Sukses

Mengunjungi Museum Peradaban Anatolia, Destinasi Wisata Terpopuler di Ankara Turki

Sebagian besar wisatawan yang datang ke Turki termasuk Ankara memang banyak yang tertarik dengan sejarah yang menurut mereka bisa banyak didapatkan di Museum Peradaban Anatolia atau Anatolian Civilizations Museum.

Liputan6.com, Jakarta - Ankara merupakan Ibu Kota Turki yang berlokasi di pusat Anatolia. Kota yang dihuni oleh sekitar 6,1 juta jiwa pada 2023  ini menjadi kota terbesar kedua di Turki, dan menjadi pusat pemerintahan utama.

Ankara juga menjadi rumah bagi kedutaan asing, lembaga internasional hingga pusat pendidikan. Tak hanya itu, Ankara seperti sejumlah kota lainnya di Turki, punya ragam tempat wisata bersejarah yang kerap ramai dikunjungi oleh masyarakat lokal, maupun asing.

Bahkan tempat-tempat wisata ini menjadi lokasi wajib untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Anatolian Civilizations Museum atau Museum of Anatolia Civilizations (Museum Peradaban Anatolia) yang berada di pusat kota Ankara.

Liputan6.com bersama beberapa media lainnya merasakan menjalani puasa di ibu kota Turki, Ankara atas undangan Türkiye Tourism Promotion and Development Agency (TGA). Kami menyambangi Anatolian Civilisations Museum pada Selasa, 19 Maret 2024 di siang hari waktu setempat.

"Museum ini di tahun lalu jadi destinasi wisata yang paling sering dikunjungi wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Sebagian besar wisatawan yang datang ke Turki termasuk Ankara memang banyak yang tertarik dengan sejarah yang menurut mereka bisa banyak didapatkan di museum ini," terang Mehmet Donmez, salah seorang pemandu dari TGA.

Ia menambahkan, mengunjungi museum ini akan membawa kita seperti kembali ke masa lalu dan memungkinkan wisatawan merasakan kehidupan di wilayah Anatolia selama lebih dari 10 ribu tahun. Museum of Anatolia Civilization punya dua area utama yang cukup luas.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Pasar Lokal yang Jadi Museum

Yang pertama adalah sebuah bangunan yang bernama ‘The Bedesten’. Dulunya, Bedesten adalah sebuah pasar lokal yang diubah fungsinya menjadi sebuah museum oleh Mahmut Pasha. Mahmut Pasha sendiri adalah kerabat dekat dari mantan penguasa Turki Sultan Mehmet II yang lebih dikenal dengan sebutan “Mehmet the Conqueror”.

Di masa lalu, pasar tersebut dikelilingi oleh lebih dari 100 kedai pedagang dan salah satu barang yang pernah dijual di sana adalah “Alpaca”, sebuah busana khas warga kota Ankara. Kini, di dalam bangunan yang memiliki kubah dan ditopang oleh empat pilar besar tersebut terdapat beberapa ruang pamer beragam jenis artefak.

Area museum kedua bernama ‘Kursunlu Han’. Bangunan yang memiliki arsitektur khas Ottoman tersebut berada di sebelah timur Bedesten. Bangunan itu dulu merupakan sebuah “Caravanserais” atau tempat persinggahan para pedagang yang melintas di jalur Sutera.

"Bangunan tersebut juga diubah fungsinya oleh Mahmut Pasha menjadi sebuah kantor berlantai tiga. Kursunlu Han kini menjadi gedung administrasi. Di dalamnya ada ruangan pertemuan, area perpustakaan, laboratorium dan sering digunakan sebagai kelas-kelas workshop," terang Mehmet.

3 dari 5 halaman

Renovasi Museum

Setelah peristiwa kebakaran yang pernah terjadi pada 1881, Bedesten dan Kursunlu Han menjadi bangunan yang terlantar. Pendiri Republik Turki Mustafa Kemal Ataturk kemudian merenovasinya kembali. Kegiatan perbaikan tersebut berlangsung di tahun 1938.

Museum tersebut akhirnya dibuka untuk umum pertama kalinya pada 1943. Museum sempat beberapa kali direnovasi, yang kedua dilakukan pada 1968.

Pada 1997, Museum of Anatolian Civilization sempat meraih penghargaan European Museum of the Year. Pengunjung yang datang ke museum ini bisa menyaksikan beragam benda bersejarah berupa artefak dan hasil kerajinan manusia yang dibuat sejak era pra-sejarah. 

Secara kronologis, barang-barang yang berasal dari masa-masa sesudahnya juga turut dipamerkan. Di antaranya yang berasal dari era Neolithic (zaman batu), Bronze period (era perunggu), peradaban dagang Assyiria, peradaban Hittitie, peradaban Phrygian, era Urartian, Greek period (peradaban Yunani), era Hellenistic, peradaban Romawi, era kekuasaan Byzantium, sampai era Kesultanan Ottoman yang terkenal di masanya.

 

4 dari 5 halaman

Peninggalan Seni Tertua

Beberapa koleksi yang menarik perhatian adalah lukisan-lukisan dinding, tembikar dari tanah liat dan keramik yang bergambar kepala beragam hewan dan simbolisasi dewa bernama Cybele. Koleksi-koleksi tersebut berasal dari era Neolitikum dan telah berusia sekitar 8 ribu tahun lamanya.

Terdapat pula lukisan dinding dari sebuah kawasan yang bernama Catalhoyuk, yakni peninggalan seni tertua dari sejarah peradaban manusia yang pernah hidup di muka bumi. Patung Hermes, salah satu dewa bangsa Yunani, juga menjadi pengisi ruang pamer Museum of Anatolian Civilizations.

Patung yang berasal dari abad ke-2 masehi tersebut ditemukan di sebuah kegiatan penggalian arkeologis di Distrik Ulus, Ankara yang dilakukan pada 2007. Meski kepalanya hilang, patung yang cukup unik itu dikenali namanya oleh para arkelog lewat jubah khasnya yang tersemat di bahu sebelah kirinya. 

Tak hanya di Ankara, patung Hermes juga ditemukan di kawasan lain Turki, seperti di Ephesus dan Antalya. Selain itu, pengunjung bisa melihat mainan miniatur berbentuk binatang, patung singa gading, dan masih banyak artefak lain yang menjadi saksi sejarah unik dalam kompleks Anatolia di sini.

5 dari 5 halaman

Museum Anak Muda

Pengunjung yang datang bisa pula menyaksikan beragam jenis alat tukar perdagangan, dari mata uang yang di cetak di masa silam hingga mata uang yang dibuat di era modern. Beberapa pengunjung juga terlihat berfoto di sejumlah sudut yang menarik dan Instagramable di museum ini, tak heran bila museum ini banyak dikunjungi oleh anak muda.

Usai berkeliling, pengunjung bisa membeli cendera mata dan suvenir edukasi di toko suvenir yang berada di dekat pintu keluar museum. Museum ini buka setiap hari dari pagi hingga petang, dan tutup lebih awal pada musim dingin. Pengunjung dikenakan tiket masuk seharga 280 Turkish Lira atau sekitar Rp134 ribu.

Museum ini dapat dicapai dengan berjalan kaki selama 15 menit dari stasiun kereta bawah tanah Ulus. Kita juga bisa memanfaatkan salah satu dari sekian banyak halte bus di area ini untuk mengunjungi objek wisata lainnya seperti Taman Gençlik, Masjid Haci Bayram, dan Ankara Citadel.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.