Sukses

Pelesir ke Wilayah Tradisional Jepang di Uchiko Ehime

Uchiko merupakan sebagai daerah yang melestarikan dan mempertahankan bangunan bersejarah.

Liputan6.com, Jakarta - Pelesir ke Prefektur Ehime, Jepang jangan lupa menyambangi kawasan bernama Uchiko. Terletak di bagian barat daya Prefektur Ehime, kawasan ini merupakan wilayah yang masih mempertahankan bangunan bersejarah Jepang.

Pada periode Edo (1603–1867) dan periode Meiji (1868–1912), Uchiko merupakan pusat produksi lilin di Jepang.

Liputan6.com saat mengikuti media trip bersama dengan Japan Airlines dan Japan National Tourism Organization (JNTO) menyambangi Uchiko beberapa waktu lalu. Kami memasuki jalanan yang diapit rumah bergaya tradisional Jepang.

Sebagian rumah di kawasan ini, memiliki dinding kayu bagian depan yang bisa dibuka dan menjadi kursi. Sedangkan dinding rumah terbuat dari tanah liat yang disebut Okabe.

Tampilan dinding kayu di depan rumah bergaya tradisional di Uchiko, Prefektur Ehime, Jepang yang bisa dijadikan kursi. (Liputan6.com/ Mevi Linawati)

Sementara, di hampir setiap rumah, ada pengait dari besi. Pemandu tur kami, Yamamoto mengatakan, pengait dari besi bertujuan untuk mempermudah saat perbaikan.

Rumah bergaya tradisional di Uchiko, Prefektur Ehime, Jepang. (Liputan6.com/ Mevi Linawati)

Museum Lilin Jepang dan Kediaman Kamihaga

Di kawasan Uchiko ini, wisatawan bisa menyambangi Museum Lilin Jepang dan Kediaman Kamihaga (Japanese Wax Museum and Kamihaga Residence). Keluarga Kamihaga merupakan pembuat lilin dan mengekspornya ke Amerika Serikat dan Eropa. Keluarga inipun kaya raya pada masanya.

Sesuai namanya, museum tersebut merupakan kediaman dari keluarga Kamihaga. Dibuka pukul 09.00-16.30, wisatawan bisa membayar sekitar 500 yen bagi orang dewasa dan 250 yen untuk anak-anak. Rumah Kamihaga ini menjadi aset budaya nasional Jepang.

Museum lilin Jepang dan kediaman Kamihaga (Liputan6.com/ Mevi Linawati)

Di museum, pengunjung bisa melihat potongan tembok tanah liat untuk dinding rumah masa Edo dan Meiji. Pengunjung juga bisa melihat pilar pilar kayu yang menopang rumah.

Lebar pilar rumah bisa mencapai 40 cm dan tinggi 6 meter. Rata-rata pilar rumah terbuat dari pohon pinus.

Peralatan dapur di kediaman Kamihaga (Liputan6.com/ Mevi Linawati)

Pengunjung juga bisa melihat lihat ruangan seperti kamar tidur dengan penghangat tradisional, kamar mandi, dapur, dan ruangan lain.

Tak hanya itu, pengunjung bisa melihat diorama yang menjelaskan tahap tahap pembuatan lilin, alat-alat yang dipakai, proses pengeksporan lilin, hingga proses lobi membahas industri lilin.

Museum lilin Jepang dan kediaman Kamihaga (Liputan6.com/ Mevi Linawati)

Di museum, pengunjung bisa melihat tananam buah beri yang menjadi bahan dasar lilin, lilin batangan, hingga barang barang yang memakai bahan baku lilin seperti crayon dan kosmetik.

Selain itu, di dalam museum terdapat alat-alat yang digunakan untuk membuat lilin.

Museum lilin Jepang dan kediaman Kamihaga (Liputan6.com/ Mevi Linawati)

Produksi lilin di Uchiko mencapai puncak keemasan selama periode Meiji (1868-1912) dan berlanjut hingga periode Taisho (1912-1926). Kala itu, ada 23 pedagang besar lilin di Uchiko.

Diperkirakan, 30 persen produksi lilin di Jepang berasal dari Uchiko. Namun, karena adanya pengganti penerangan lebih murah dan listrik mulai masuk, bisnis lilin mulai ditinggalkan sampai pada 1924. Sekarang, kediaman Kamihaga hanya tersisa fasilitas produksi lilin.

Museum of Commercial and Domestic Life

Gambaran sehari hari masyarakat era Meiji (1868-1912) di Museum of commercial and domestic life. (Liputan6.com/ Mevi Linawati)

Puas mengelilingi Museum Lilin Jepang dan Kediaman Kamihaga, pengunjung bisa menyambangi Museum of Commercial and Domestic Life yang juga berada di kawasan Uchiko.

Gambaran kehidupan sehari hari masyarakat Jepang saat era Meiji (Liputan6.com/ Mevi Linawati)

Bangunan ini merupakan tempat farmasi Sano dari era Meiji (1868-1912). Museum ini buka pukul 09.00-16.30. Untuk masuk dikenai tarif 200 yen untuk dewasa dan 100 yen untuk anak-anak.

Gambaran kehidupan sehari hari masyarakat Jepang saat era Meiji (Liputan6.com/ Mevi Linawati)

Di museum ini, pengunjung bisa melihat kehidupan sehari-hari masyarakat pada era itu, lewat manekin seperti saat sedang sarapan. Selain itu, juga bisa melihat kondisi dapur, gudang, hingga bagian toko farmasi.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Teater

Teater Uchiko-za merupakan tempat yang harus disambangi bila Anda sedang berada di Kota Tua Uchiko. Ketika sedang tidak ada pertunjukan, pengunjung dapat melihat interior dan melihat lihat bagian belakang panggung.

Teater yang terbuat dari kayu ini dibangun atas dasar kecintaan masyarakat yang memuja seni dan hiburan pada era kemakmuran di kawasan tersebut karena adanya produksi lilin, sutra mentah, dan lainnya. Saat pertanian sedang sepi, berbagai acara ditampilkan di teater ini seperti Kabuki, Bunraku, dan Rakugo.

Teater Uchiko tampak luar (Liputan6.com/ Mevi Linawati)

Teater Uchiko-za ini dibangun pada 1916 yang bertujuan untuk merayakan penobatan Kaisar Taisho. Kapasitas kursi di teater ini bisa mencapai 650.

Struktur utama bangunan terbuat dari kayu. Pada tahun 1970, teater ini terancam dihancurkan karena bangunannya yang lapuk hingga akhirnya dipulihkan.

3 dari 3 halaman

Penduduk Uchiko Masa Kini

Di kawasan Uchiko, masih bisa ditemui toko yang memproduksi dan menjual lilin tradisional. Pembeli bisa melihat langsung proses pembuatan lilin dari balik kaca.

Keluarga Omori yang memiliki toko tersebut mengklaim, kerajinan lilin dari tanaman yang dibuatnya itu, sejak jaman Edo (1603-1867). Sekarang pembuatnya adalah Omor Taro yang merupakan generasi ke-6.

Penjual lilin tradisional Jepang di Uchiko (Liputan6.com/ Mevi Linawati)

Keluarga ini mengaku, dalam satu hari bisa membuat 50 batang lilin ukuran sedang. Sedangkan ukuran kecil bisa membuat 200 batang per hari. Lilin ukuran sedang bisa bertahan sampai 2,5 jam.

Penjual lilin tradisional Jepang di Uchiko (Liputan6.com/ Mevi Linawati)

Sementara itu, Yuzo Yoshino dari International Affairs Division Economic and Labor Departmen Ehime Prefectural Goverment menjelaskan, masyarakat di Uchiko sekarang ini, sudah tidak memproduksi lilin lagi.

Jalanan di kawasan Uchiko (Liputan6.com/ Mevi Linawati)

Rata-rata dari mereka, berdagang dengan membuka toko di depan rumah, petani atau bekerja di tempat lain. 

"Kebanyakan warga yang tinggal di Uchiko bekerja sebagai petani," kata dia. Tempat ini, imbuh dia, dibuka untuk umum pada 20 atau 30 tahun lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.