Sukses

Keluarga: Adik Saya Berkebutuhan Khusus Dianiaya bak Binatang

Kejadian bermula saat AAF pergi dari rumah pada Jumat (17/8/2018) pagi. Biasanya, dia pergi tanpa pamit dan pada sore hari pulang kembali ke rumah di Jalan Cempaka Putih Utara.

Liputan6.com, Jakarta - Pria keterbelakangan mental berinisial AAF diduga menjadi korban penganiayaan di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Keluarga sudah melaporkan peristiwa ini kepada pihak kepolisian.

Kakak korban yakni Sari menuturkan, adiknya diduga dipukuli petugas yang menjaga acara di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Usai pemukulan, AAF menderita luka lebam di seluruh wajah, serta luka bekas sundutan rokok di tubuhnya.

"Adik saya habis dianiaya seperti binatang oleh petugas. Wajahnya lebam, sundutan di seluruh tubuh. Bahkan waktu saya ke sana masih ada tembakau," ujar Sari saat ditemui di Polres Jakarta Pusat, Senin (20/8).

Sari menceritakan, kejadian bermula saat AAF pergi dari rumah pada Jumat (17/8/2018) pagi. Biasanya, dia pergi tanpa pamit dan pada sore hari pulang kembali ke rumah di Jalan Cempaka Putih Utara.

Namun, hingga Jumat malam AAF belum juga pulang. Keluarga cemas lalu mencarinya ke sejumlah lokasi. Termasuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Namun, hingga Jumat malam AAF tak ditemukan.

Keesokan harinya keluarga melanjutkan pencarian hingga ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya, Jalan Kembangan Raya, Jakarta Barat. Saat tiba di panti, petugas panti menyatakan bahwa AAF berada bersama mereka. Namun, sebelum AAF dipertemukan dengan keluarga, petugas menanyakan kondisi saat pergi dari rumah.

"Saya kan enggak lagi tinggal di rumah, saya tanyakan ke orang rumah. Badannya bersih kok. Tiba-tiba dikirim ke saya foto badan AAF, saya terkejut badannya habis dipukuli, disundut rokok. Wajahnya bengkak, mata ada darahnya. Dan tangannya habis diborgol," ujar Sari.

Pihak panti menerima AAF dengan kondisi seperti itu dari petugas pengamanan di Lapangan Banteng.

"Saya terkejut. Dia langsung merangkul saya, dia takut," ucap Sari.

Sari menambahkan, dari keterangan AAF, dia dipukuli karena diduga mencuri. Petugas mendapati uang Rp 2,4 juta dari kantong AAF.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Satpol PP Beberkan Kronologi Penganiayaan

Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Yani Wahyu menyatakan, penganiayaan yang menimpa AAF, pria keterbelakangan mental oleh oknum tidak bertanggungjawab terjadi pada Jumat, 17 Agustus 2018, di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.

Dia menyebut, berdasarkan informasi dari jajarannya, penganiayaan tersebut berawal dari AAF yang diteriaki maling dan diamankan pihak penyelenggara acara.

"Ini kan baru informasi awal, saya akan pelajari cek di lapangan saya akan investigasi," kata Yani di Balaikota, Jakarta Pusat, Senin (20/8/2018).

Dia mengaku tidak mengetahui secara gamblang bagaimana proses interogasi di posko keamanan lokasi acara. Hingga akhirnya, Yani menyebut pria tersebut dibawa ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Kedoya, Jakarta Barat oleh Suku Dinas Sosial, Jakarta Pusat.

Namun, berdasarkan keterangan pada surat serah terima, dia menyebut AAF baru diambil oleh Sudin Sosial Jakarta Pusat pada keesokan paginya.

"Yang saya lihat diserah terima baru itu saja informasi yang saya dapat. Dan hari ini saya telusuri terus bagaimana kejadiannya," ucapnya.

Selanjutnya, Yani menegaskan berdasarkan gambar hasil interogasi, yang melakukan tindak kekerasan berupa penganiayaan bukanlah pihak Satpol PP ataupun dari Dinas Sosial (Dinsos).

"Saya katakan tadi itu EO keamanan flona (kegiatan di Lapangan Banteng) itu informasi yang saya dapat dan ini akan saya pastikan hari ini dan akan saya telusuri. Saya akan gandeng POM untuk menyelidiki kejadian ini yang benar, iya benar, yang salah iya salah," jelas Yani.

 

Reporter: Ronald

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan di bawah ini

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.