Sukses

Panglima TNI: Kecelakaan Hercules, Tidak Ada Kelebihan Muatan

Panglima TNI Jenderal Moeldoko enggan berkomentar terkait adanya dugaan penumpang sipil ikut penerbangan Hercules C 130 dimintai bayaran.

Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Moeldoko kembali menegaskan, kecelakaan pesawat Hercules C 130 di Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan, Medan, Sumatera Utara, bukan karena kelebihan muatan.

TNI Angkatan Udara juga mengonfirmasi pesawat Hercules membawa 122 orang, termasuk kru. Pesawat Hercules No A 1310 buatan Amerika 1964 itu jatuh 2 menit berselang usai tinggal landas dari Pangkalan Udara Soewondo, Medan.

"Kemarin (Hercules C 130) tidak ada kelebihan kapasitas," tegas Moeldoko di Kejaksaan Agung, Jakarta, Kamis (2/7/2015).

Moeldoko juga enggan berkomentar lebih jauh terkait adanya dugaan penumpang sipil ikut penerbangan ini dimintai bayaran. Mantan Panglima Kodam XII Tanjungpura itu lebih banyak mengumbar senyum.

"Jangan mengembangkan isu ya," singkat Moeldoko.

Moeldoko mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi seluruh alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI. Dalam evaluasi tahunan itu nantinya mencakup tahun pembuatan alutsista.

"Kalau perlu diistirahatkan, diistirahatkan. Jadi semua dievaluasi nanti, tidak hanya Hercules," tegas dia.

Moeldoko menjelaskan, sejuah ini alutsista yang lama masih layak digunakan. Kelayakan terbang untuk pesawat seperti Hercules atau kapal, ada sendiri poin-poin penilaiannya. Kendati, dia tak menampik usia alutsista menjadi faktor penting untuk dievaluasi.

"Jadi bukan karena tahunnya. Tapi, tahun memang menjadi atensi," ucap dia.

Moeldoko juga enggan mempublikasi berapa persentase alutsista yang masih layak dan tak layak digunakan TNI, karena alasan rahasia keamanan negara. "Itu tidak boleh dikatakan ya," pungkas Moeldoko.

Pesawat Hercules C-130 dengan nomor ekor A-1310 jatuh dengan posisi terbalik di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, Selasa 30 Juni kemarin sekitar pukul 11.50 WIB. Pesawat tersebut lepas landas dari Pangkalan Udara Suwondo, Medan, sekitar pukul 11.48 WIB.

Pesawat keluaran 1960-an itu hendak menuju Kepulauan Natuna untuk menjalankan misi Penerbangan Angkutan Udara Militer (PAUM), yakni pengiriman logistik.

Burung besi yang dipiloti Kapten Pnb Sandy Permana itu sempat menghubungi menara Air Traffic Control (ATC) 2 menit usai take off dan menginformasikan telah terjadi kerusakan.

Saat itu, pilot Hercules juga meminta return to base (RTB) atau kembali ke Lanud Suwondo. Belum sempat dibalas, ATC sudah kehilangan kontak. Pesawat kemudian diketahui jatuh di Jalan Jamin Ginting. (Rmn/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini