Sukses

Kondisi Kampung China di Gunung Putri Bogor yang Dulu Selalu Ramai Wisatawan Kini Terbengkalai

Pada 2002 awal, kampung China yang berlokasi di Gunung Putri Bogor ini sempat jadi destinasi utama masyarakat sekitar Jabodetabek.

Liputan6.com, Jakarta - Di awal tahun 2000-an, pada masa pemerintahan presiden Gusdur, budaya China di Indonesia berkembang pesat dan bisa diterima dengan lebih terbuka. Keberadaan klenteng maupun Kampung China pun menjadi daya tarik wisata.

Salah satunya Kampung China yang ada di kawasan Kota Wisata, Gunung Putri, Bogor, dulunya ramai tapi kini kondisinya sangat terbengkalai. Padahal pada 2002 awal, kampung China ini sempat jadi destinasi utama masyarakat sekitar Jabodetabek.

"Masih inget nggak lo sama kampung China? Sekarang kondisinya memprihatinkan banget nih," ungkap seorang konten kreator di video singkat TikTok dengan akun @ahmadrifyannur, diunggah pada 7 Maret 2024.

Dalam perjalanan menuju Kampung China tersebut, kita akan diingatkan bahwa lokasinya berada di dekat kawasan elit Kota Wisata. Hal itu dapat dilihat dari rumah-rumah "gedong" yang berjejeran di sepanjang jalan menuju Kampung China.

Saat perayaan imlek, Kampung China ini begitu ramai kedatangan turis lokal. Namun lain cerita dulu dan sekarang, karena terbengkalai walaupun masih dijaga oleh petugas keamanan dan kebersihan.

Namun anehnya, di sisi selatan Kampung China tersebut sedang berdiri megah sebuah mal baru yang dalam tahap pembangunan dan akan dibuka pada 2024. "Ya jadi begini kondisi Kampung China yang mana sekarang banyak banget tuh ruko-ruko yang tutup. Terus juga tadi cuma ada beberapa ruko yang buka, dua atau tiga," jelas sang konten kreator di video.

Ia sampai mengatakan,"kalo malem naga-naganya pada hidup kali ya." 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kampung China Pindah ke Harvest City

Dengan keberadaan mal baru yang kabarnya akan dibuka pada 15 Maret 2024, ia pun bertanya-tanya bagaimana nasib Kampung China tersebut. Apakah akan dibeli atau dibiarkan terbengkalai, sementara bagi orang yang punya kenangam masa kecil pergi ke Kampung China tersebut tentu akan menyayangkan dan hanya tersisa cerita saja.

Konten yang disukai oleh lebih dari 159 ribu pengguna TikTok itu pun mendapat banyak atensi. Di antaranya juga ada yang mengklarifikasi bahwa Kampung China sudah pindah tak begitu jauh dari lokasi semula.

"Udah pindah malihhh kampung chinanya, belah saung apung di Harvest City," tulis seorang warganet yang juga menyebut bahwa kampung tersebut dekat dari Taman Buah Mekarsari.

"Dulu tiap weekend ke sana sama ayah ibu, tapi sekarang tiap hari Minggu malah ke kampung china Harvest City," celoteh yang lain lagi.

"Mal itu dulu danau kampung china yang ada perahu naganya," yang lain menginformasikan.

"Sekarang yang masih rame kampung china harvest," balas warganet.

 

3 dari 4 halaman

Imlek di Kampung Pecinan

Libur Imlek selalu jadi momen spesial untuk berwisata ke Pecinan, sebutan untuk kampung warga Tionghoa di berbagai tempat di Nusantara. Salah satu yang biasanya banjir kunjungan yaitu Desa Wisata Pecinan Glodok, Jakarta Barat.

Desa wisata ini juga meliputi Pasar Petak Sembilan dan Gang Gloria itu terbentuk ratusan tahun. Di dalamnya bukan hanya dihuni warga keturunan Tionghoa, namun juga orang Sunda, Betawi, Jawa, dan lain-lain, berpadu membentuk komunitas besar.

Keunikan yang dimiliki itu jadi modal utama untuk menarik pengunjung yang berkembang jadi salah satu destinasi wisata unggulan DKI Jakarta. Geliatnya kembali berdenyut setelah sempat terhantam pandemi Covid-19. Sejak awal tahun baru, 1 Januari 2024, sisi pedestrian dekat gapura telah marak dengan tenda pedagang lampion dan aksesori Imlek.

"Itu memberikan warna berbeda di area Pecinan Glodok menjadi lebih meriah, lebih cerah. Selain itu, kalau kita lihat pembatas kali itu juga dicat dengan warna merah dan kuning agar lebih semarak. Tepatnya di Jalan Pancoran," tutur Ng Andre, pengelola Desa Wisata Pecinan Glodok kepada Liputan6.com, Senin, 29 Januari 2024.

4 dari 4 halaman

Apa Daya Tarik Wisata Pecinan?

Menyambut Imlek pula, pihaknya hampir selalu menyiapkan sejumlah paket wisata untuk menambah cuan. Ada paket wisata setengah hari dengan agenda mengunjungi tempat-tempat ikonis dan bersejarah yang berbayar Rp150 ribu. Ada pula paket wisata kuliner seharga Rp259 ribu.

"Target omset kami biasanya grup kecil minimal sekitar 6--8 orang sampai 80 orang untuk paket-paket tersebut," kata Andre.

Paket wisata dirancang sesuai dengan potensi wisata yang dimiliki Pecinan Glodok, seperti religi, belanja, dan kuliner. Dari ketiga potensi itu, kuliner lah juaranya. Banyak hidden gem kuliner di area Pecinan Glodok yang direkomendasikan, termasuk untuk wisatawan muslim yang berkunjung.

"Halal food di Pecinan Glodog itu misalnya Kari Lam Gang Gloria; Soto Betawi Afung Gang Gloria; Laksa dan Mi Belitung di Laohe, Gang Kali Mati; kuliner di Petak Enak itu 80 persen halal; street food di Jalan Pancoran. Sore hari ada nasi ulam, sate padang, sop kaki, gudeg," ia menjelaskan, menggambarkan keragaman kuliner yang dijajakan di Pecinan.

Ada pula yang berbelanja bumbu-bumbu dapur dan bahan makanan untuk masakan Tionghoa di toko-toko sekitar Petak Sembilan. Menyusul kuliner yakni kriya, khususnya aksesori berkaitan dengan Imlek di Jalan Pancoran. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.