Sukses

BMKG Minta Waspadai Gelombang Tinggi hingga 5 Agustus

Menurut Dwikora, gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan Indonesia berpotensi masih terjadi hingga 5 Agustus 2018 mendatang.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meminta masyarakat mewaspadai gelombang tinggi di sejumlah perairan di Indonesia.

Peringatan ini menyusul insiden tenggelamnya Kapal Kayu Berkat llahi di Perairan Sape pada Minggu 29 Juli 2018 lalu.

Kapal yang berlayar dari Pelabuhan Waikelo Sumba Nusa Tenggara Timur (NTT) mengangkut 25 penumpang dan 6 orang ABK tersebut diketahui tenggelam di tengah laut setelah menempuh perjalanan tiga jam. Sebelum tenggelam, kapal diduga dihantam gelombang tinggi.

"Masyarakat nelayan dan pelaku kegiatan wisata bahari agar memperhatikan tinggi gelombang laut mencapai 2 meter atau lebih," kata Dwikorita dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Selasa (31/7/2018).

Dwikorita menjelaskan, analisis BMKG, kondisi cuaca dan tinggi gelombang pada saat kejadian pukul 08.00-11.00 WIB, 29 Juli 2018 kecepatan angin 18-27 km/jm (kategori sedang) dari arah Tenggara. Sementara kondisi gelombang tinggi saat kejadian berkisar 3-4 meter.

Menurut Dwikora, gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan Indonesia berpotensi masih terjadi hingga 5 Agustus 2018 mendatang. Masyarakat pun diminta mewaspadai pontensi gelombang tinggi ini.

"Potensi gelombang tinggi dapat mencapai, 4-6 meter yang berpeluang terjadi di Perairan Sabang, Perairan Mentawai, Perairan Bengkulu hingga barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Jawa hingga Pulau Sumba, Selat Bali, Selat Lombok, Selat Alas bagian selatan," terang Dwikora.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dipicu Kecepatan Angin

Berdasarkan hasil analisa BMKG, gelombang tinggi dipicu berbagai hal. Di antaranya kecepatan angin yang tinggi, kemudian adanya Mascarene High di Samudera Hindia (Barat Australia). Mascarene  High itu sendiri merupakan kondisi tekanan tinggi yang bertahan di Samudera Hindia (barat Australia) yang memicu terjadinya gelombang tinggi di Perairan Selatan Indonesia.

"Kondisi ini juga menyebabkan terjadinya swell akibat dari kejadian mascarene high yang menjalar hingga wilayah Perairan Barat Sumatera, dan Selatan Jawa hingga  pulau umba," ucap Dwikorita.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.