Sukses

Gerindra Tak Takut Jokowi Didukung Banyak Parpol di Pilpres 2019

Sekjen Gerindra Ahmad Muzani menyatakan, sejarah demokrasi Indonesia sangat variatif.

Liputan6.com, Jakarta - Partai Gerindra optimistis memenangkan Pilpres 2019 meski hanya berkoalisi dengan PKS. Sementara, Jokowi sendiri telah mendapatkan dukungan dari PDIP, Golkar, Nasdem, PPP, Hanura, PSI dan Perindo. 

"Gerindra tidak takut. Dan saya kira bukan soal takut atau tidak, karena dalam sejarah demokrasi modern Indonesia ada partai yang begitu besar mengusung koalisi kalah. Ada partai yang begitu minim dalam koalisi menang," ujar Sekjen Gerindra Ahmad Muzani di Hotel Sultan Jakarta, Kamis (5/4/2018).

Muzani menyatakan, sejarah demokrasi Indonesia sangat variatif.

"Kita belajar dari sejarah pilpres yang sudah berlangsung beberapa tahun dalam dekade terakhir ini," tambah Wakil Ketua MPR itu.

Untuk cawapres Prabowo Subianto, Gerindra sudah mengerucutkan tiga sampai lima nama. Di antaranya merupakan tokoh-tokoh penting.

"Mudah-mudahan kita bisa mendeklarasikan presiden, wakil presidennya belakangan. Mengerucut sekarang tinggal 3 hingga 5 nama. Di antara tiga itu, semuanya tokoh-tokoh nasional dan orang-orang penting," beber Muzani.

 Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kampanye Ganti Presiden 

Gerindra dan PKS mulai berkampanye soal pergantian Presiden 2019. Tulisan kampanye bertagar #2019GantiPresiden ini tertuang di sebuah gelang yang kompak dipakai oleh sejumlah kader Gerindra-PKS.

Sekjen Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, hal itu merupakan sah di negara demokrasi. Dia juga menilai, bila petahana menjabat dua periode bukanlah hal yang tepat di negara demokrasi.

"Namanya dinamika politik sah-sah saja, yang penting suasana harus dijaga supaya tidak gaduh," ujar Muzani.

Dia mengatakan, rakyatlah yang berhak menilai apakah pemerintahan saat ini gagal dalam mengelola negara atau tidak. Dia juga yakin bahwa rakyat menginginkan Presiden baru.

"Yang menilai kan rakyat. Tapi kalau ada sebagian yang pengin ganti presiden kan itu berarti yakin bahwa calon yang akan diusung programnya lebih bagus daripada yang sekarang, kan begitu," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.