Sukses

Karier Aa Gatot, dari Preman Kampung Jadi Guru Spiritual

Sutradara Dedi Setiadi terkejut dengan lompatan karier Aa Gatot, terlebih saat menjadi guru spiritual.

Liputan6.com, Jakarta - Gatot Brajamusti punya perjalanan unik sampai bisa menyelami dunia hiburan, yaitu dunia peran atau aktor. Bermula dari preman kampung, Aa Gatot menjadi "guru spriritual" sebagian artis.

Dedi Setiadi, sutradara film Azrax yang dibintangi Gatot, mengisahkan awal Aa Gatot menjajal dunia perfilman. Bermula ketika Dedi tengah menggarap Jendela Rumah Kita bersama Dede Yusuf di era 1989-1990 di Sukabumi.

Saat itu Gatot datang menghampirinya dan melamar sebagai aktor. Gatot saat itu aktif di kegiatan Teater Merah Putih di Sukabumi.

"Saya lagi bikin Rumah Kita sama Dede Yusuf, dia datang melamar sebagai pemain," ujar Dedi di Polda Metro Jaya, Rabu (14/9/2016).

Dedi menuturkan, dalam seleksi para pemain Gatot mahir dalam seni bela diri. Oleh sebab itu, Dedi membukakan pintu aktor untuk Gatot dalam sebuah film yang sudah disiapkan dan berperan sebagai preman kampung yang kerap bikin onar.

"Pas di-casting memang bisa berkelahi (Gatot), lalu saya kasih peran jadi penjahat yang ganggu desa," Dedi menambahkan.

Sat film selesai digarap, dia tidak lagi bertemu dengan Gatot. Namun dia terkejut saat menyaksikan layar televisi bahwa Gatot menjadi seorang guru spiritual.

"Tiba-tiba lihat di TV kok dia (Gatot) jadi tokoh spiritual, jauh banget loncatannya. Nah, terus ketemu sudah pakai sorban," dia mengisahkan.

Waktu berjalan, pada suatu waktu Dedi bertemu dengan Gatot dan menawari Dedi untuk menyutradarai film Azrax.

Dedi tertarik. Terlebih lagi dia tidak terlalu sibuk dalam menggarap film. Dedi tidak menaruh curiga meski dalam film tersebut ada adegan tembak-menembak menggunakan senjata.

Dedi sudah biasa bikin film laga, sehingga dia tidak menyangka bakal berbuntut panjang hingga ke polisi. Ia merasa kesal dengan film gagal yang dia buat. Dedi pun merasa terganggu dengan pemeriksaan polisi terkait Gatot.

"Kacau, ribet, ini bukan kerjaan gue kok harus ke sini (Polda Metro Jaya) segala, buang waktu saja. Itu film busuk, walau saya sutradaranya, saya bilang itu film jelek," Dedi menggerutu.

Dedi mengaku, setelah membuat film Azrax tersebut ia tak pernah lagi bertemu dengan Gatot. Ia tak mau lagi bekerja sama dalam pembuatan film dengan Gatot.

"Gatot itu susah disiplin, enggak disiplinnya sangat berat. Janji jam 8, datang jam 3 gitu, syuting ada banyak action, kemudian baru satu shoot sudah capek," keluh Dedi.

Saat ini Dedi masih diperiksa terkait temuan pistol dan ratusan amunisi di kediaman Aa Gatot.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini