Sukses

Mendagri Minta Seluruh Pimpinan Daerah Waspadai Ancaman Teror

Menurut Tjahjo, sistem keamanan lingkungan (siskamling) harus lebih ditingkatkan, terutama di tiap desa, kelurahan, RT, dan RW.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo meminta seluruh kepala daerah hingga ke tingkat RT/RW untuk lebih waspada terhadap ancaman teror. Imbauan ini menyusul bom bunuh diri si depan Mapolsek Surakarta pada Salasa pagi.

Menurut Tjahjo, sistem keamanan lingkungan (siskamling) harus lebih ditingkatkan, terutama di tiap desa, kelurahan, RT, dan RW.

"Libatkan semua masyarakat. Kita harus berani menentukan sikap siapa kawan siapa lawan, kepada siapa pun yang dengan sengaja atau terskenario merusak persatuan kesatuan bangsa Indonesia," kata Tjahjo di Jakarta, Selasa 5 Juli 2016. 

Tjahjo menambahkan, ancaman yang harus diwaspadai para kepala daerah tak hanya dari aksi radikalisme dan terorisme. Melainkan juga narkoba dan korupsi. Untuk seluruh kepala daerah, Tjahjo juga meminta untuk bisa memetakan potensi ancaman tersebut di wilayahnya masing-masing.

"Kemudian membangun koordinasi dan komunikasi intensif mencermati setiap gelagat perkembangan dinamika di wilayahnya masing-masing dengan Forkompinda, Kepolisian, TNI, BIN, dan Kejaksaan," ucap dia.

Di samping itu, Tjahjo juga meyakini aparat kepolisian dan TNI sudah melakukan antisipasi guna mencegah kejadian serupa terulang. Apalagi menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri 1437 H.

"Saya yakin kepolisian dan TNI sudah mempetakan dan antisipasi terhadap gelagat-gelagat yang mengganggu ketentraman masyarakat, khususnya memasuki Idul Fitri," tutup Tjahjo

Sebelumnya, bom bunuh diri di Mapolresta Solo menewaskan pelaku dan melukai seorang personel Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Brigadir Bambang. Pelaku mengendarai sepeda motor bernomor polisi AD 6136 HP dan mengenakan baju warna abu-abu.

Hasil identifikasi polisi, pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Solo berinisial N, yang disebut-sebut Nur Rohman. Nur Rohman merupakan warga Sangkrah, Pasar Kliwon, Solo. Dia diduga terkait jaringan teroris yang tertangkap sebelumnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.