Sukses

Sebelum Helikopter Jatuh, Kopilot TNI AD Minta Doa Keluarga

Suasana duka menyelimuti rumah duka di Perumahan Pekerjaan Umum Sapta Taruna III, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah mendengar kabar meninggalnya Lettu Cpn Wiradhy Tri Darwoko, kopilot helikopter TNI AD yang jatuh di Poso, Sulawesi Tengah, Minggu kemarin, keluarga dan kerabat terus berdatangan ke rumah duka sejak pagi.

Kondisi ini membuat rumah duka di Perumahan Pekerjaan Umum Sapta Taruna III, Jalan Koperpu II nomor 110, RT 03 RW 34, Kelurahan Bojongrawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat diselimuti rasa haru.

Pantauan Liputan6.com, Senin (21/3/2016), sejumlah karangan bunga tanda berduka memenuhi halaman rumah duka. Di antaranya dari Danpuspenerbad Brigjen TNI Benny Susanto, rekan Akmil angkatan 2013 Tidar Atlas, Komandan Skuadron 21/Sena Staff, dan Pusaka Emas 2014.

"Kami masih menunggu kedatangan jenazah, setelah menerima kepastian meninggalnya Wira pada Minggu pukul 23.00 WIB dari komandannya di Pondokcabe," kata Pringgono, ayah almarhum kepada Liputan6.com, Bekasi, Senin (21/4/2016).

Almarhum merupakan putra bungsu dari 3 bersaudara dari pasangan Pringgono dan Nurhasanah. Lettu Wiradhy memiliki rumah sederhana di Bekasi dari hasil kerjanya sebagai pilot sejak 2013.


"Korban terakhir pulang ke Bekasi pada Februari 2016, untuk meminta izin kepada keluarga guna ikut tes pemeriksaan kesehatan di Papua," kata dia.

Menurut Pringgono, Lettu Wiradhy terakhir kali berkomunikasi dengan kakaknya, Suci Utami, melalui media sosial untuk meminta doa.

"Wira lulusan Akademi Militer 2012 dan merupakan pilot cadangan yang duduk di sebelah pilot pada saat kejadian. Jasadnya ditemukan tertutup puing pesawat," tutur dia.

Rencananya, jenazah Lettu Wiradhy akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan siang ini, usai disemayamkan di rumah duka.

Helikopter TNI AD jenis Bell 412 EP jatuh di Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Minggu 20 Maret kemarin. Kecelakaan yang diduga akibat petir ini, menyebabkan 13 orang meninggal dunia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.