Sukses

Sandiaga: Pemerintah Harus Tegas Atasi Kasus Pembantaian Pekerja di Papua

Sandi berjanji apabila terpilih akan menghadirkan pemerintahan yang tegas terhadap pemberontak di Papua.

Liputan6.com, Jakarta - Calon wakil presiden Sandiaga Uno mengatakan, penyebab adanya pembantaian 19 pekerja proyek Trans Papua oleh Kelompok Kiminal Bersenjata (KKB) karena pemerintah tidak tegas dan kuat dalam menindak KKB.

Menurut Sandi, kasus pembantaian oleh KKB sudah lama menjadi kekhawatiran Capres Prabowo Subianto.

"Ini selalu jadi pemikiran dan kekhawatiran Pak Prabowo, saya sampaikan kalau kita tidak punya pemerintahan yang kuat dan dan pola tegas dan hadir tentunya kebijakan yang memastikan keadilan dan kemakmuran, ya kita akan mengalami konflik-konflik seperti ini," kata Sandaga di kawasan Cipulir, Jakarta Selatan, Sabtu (8/12/2018).

Sandiaga sangat menyayangkan kejadian yang menyebabkan puluhan nyawa melayang di Papua itu. Ia meminta pemerintah mencari akar permasalahannya.

"Papua ini sangat disayangkan, saat kita sedang giat-giatnya membangun kita dihadapkan situasi kekerasan oleh KKB. Ini harus dicari akar permasalahannya," katanya

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tolak Kekerasan

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu pun berjanji apabila terpilih pada Pilpres 2019 mendatang, ia akan menghadirkan pemerintahan yang tegas terhadap pemberontak dan menghadirkan kemakmuran di Papua.

"Kami siap dengan pola pemerintahan yang kuat, tegas dan mengirimkan pesan bahwa kita menolak segala bentuk kekerasan kita akan perangi segala bentuk ancaman integrasi NKRI. Kita yakinkan bahwa dalam keadaan adil makmur Insya Allah akar permasalahan itu akan terselesaikan," tandasnya.

Sebelumnya, Kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) mengaku bertanggungjawab atas peristiwa penyerangan dan pembunuhan satu anggota TNI dan karyawan PT Istaka Karya.

Motif penyerangan karena menganggap pembangunan di Papua sebagai penjajahan. Mereka menyatakan tidak akan menyerah pada TNI-Polri dan pemerintah Indonesia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.