 107 poin, dengan dua kemenangan yang ia raih masing-masing di Tasikmalaya dan Sentul.

 

Reporter: Mochammad Iqbal

Sumber: Merdeka.com 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.