Sukses

Infrastruktur Cihuy ala Pemerintah

Pembangunan infrastruktur digenjot demi pertumbuhan ekonomi

Liputan6.com, Jakarta Sektor infrastruktur menjadi salah satu fokus utama di era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan konektivitas dan merangsang pertumbuhan ekonomi di pelbagai wilayah tanah air.

Simak videonya di sini

Presiden Jokowi menekankan bahwa program pembangunan infrastruktur merupakan bagian dari implementasi mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat. Jadi, pembangunan tidak lagi terfokus di Jawa saja, melainkan di seluruh daerah di Indonesia.

"Dalam lima tahun ini kita dalam proses berjalan membangun sebuah fondasi sebagai syarat pertumbuhan ekonomi yang baik dan berkualitas, yaitu pembangunan infrastruktur. Hampir tiap hari saya berada di lapangan untuk memastikan setiap proyek dan pembangunan itu berjalan," ujar Presiden Jokowi saat menyampaikan sambutannya di acara Deklarasi Pengusaha Pekerja Pro Jokowi (Kerjo) di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (21/3/2019).

 

Salah satu yang dikebut oleh pemerintahan Kabinet Kerja yang dipimpin Jokowi, adalah pembangunan infastruktur berupa jalan dan jembatan. Hal itu untuk menghubungkan antara satu daerah dengan daerah lain. Dengan konektivitas antardaerah, diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi. Selain itu juga untuk memudahkan mobilitas manusia dan barang, serta membuat harga bahan pokok semakin terjangkau.

Total jalan nasional yang dibangun pada 2015 hingga 2018, mencapai 3.387 kilometer (km). Pembangunan jalan nasional akan berlanjut hingga tahun 2019, dengan penambahan 732 kilometer. Sehingga, total jalan nasional yang terbangun selama pemerintahan Jokowi (2014-2019) mencapai 4.119 kilometer.

Di sisi lainnya pemerintah juga telah membangun jalan tol sepanjang 782 kilometer dalam kurun empat (4) tahun terakhir. Pembangunan terus berlanjut hingga saat ini, dengan target pembangunan sepanjang 1.070 kilometer pada 2019. Sementara itu total pembangunan jalan tol di masa pemerintahan Jokowi, tercatat mencapai 1.852 kilometer.

Adapun jembatan yang telah terbangun pada periode 2015 hingga 2018, mencapai 41.063 meter. Jumlah tersebut akan ditambah 10.029 meter pada tahun ini. Jokowi juga berkomitmen untuk membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Salah satunya, dengan membangun jembatan gantung di daerah-daerah terpencil. Pada 2015-2018, pemerintah telah membangun 164 unit jembatan gantung dan ditargetkan akan menjadi sebanyak 330 pada akhir 2019.

Dalam laporannya Global Competitiveness Index 2018, World Economic Forum (WEF) mencatat Indonesia menempati ranking ke-71 dari 140 negara, dalam penilaian indeks daya saing infrastruktur. Dengan ranking tengah tersebut, Indonesia mendapatkan skor 66,8 dari skala 0-100.

"Memang membangun (pembangunan infrastruktur) pasti ada pahitnya, pasti ada sakitnya. Tapi inilah (infrastruktur) obat bagi ekonomi ke depan kita. Bapak ibu saudara harus meyakini itu bahwa infrastruktur itu mutlak sebagai syarat fondasi untuk pertumbuhan ekonomi di mana pun. Dalam rangka daya saing, dalam rangka competitiveness kita," kata Jokowi. Tak hanya itu, Jokowi menyampaikan, infrastruktur juga dibutuhkan untuk pemerataan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (adv)

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.