Sukses

Tolak Bayar Spa hingga Maksa Menginap Gratisan, Turis Rusia di Bali Ditangkap Imigrasi

Turis Rusia itu tiba di Bali pada 23 Februari 2024 dan mengaku hanya hendak liburan setelah ditangkap karena menolak bayar spa dan mengamuk saat diminta keluar penginapan.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang turis Rusia berinisial IK (53) berulah di Bali. Ia berulang kali mengelak dari kewajiban membayar jasa spa dan makanan di restoran hingga meresahkan warga.

Puncaknya, si turis masuk dan memaksa menginap di salah satu penginapan di wilayah Karangasem, Bali, lagi-lagi tanpa berniat membayar. Warga mencoba menegurnya secara persuasif. Alih-alih sadar diri, turis asing berjenis kelamin perempuan itu tidak terima dan mengamuk.

Warga kemudian melaporkan kasus itu ke Kantor Imigrasi Singaraja. Tim pengawasan keimigrasian Kantor Imigrasi Singaraja langsung menuju lokasi yang berjarak dua jam perjalanan darat. Dilansir Antara, Kamis, 22 Maret 2024, ia kemudian ditangkap di kawasan wisata Pantai Amed, Desa Purwakerti, Kabupaten Karangasem, Bali, pada hari ini.

"Kami sangat mengapresiasi peran serta dari masyarakat dalam mendukung terjaganya situasi yang kondusif dengan menyampaikan laporan apabila menemukan WNA melakukan aktivitas/perilaku yang meresahkan atau tidak mentaati peraturan/adat yang berlaku," kata Kepala Kantor Imigrasi Singaraja Hendra Setiawan dalam rilis di laman imigrasisingaraja.kemenkumham.go.id.

Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen keimigrasian, turis Rusia itu masuk ke Indonesia menggunakan visa on arrival pada 23 Februari 2024, melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Ik mengaku hanya liburan di Indonesia. Adapun izin tinggal IK berakhir pada 23 Maret 2024.

Petugas lalu membawanya ke Kantor Imigrasi Singaraja. Ia berpotensi besar dideportasi imigrasi. Berdasarkan data Imigrasi Singaraja, sejak Januari hingga Februari 2024, sekitar enam orang WNA diusir kembali ke negaranya karena melanggar hukum dan keimigrasian dan selama 2023 terdapat 17 orang WNA juga sudah dideportasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Turis Asing Bikin Macet Jalanan

Bukan sekali ini turis asing berulah di Bali. Sebelumnya, lewat Instagram pribadinya, Ni Luh Djelantik menunjukkan kelakuan sejumlah turis yang mengendarai motor menguasai jalan di Bali sehingga pengendara lain tidak bisa lewat lewat video.

Dalam video tersebut, terekam lebih dari empat motor yang menggeber motornya hingga knalpotnya mengeluarkan asap tebal. Mereka terlihat acuh, bercanda tawa satu sama lain, sementara salah seorang turis perempuan bahkan sengaja merekam ulah tak terpuji itu.

Ulah para turis asing yang belum diketahui identitasnya itu tak pelak menimbulkan antrean panjang pengendara mobil dari kedua arah karena mereka menggunakan semua badan jalan. Mereka seolah tak peduli dengan bunyi klakson berkali-kali dari pengendara mobil yang terhambat perjalanannya.

"Menertibkan turis-turis biadab kayak gini, gak bakal bikin Bali Sepi, justru sebaliknya. Kita harus tegas menyaring dan menertibkan turis ndableg pelanggar aturan. Kita punya harga diri dan martabat, jangan biarkan mereka menginjak-injak kita," tulisnya dalam unggahan video reels Instagram, 1 Maret 2024.

Ni Luh Djelantik yang jengah meluapkan kekesalannya lewat keterangan dalam caption di Instagram. "Kepada pak Polisi kesayangan. Wajah dan plat nomor jelas terpampang. Mohon agar dijemput agar bisa curhatnya diketikin sekalian kasi menginap di balik jeruji besi agar kapok. Tetap semangat jaga Bali ya," tulisnya sambil me-mention akun Polsek Kuta.

3 dari 4 halaman

Masalah Sampah di Bali

Selain persoalan turis asing pelanggar aturan, Bali kini kembali dihadapkan pada masalah sampah di pantai. Siklus tahunan yang salah satunya disebabkan pengaruh angin dan gelombang tinggi itu membuat banyak pantai di Bali ternodai "sampah kiriman," begitu warga lokal menyebutnya.

Hal itu jadi perhatian sejumlah turis asing di media sosial hingga menarik perhatian media Australia. Laman news.com.au menuliskan artikel berjudul "Foto Sampah di Pantai Bali yang 'Bikin Patah Hati Melihatnya'" yang mengulas diskusi soal sampah di pantai Bali di laman Facebook Bali Travel Forum.

Dikutip Senin, 18 Maret 2024, obrolan bermula saat seorang wisatawan membagikan foto sampah di pantai Bali. "Saya sekarang di Bali, plastik berserakan di pantai, dan di laut, di Jimbaran dan Uluwatu," tulisnya. "Apakah saat ini ada pantai tanpa plastik? Sedih, aku merusak liburanku."

Unggahan tersebut ditimpali pengguna lain yang bernada terkejut dan kecewa. Namun, sebagian warganet memintanya mengambil aksi nyata, tidak hanya mengeluh. "Ambil beberapa atau berjalanlah mengelilinginya," tulis seorang komentator.

4 dari 4 halaman

Sampah Bikin Wisatawan Pikirkan Ulang Rencana Datang ke Bali

Yang lain berkomentar,  "Ambil kantong dan ambil sampah, jadilah turis yang baik daripada mengunggah ini. Hanya bicara." "Bayangkan betapa berbedanya jika orang hanya mengambil satu kantong (sampah), dibandingkan mengeluh di Facebook," timpal warganet berbeda.

"Daripada menangis di depan sebuah trauma, mari kita angkat tangan untuk menghentikannya dan ambil kantong dan bantu membersihkannya (dari sampah)," kata yang lain.

Tak sedikit yang mengomentari unggahan tersebut dengan mengungkap keterkejutannya. "Inilah yang membuat saya kaget di Bali! Berenang di lautan plastik." "Wow! Apakah ada upaya pembersihan? Ini sungguh memilukan untuk dilihat."

"Saya berada di Bali beberapa tahun lalu dan beberapa pantai yang saya kunjungi terlihat seperti ini. Sangat menyedihkan dan sangat buruk bagi pariwisata," komentar warganet berbeda.

"Sangat menyedihkan melihat bagaimana manusia memperlakukan planet kita yang indah ini."

Bahkan, ada yang mengatakan akan mempertimbangkan kembali rencana perjalanannya. "Saya berencana untuk (berlibur ke Bali) Maret ini, tapi ini buruk. Saya mungkin mempertimbangkannya setelah melihat ini!"

Sementara yang lain menjelaskan alasan sampah berdatangan di beberapa pantai. "Musim hujan sudah berakhir, sayangnya semua pantai di Bali seperti ini… semua sampah yang berasal dari sungai, dll. Selama musim hujan… akan segera dibersihkan."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.