Sukses

Didi Sudiana Paparkan 6 Karakter Kepemimpinan yang Ideal di Era Milenial

Sekretaris Ditjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri, Didi Sudiana menyebutkan terdapat enam karakter kepemimpinan di era millennial.

Liputan6.com, Jakarta Badan Pendidikan Dan Pelatihan Kementerian Pertahanan mengadakan seminar akhir Kursus Kepemimpinan dan Manajemen Pertahanan Angkatan XIV TA 2019. Pada kesempatan ini, Sekretaris Ditjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri, Didi Sudiana, SE, MM hadir sebagai keynote speaker dan memberikan materi kepada para peserta diklat kursus kepemimpinan dengan membawakan tema “Kepemimpinan Nasional dalam Mewujudkan Indonesia Sejahtera”

Dalam paparannya, Didi Sudiana menyebutkan bahwa dalam amanat pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, alinea keempat tercantum tujuan kita bernegara yaitu “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.”

“Saat ini di hadapan kita telah berjalan era revolusi industri 4.0 dimana kondisi bangsa kita berdasarkan hasil riset Wearesosial Hootsuite yang dirilis Januari 2019 Pengguna media sosial di Indonesia mencapai 150 juta atau sebesar 56% dari total populasi. Pengguna media sosial mobile (gadget) mencapai 130 juta atau sekitar 48% dari populasi”. ujar Didi.

“Besarnya populasi, pesatnya pertumbuhan pengguna internet dan telepon merupakan potensi bagi ekonomi digital nasional. Bila kondisi dimaksud tidak dibarengi dengan perkembangan sistem pemerintahan dan ketahanan bangsa hal tersebut menjadi titik balik sebuah kelemahan bangsa. Kita masih beruntung bangsa Indonesia memiliki Pancasila dimana bisa kita jadikan nilai nilai ketahanan bangsa dalam menghadapi era digital," ucap Didi.

Didi menjelaskan, bahwa Kondisi aktual dan faktual yang terjadi di Negara kita saat ini bisa kita lihat ada enam lingkungan strategis nasional yang harus sama sama kita jaga yaitu :

1. Ancaman ideologi;

2. Stabilitas politik;

3. Ketahanan ekonomi;

4. Ancaman sosial seperti narkoba;

5. Ancaman budaya; dan

6. Ancaman hankam.

Keenam lingkungan strategis ini bisa kita jaga hanya dengan sistem pemerintahan yang baik, sistem pertahanan yang baik dan kepemimpinan yang baik.

Menurut para ahli konsep Pemimpin berasal dari kata asing leader dan kepemimpinan leadership, Kartono mengatakan bahwa pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki superioritas tertentu, sehingga dia memiliki kewibawaan dan kekuasaan untuk menggerakkan orang lain melakukan usaha bersama guna mencapai sasaran tertentu.

“Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung pada perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan. Gaya atau perilaku kepemimpinan tampak dari cara melakukan pengambilan keputusan, cara memerintah (instruksi), cara memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara mendorong semangat bawahan, cara membimbing dan mengarahkan, cara menegakkan disiplin, cara memimpin rapat, cara menegur dan memberikan sanksi. Dalam menjalankan fungsi kepemimpinan kita harus tau empat hal fungsi manajemen pertama planning atau perencanaan, kedua Organizing, ketiga Actuating atau pelaksanaan dan yang terakhir Controlling sebagai bentuk pengawasan dari seorang pemimpin untuk menjaga pelaksanaan visi terarah dan pada pencapaian misi sesuai dengan yang kita harapkan," pungkas Didi.

 

Pada kesempatan tersebut, Pensiunan Jenderal bintang satu ini juga memaparkan enam karakter kepemimpinan di era millennial:

Digital Mindset

Pemimpin di era milenial harus bisa memanfaatkan kemajuan teknologi ini untuk menghadirkan proses kerja yang efisien dan efektif di lingkungan kerjanya Misalnya dengan mengadakan rapat via WA atau Video Conference, mengganti surat undangan tertulis dengan undangan via email ataupun Telegram

Observer dan Active Listener

Pemimpin di era milenial harus bisa menjadi observer dan pendengar aktif yang baik bagi anggota timnya

Agile

Pemimpin yang agile dapat digambarkan sebagai pemimpin yang cerdas melihat peluang, cepat dalam beradaptasi, dan lincah dalam memfasilitasi perubahan

Inclusive

Pemimpin yang inclusive diharapkan dapat menghargai setiap pemikiran yang ada dan menggunakannya untuk mencapai tujuan organisasi

Brave to be Different

Pemimpin harus berani berbeda, baik dari cara berpikir, kebijakan, maupun penampilannya.

“Saya memiliki sebuah keyakinan bila antara teori kepemimpinan dan praktek di lapangan bisa kita gabungkan menjadi sebuah tindakan, maka kita bisa disebut sebagai pemimpin jaman now yang bisa menjawab tantangan dan menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia” tutup Didi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini