Sukses

Sultan soal Penyerangan Gereja: Kekerasan Bukan Karakter Orang Yogya

Sultan tak habis pikir bagaimana kekerasan terjadi pada orang yang sedang melakukan ibadah.

Liputan6.com, Yogyakarta - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengunjungi korban penyerangan Gereja Lidiwna di RS Panti Rapih Yogyakarta. Sultan datang pada Minggu (11/2/2018) sekitar pukul 18.55 WIB.

Usai mengunjungi korban ia mengaku sedih dan prihatin terkait tindakan pembacokan di Gereja Santa Lidwina, Bedog, Trihanggo, Gamping, Sleman.

"Saya sedih dan prihatin kenapa sedih saya satu kebetulan di Jakarta enggak bisa pulang, hanya jadi sore jam 4 saja," kata Sultan seusai menjenguk korban di RS Panti Rapih Yogyakarta Minggu (11/2/2018)

Sultan menyebut aksi kekerasan dan penyerangan bukan karakter masyarakat Yogyakarta. Ia tidak memahami aksi pelaku yang menyebar teror ke umat yang sedang melaksanakan ibadah.

"Kedua sedihnya kenapa di jogja bisa begini sedangkan masyarakat kita ini kebersamaan sebagai budaya yang kita jaga tapi kenapa? Itu kenapa sedih tapi gak bisa menangis," sesalnya.

Ngarso Dalem mengaku penyerangan itu adalah perbuatan yang keji. Terlebih, saat penyerangan, ada umat yang sedang melaksanakan ibadah.

"Ya kenapa ada kekerasan, yang dilakukan seseorang tanpa berperi kemanusiaan. Jelas itu bukan karakter kita masyarakat jogja. Saya sangat sedih dan menyesali," tuturnya

Dia berharap kejadian seperti ini tak akan terulang lagi terlebih kepada orang yang sedang beribadah di gereja.

"Ini peristiwa yang tidak boleh terjadi lagi orang ibadah dilakukan tindakan tidak semestinya dan berlaku keji tanpa peri kemanusiaan itu bukan masyarakat Yogya," ucapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Periksa Kejiwaan

Seorang remaja berinisal S (16)mengamuk dan melukai sejumlah jemaat di Gereja Santa Lidwina, Gamping, Sleman. Polisi belum memeriksa pelaku penyerangan lantaran masih pemulihan karena ditembak polisi yang berupaya meredam amukan remaja berpedang tersebut.

Kabid Humas Polda DIY, Ajun Komisaris Besar Yuliyanto mengaku belum berencana memeriksa kejiwaan S. Namun, pemeriksaan kejiwaan bukan tidak mungkin dilakukan pihaknya guna kepentingan penyelidikan dan penyidikan.

"Apapun akan dilakukan termasuk memeriksa kejiawaan pelaku. Ini sedang kami dalami,'' ucap dia kepada Liputan6.com, Minggu (11/2/2018).

Polisi masih terus menggali keterangan para saksi guna mengungkap motif dan mengetahui secara jelas kronologis peristiwa penyerangan di Gereja St Lidwina.

"Yang kami interogasi sudah banyak. Sementara, pemeriksaaan saksi masih berlangsung. Satu atau dua saksi saya kurang tahu. karena saksi nanti yang akan masuk berkas perkara," ungkap dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.