Sukses

Prabowo: Harga Telur Saat Ini Tertinggi dalam Sejarah RI

Prabowo menilai Indonesia seharusnya sudah swasembada pangan dan energi.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto angkat suara terkait kondisi harga pangan saat ini, terutama harga telur yang tengah naik. Bahkan Prabowo menyebut harga telur saat ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah.

"Harga telur naik. Bayangkan, harga telur tertinggi selama sejarah Republik Indonesia. Kenapa? Karena komponen impornya masih ada. Karena kita meninggalkan filosofinya pendiri bangsa kita. Pendiri bangsa kita mengatakan berdiri di atas kaki kita sendiri. Kita harus berdiri di atas kaki kita sendiri," ucap Prabowo di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa, 17 Juli 2018.

Menurut dia, Indonesia seharusnya sudah swasembada pangan dan energi. Karena itu, sudah seharunya ekonomi Indonesia mandiri dan tak melakukan impor. Prabowo mengingatkan, bangsa harus ingat dengan perjuangan para pendiri bangsa.

"Harus swasembada pangan dan energi. Itu warisan pendiri bangsa kita. Kita kok merasa sok pintar dan anggap pendiri bangsa kita bodoh? Kita hanya mau manut sama bangsa asing," imbuh dia.

"Bukannya saya ajarkan kita harus benci bangsa asing, kita belajar dari bangsa asing, iya. Bersahabat, iya. Tapi kita enggak boleh dong diam saja kalau kekayaan kita diambil. Nah itu perjuangan saya. Untuk itu , saya senang kalau lebih banyak kawan," tutur Prabowo.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penurunan Produksi

Sebelumnya, pengusaha telur ayam memperkirakan harga telur akan turun dalam waktu dekat. Saat ini, harga telur ayam di tingkat peternak berada di kisaran Rp 21.000 - 22.000 per Kg.

Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Petelur Nasional, Feri mengungkapkan, produksi telur secara nasional mencapai 6.800 ton per hari. Namun saat ini tengah mengalami penurunan sekitar 20 persen.

"Sekarang turun 20 persen, 5 persen - 10 persen karena penyakit, selebihnya karena afkir yang normal jelang Lebaran. Itu kita potong karena karakteristik ayam petelur yang dagingnya keras dan dicari untuk opor, pasti carinya ayam petelur atau ayam kampung. Jadi setiap tahun jelang Lebaran pasti kita afkir," ujar dia di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Senin (16/7).

Dia mengungkapkan, saat Lebaran, biasanya harga telur di tingkat produsen bisa mencapai Rp 25.000 per Kg. Jadi sampai ke tangan konsumen bisa menembus angka Rp 30.000 per kg.

"Itu tergantung kondisi, tapi biasanya tiap jelang Lebaran itu siklusnya. Sekitar Rp 25.000. Itu di on farm. Di konsumen Rp 30.000-an," kata dia.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.