Sukses

Menteri Yasonna Sidak ke Lapas Salemba

Yasonna menjelaskan, semua pengunjung lapas harus membuka sepatu termasuk pegawai.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Hukum dan HAM Yasonna Hamonangan Laoly melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Salemba, Jakarta Pusat. Dia didampingi Kepala Lapas Salemba Abdul Karim.

Yasonna mengecek keadaan lapas, para narapidana (napi), kegiatan mereka, serta apa saja kekurangan yang ada di dalam lapas.

"Kalau dari segi kapasitas, yang jelas lapas ini sudah over capacity. Karena Lapas Salemba hanya untuk 800 orang sedangkan sekarang ada 2.021 orang," kata Yasonna di Lapas Salemba, Jakarta kepada Liputan6.com, Rabu (9/3/2016).

Kepala Lapas Abdul yang mendampingi mengatakan, sebagian besar napi yang menghuni lapas tersebut terjerat kasus narkoba. "Di Lapas Salemba ini, sebanyak 70% adalah kasus narkoba," tutur Abdul.

Yasonna menambahkan, pemberantasan narkoba harus dilakukan lebih komprehensif. Karena presiden juga telah menyatakan dan mengarahkan semua untuk perang terhadap narkoba.

Yasonna mengaku sedih dengan banyaknya penghuni yang terjerat kasus narkoba. Dia menganjurkan, bagi korban narkoba agar direhabilitasi. Namun memang, anggaran yang ada untuk rehabilitasi terbatas, hanya cukup untuk sekitar 60 orang saja.

Dia mengatakan, untuk mengantisipasi masuknya narkoba ke dalam lapas, Kemenkumham menyiapkan anjing K-9 di lapas.

"Untuk beli K-9 juga memerlukan waktu untuk mendidiknya karena mereka juga disekolahkan. Di lapas-lapas seperti lapas Cipinang, Lapas Salemba, Rutan Salemba, semuanya kita pakai (K-9) karena tamunya banyak sekali," papar Yasonna.

"Kalau sekarang jumlah napinya 2.021 dan yang bertamu ada 75 orang saja bawa anak istri, itu antreannya sudah panjang," sambung dia.

Petugas Lapas Salemba memeriksa tas pengunjung saat Menteri Yasonna Sidak (Liputan6.com/ Devira Prastiwi)

Sabu Dalam Sepatu

Yasonna menjelaskan, semua pengunjung lapas sekarang harus membuka sepatu termasuk pegawai.

"Semuanya sekarang, pengunjung atau bahkan karyawan harus buka sepatu. Soalnya pengalaman yang sudah-sudah para kurir atau bandar menyelundupkan narkoba di dalam sepatu. Jadi ini semua sudah tanggung jawab kita," tutur Yasonna.

"Semua harus sesuai standar. Kalau masih ada yang dikatakan BNN ada bandar dalam lapas, mana orangnya, ini sudah jadi tanggung jawab kita. Kita isolasi dia (bandar) dan tidak ada kunjungan," imbuh dia.

Yasonna menambahkan, apabila keluarga napi ingin bertemu, sekarang tidak secara langsung. Melainkan ada kaca yang menghalangi.

"Kalau ada tamu tidak man to man, tapi ada kaca. Telponnya direkam jadi apapun yang dibicarakan mereka kita tahu," kata dia.

Yasonna menegaskan, yang paling penting sekarang ini adalah kerja sama dari berbagai pihak agar permasalahan narkoba bisa sama-sama diberantas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini