Sukses

Penyebab Pipa Gas Pertamina Meledak Masih Diselidiki

Tim Labfor Mabes Polri sedang mencari bukti penyebab pipa gas Pertamina di kawasan eksplorasi milik PT Lapindo meledak. Lumpur setinggi satu setengah meter kini merendam Tol Porong-Gempol.

Liputan6.com, Sidoarjo: Penyebab pipa gas milik Pertamina yang terletak di bawah tanggul penahan lumpur di sisi selatan Jalan Tol Porong-Gempol, Sidoarjo, Jawa Timur, masih diselidiki. Tim Laboratorium dan Forensik Polri cabang Surabaya sedang melakukan penelitian secara hati-hati karena lokasi dinilai rawan ledakan susulan. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro ketika meninjau lokasi, Kamis (23/11) siang, meminta warga setempat tenang karena upaya penanganan sedang diupayakan. Purnomo datang didampingi Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dan Bupati Sidoarjo Win Hendrarso.

Sementara Gubernur Jawa Timur Imam Utomo menengok 21 korban luka yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo, RS Umum dokter Soetomo, Surabaya, dan RS Bhayangkara, Porong. Tujuh dari 21 korban mengalami luka bakar mulai dari satu hingga tujuh persen. Dua korban lagi luka bakarnya hampir 90 persen. Seorang di antaranya reporter radio yang tercebur ke lumpur saat meliput. Akibat ledakan pipa Pertamina tadi malam, delapan orang meninggal dunia dan empat orang lagi hilang. Tim search and rescue masih mencari keempat orang itu [baca: Korban Ledakan Pipa Bertambah Tiga].

Seorang korban yang meninggal adalah Komandan Rayon Militer Balung Bendo Kapten Afandi. Saat kejadian, Afandi sedang bertugas mengawasi bendungan penahan lumpur. Kuat dugaan Afandi berusaha menyelamatkan diri dengan naik ke atas tanggul, namun tubuhnya tersambar semburan api hingga hangus terbakar. Badan suami dari Kuntiyati itu langsung terlempar ke kubangan lumpur. Setelah dilepas oleh Pangdam V Brawijaya Mayor Jenderal Syamsul Mapparepa, jenazah dibawa ke Purwodadi untuk dikebumikan.

Peristiwa di kawasan eksplorasi milik PT Lapindo tadi malam sudah lama diprediksi terjadi. Pipa milik Pertamina yang sudah 30 tahun ditanam di sana, akan segera dipindahkan karena khawatir akan meledak jika terlalu lama terendam lumpur. Namun apa hendak dikata, pipa gas keburu meledak. Ledakan yang terjadi sekitar pukul 20.00 WIB membuat langit Kota Sidoarjo dan Porong memerah oleh pijaran api yang membumbung setinggi 500 meter. Suara ledakannya terdengar hingga 200 kilometer. Peristiwa tersebut diduga karena pergeseran tanah sehingga posisi pipa gas mengalami tekanan. Tingginya temperatur lumpur diperkirakan ikut memicu ledakan.

Ledakan mengakibatkan tanggul penahan jebol. Air bercampur lumpur langsung mengalir deras di sepanjang Tol Porong-Gempol dan merendam kawasan Kilometer 38 ke arah KM 37 setinggi 1,5 meter. Tim evakuasi gabungan dibantu warga setempat yang mengevakuasi korban sempat menemui kendala karena derasnya luberan lumpur panas. Pencarian korban baru diteruskan pagi tadi karena situasi di lokasi kejadian gelap gulita [baca: Pipa Gas Jalan Tol Porong-Gempol Meledak].

Ketua Tim Nasional Penanggulangan Lumpur Lapindo Basuki Hadimulyo mengaku menyiapkan tiga tim yang sudah bekerja sejak semalam. Tim pertama bertugas memperkuat tanggul di sekitar jalan tol. "Tim kedua membuat spillway di sebelah timur spillway yang sudah ada, untuk mengarahkan semburan lumpur ke arah selatan. Sementara tim ketiga memperbaiki snubbing," papar Basuki. Ketiga usaha ini diharapkan bisa melokalisasi luapan lumpur.

Kerusakan pipa Pertamina mengakibatkan terputusnya pasokan gas ke PLTGU Gresik, Petrokimia, dan 28 industri di kawasan Jawa Timur. Jika tidak segera ditanggulangi sistem listrik Jawa Madura dan Bali akan terganggu. Untuk mengantisipasinya, Pertamina akan mengganti pasokan gas dengan bahan bakar minyak. Tragedi Porong juga mengakibatkan Perusahaan Gas Negara mengalami kerugian sampai US$ 6 juta.

PT Lapindo sejauh ini belum memberi komentar atas kejadian di Porong. Beberapa hari sebelum kejadian, Aburizal Bakrie sempat menegaskan, kelompok usaha Bakrie tetap bertanggungjawab terhadap penanganan lumpur meski seluruh saham Energi Mega Persada dijual kepada Freehold. Kendati sudah diberi jaminan seperti itu, warga Sidoarjo dan Bupati Win masih ragu. Mereka khawatir Freehold akan menangguhkan seluruh ganti rugi untuk para korban [baca: Lapindo Tetap Bertanggung Jawab Menangani Lumpur Sidoarjo].(KEN/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini