Sukses

Ini Penampakan Memory Data di Black Box AirAsia QZ8501

Black box menyimpan seluruh data selama penerbangan sehingga dapat menguak penyebab kecelakaan pesawat.

Liputan6.com, Jakarta - Black box atau kotak hitam menjadi benda yang paling dicari setelah terjadi kecelakaan pesawat. Benda ini menyimpan seluruh data selama penerbangan sehingga dapat menguak apa yang menyebabkan kecelakaan itu terjadi.

Setiap black box terdiri atas 2 bagian, Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR). Keduanya memilik bentuk yang komponen yang sama. Hanya saja kegunaannya yang berbeda. FDR merekam data penerbangan, sedangkan CVR merekam seluruh percakapan yang terjadi selama penerbangan.

Ketua Tim Investigasi AirAsia Mardjono Siswosuwarno menjelaskan, setiap bagian black box dilengkapi dengan 3 bagian. Ada tabung silver bernama underwater locator demand (ULT). Benda ini yang memancarkan sinyal 'ping' yang bisa ditangkap oleh pinger locator yang berada di beberapa kapal pencari.

"Ada kotak besar berisi bagian elektronik untuk melayani seluruh kerja black box," kata Mardjono sambil menunjuk bagian berbentuk kotak pada CVR AirAsia di kantor KNKT, Selasa (13/1/2015).

Bagian terpenting ada pada besi berbentuk tabung yang cukup besar pasa bagian tengah black box. Tabung ini terbuat dari besi baja dan dilapisi keramik. Sehingga tahan panas hingga 1.200 derajat Celsius.

"Keramik ini tahan panas. Sehingga kalau pesawat meledak dan katakanlah api menjilat-jilat ini tidak akan rusak," jelas dia.

Bagian ini menjadi penting karena menyimpan memori modul di dalamnya. Memori modul inilah yang merekam seluruh data penerbangan dan suara pilot selama menerbangkan pesawat.

Memori modul ini dapat menyimpan seluruh data yang diperlukan. Untuk FDR pada AirAsia terdapat data 100 jam penerbangan dengan 1.200 parameter. Belum lagi, CVR yang baru saja tiba di kantor KNKT pada Selasa malam.

Meski dapat menyimpan data begitu besar, memori modul sesungguhnya berukuran kecil. Hanya berdiameter 3 cm. "Ini memori modul. Ukurannya kecil hanya 3 cm," jelas dia sambil menunjukkan gambar yang ada pada tablet milik investigator lainnya Ertata.

Dalam gambar terlihat, memori modul berbentuk bulat dengan kabel penghubung yang tidak juga panjang pada salah satu sisinya. Kabel inilah yang akan disambungkan ke komputer milik KNKT untuk kemudian di-download dan diindentifikasi.

"Jadi setelah dikeringkan, kita buka memori modul kita ambil, lalu disambungkan ke komputer KNKT, dan di-download," tandas Mardjono. (Ali/Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.