Sukses

Angkutan Umum Jakarta Ditata Ulang, Bagaimana Jadinya?

Pemprov DKI Jakarta akan menghitung kembali jumlah kebutuhan bus di sebuah rute yang akan ditentukan.

Liputan6.com, Jakarta - Pemprov DKI Jakarta tengah menata sistem transportasi yang selama ini semrawut. Penataan ini dimulai dengan pengambilalihan seluruh rute angkutan umum oleh Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta.

"Jadi semua rute kita ambil alih. Baik itu rute bus besar, bus sedang, bus kecil. Setelah rute-rutenya itu kita susun atau rerouting, baru kita buat kebutuhan rute-rutenya itu berapa," kata Kepala Dishubtrans DKI Jakarta Andri Yansyah di Balai Kota Jakarta.

Dia mengatakan, pihaknya akan menghitung kembali jumlah kebutuhan bus di sebuah rute yang akan ditentukan. Kebutuhan inilah yang akan ditawarkan kepada operator bus untuk langsung mengisi.

"Misal, rute Kampung Melayu-Senen, kebutuhan 50 bus. Terus kita mengutamakan operator eksisting misal di situ ada PPD dan Mayasari. Kita tawarkan dulu ke mereka. Dari 50 yang udah kita buat, kapan ente bisa memenuhi yang ada di situ? Kalau misal nanti, wah saya cuma bisa 20 pak, baru sisanya nanti pakai bus kita," jelas Andri, Senin 1 Februari 2016.

Saat ini, Pemprov DKI Jakarta mendapat bantuan 600 armada Transjabodetabek milik PPD dari Kementerian Perhubungan. Belum lagi ditambah 222 bus APTB dari berbagai operator.

"Dari 600 bus, 200 masuk jalur bus Transjakarta. Nanti Transjakarta yang atur. Sisanya di luar koridor Transjakarta. 400 Bus itu gunakan trayek Transjabodetabek," imbuh Andri.

Sementara, untuk APTB seluruh bus akan masuk ke koridor Transjakarta. Para penumpang APTB tidak perlu khawatir karena peran APTB sudah digantikan Transjabodetabek.

"Kenapa APTB kita masukin ke jalur busway? Karena memang perizinannya pun masih bermasalah. Jadi ya sudah lah APTB saja yang masuk," ucap Andri.

Mantan Camat Jatinegara itu mengatakan, penerapan sistem baru ini menunggu hitungan rupiah per kilometer dari LKPP. Bila hitungan sudah keluar kebijakan baru ini bisa dilaksanakan.

"Pokoknya tayang LKPP untuk rupiah per kilometer. Kalau saya sih kalau bisa besok, besok. Tapi kan tergantung LKPP," pungkas Andri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.