Sukses

4 Langkah Gubernur Khofifah Meredam Dampak Kerusuhan Manokwari

Gubernur Khofifah berinisiatif meminta maaf kepada masyarakat Papua menyusul kerusuhan di Manokwari dan gelombang demonstrasi di Jayapura.

Liputan6.com, Jakarta - Peristiwa yang melibatkan mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya, Jawa Timur, pada 16 Agustus 2019 diduga menjadi pemicu kerusuhan di Manokwari, Papua Barat, dan gelombang demonstrasi di Jayapura, Papua. Aksi blokade jalan, perusakan sejumlah fasilitas, bahkan tindakan yang cenderung ke arah anarkistis sempat mewarnai Indonesia bagian timur itu.

Saat kerusuhan Manokwari terjadi, sejumlah elemen masyarakat, baik dari unsur aparat, pemerintah, dan tokoh adat setempat mencoba menenangkan massa yang marah. Sejumlah pesan damai pun disampaikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi kepada pace dan mace di Papua.

"Saudara-saudaraku, pace, mace, mama-mama di Papua dan Papua Barat, saya tahu ada ketersingungan. Oleh sebab itu, sebagai saudara sebangsa dan se-Tanah Air yang paling baik adalah saling memaafkan. Emosi itu boleh, tetapi memaafkan itu lebih baik," ungkap Jokowi.

Situasi di Papua kini mulai kondusif. Meski begitu, aktivitas warga belum terlihat normal. Hingga Selasa, 20 Agustus 2019, jalan-jalan di kota Papua yang biasanya ramai, masih lengang. Warga belum berani keluar rumah lantaran takut aksi serupa kembali terjadi.

Selain Jokowi, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga ikut meredam konflik tersebut. Dia merasa ikut bertanggung jawab lantaran kerusuhan di Manokwari diduga dipicu dua insiden di wilayahnya.

Lantas, apa saja langkah Khofifah meredam kerusuhan di Manokwari dan gelombang demonstrasi di sejumlah kota di Papua dan Papua Barat?

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Minta Maaf

Menyusul peristiwa kerusuhan di Manokwari, Papua Barat, yang diduga dipicu peristiwa di Malang dan Surabaya, Gubernur Khofifah meminta maaf kepada warga Papua.

Menurut dia, ada informasi yang terkonfirmasi dari sejumlah elemen masyarakat, yang kemudian menimbulkan sensitivitas adalah ada kalimat-kalimat yang kurang sepantasnya terucap.

Khofifah menegaskan, kelompok yang menyerang mahasiswa Papua bersifat personal dan tidak mewakili masyarakat Jawa Timur.

"Saya ingin menyampaikan bahwa itu sifatnya personal, itu tidak mewakili suara masyarakat Jawa Timur," tutur Khofifah, Senin (19/8/2019).

"Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan permohonan maaf atas nama masyarakat Jawa Timur. Sekali lagi itu tidak mewakili masyarakat Jawa Timur," Khofifah menambahkan.

 

3 dari 5 halaman

2. Bangun Hubungan Harmonis Jatim dan Papua

Saat tengah memimpin apel di Kantor Gubernur di Jalan Pahlawan, Surabaya, Khofifah juga mengajak para pegawai di internal Pemprov Jawa Timur membangun konsolidasi.

"Konsolidasi yang final dan komprehensif, ayo kita sampaikan kepada dunia bahwa siapa pun yang hidup di Jawa Timur harus mendapat perlindungan yang baik," tutur dia.

Selain itu, Khofifah juga menyamapikan pentingnya komunikasi dibangun. Tidak hanya secara formal, tapi juga bisa dilakukan dari hati ke hati. Hal ini terkait konteks komunikasi dengan mahasiswa Papua di Jawa Timur.

"Komunikasi itu tidak harus dibangun secara formal. Saya rasa kita bisa membangun dari hati ke hati,supaya kita nyambung. Kalau saya disuruh menyanyi lagu Papua, saya juga hafal," ujar dia, Senin (19/8/2019), seperti melansir suarasurabaya.net.

"Saya sampaikan kepada anak-anak saya mahasiswa Papua yang tinggal di Jawa Timur bukan hanya di Surabaya, di Malang dan beberapa tempat lain, mari bersama-sama membangun hubungan harmonis," kata dia.

Secara pribadi maupun secara konstitusi, Khofifah juga berupaya menyapa komunitas mahasiswa Papua dalam berbagai kesempatan dan pertemuan. Salah satunya saat deklarasi kampanye damai.

 

4 dari 5 halaman

3. Siap Datang ke Papua

Kepada Liputan6.com, Khofifah juga menyatakan kesiapan dirinya untuk datang langsung ke Papua memberi penjelasan langsung kepada masyarakat terkait peristiwa yang terjadi di Surabaya dan Malang.

"Saya siap dengan sukacita ke Papua. Ikut arahan Pak Mendagri," ucap Khofifah, Selasa, 20 Agustus kemarin.

Pada hari itu dirinya mengatakan akan berkoordinasi dengan Gubernur Papua Lukas Enembe, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan, dan Pelaksana Tugas Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri, Akmal Malik, di Surabaya.

"Pertemuan dengan Gubernur Papua dan Papua Barat akan diatur Mendagri (Kemendagri) Plt. Dirjen Otda jam 13.00 akan ke Grahadi (Gedung Grahadi Surabaya). Jam 16.00 Pak Lenis juga ke Grahadi," kata Khofifah.

5 dari 5 halaman

4. Jamin Keamanan Mahasiswa Papua

Terkait adanya dugaan tindakan pengepungan serta kekerasan terhadap mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjamin keamanan para mahasiswa yang tengah menempuh pendidikan di kotanya.

Dia berharap mahasiswa Papua di Jawa Timur tetap melanjutkan studinya.

"Saya berharap bahwa mereka tetap bisa melanjutkan studinya dengan baik," tutur Khofifah, Senin, 19 Agustus 2019.

Dia juga meminta maaf atas insiden mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang hingga berbuntut panjang. Bahkan, memicu pergerakan massa dan kerusuhan di Jayapura dan Manokwari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.