Sukses

3 Tuntutan Korban Vaksin Palsu ke RS Harapan Bunda

Para orangtua juga berharap agar anak-anak mereka dapat menerima life insurance atau asuransi seumur hidup, pascapenyuntikan vaksin palsu.

Liputan6.com, Jakarta - Keluarga korban hingga kini terus memprotes pihak Rumah Sakit Harapan Bunda, yang diduga telah memberikan vaksin palsu terhadap buah hati mereka. Beberapa orangtua korban yang tergabung dalam Aliansi Keluarga Korban Vaksin Palsu bersama Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), serta Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) menggelar konferensi pers.

Dalam konferensi pers yang digelar di Crisis Center Rumah Sakit Harapan Bunda, Pasar Rebo, Ciracas, Jakarta Timur itu, mereka menuntut pihak rumah sakit bertanggung jawab melakukan medical checkup terhadap anak mereka yang telah divaksin palsu.

"Saya minta pertanggungjawaban untuk medical checkup anak saya, karena dia dari lahir divaksin di sini dan sampai sekarang masih bermasalah dengan kulitnya," ujar orangtua korban Dian, Rabu (20/7/2016).

Kedua, para orangtua juga berharap agar anak-anak mereka dapat menerima life insurance atau asuransi seumur hidup, pascapenyuntikan vaksin palsu di rumah sakit anak itu.

"Kami perlu untuk tahu apa saja vaksin yang sudah masuk ke tubuh anak kami. Jangan hanya jaminan di atas kertas, agar kami sebagai orangtua tidak was-was. Karena anak saya ini pertumbuhannya agak lambat," kata Dian.

Terakhir, mereka menuntut keterbukaan informasi dan komunikasi dari pihak manajemen RS Harapan Bunda. Khususnya, terkait kondisi kesehatan anak-anak yang divaksin di rumah sakit tersebut.

"Kami mewakili seluruh ibu dengan kasus serupa menuntut juga keterbukaan komunikasi informasi dari pihak rumah sakit, terkait kondisi anak-anak kami. Apakah dia sehat, sakit, kita enggak tahu," kata Dian.

"Kita juga tentu tuntut medical checkup dan jaminan resmi untuk melindungi anak kami," timpal orangtua lainnya yang enggan menyebut namanya itu.

Selain ketiga tuntutan di atas, orangtua korban vaksin palsu juga menuntut pihak RS Harapan Bunda, agar tidak memvaksin ulang di rumah sakit tersebut.

"Sama satu lagi, saya juga harap untuk vaksin ulang tidak lagi divaksin di sini," tutup perempuan yang memegang karton bertuliskan 'RS Harap Harap Cemas'.

Dinas Kesehetan Pemprov DKI Jakarta bersama Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto serta Rumah Sakit Polri, menggelar vaksin ulang gartis kemarin. Vaksinasi itu hanya hari itu.

Kendati, Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta mengimbau kepada para orangtua korban vaksin palsu dapat memvaksin ulang buah hatinya, di puskesmas dan rumah sakit terdekat. Syaratnya, cukup menyertakan bukti pemberian vaksin di RS Harapan Bunda. (Winda Prisilia)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini