Sukses

Gunung Semeru Erupsi Tiap Hari, Kemenparekraf Ingatkan Pelaku Wisata Berbasis Alam dan Petualangan Tetap Waspada

Erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur hingga saat ini, tidak berdampak pada aktivitas warga di daerah tersebut. Meski begitu, Menparekraf Sandiaga Uno mengimbau masyarakat di wilayah sekitar Gunung Semeru terutama yang sedang berwisata tetap waspada.

Jakarta - Erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur yang terjadi setiap hari hingga saat ini, tidak berdampak pada aktivitas warga di daerah tersebut. Meski begitu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Uno mengimbau masyarakat di wilayah sekitar Gunung Semeru tetap waspada seiring dengan meningkatnya aktivitas gunung itu yang saat ini berada di level III.

“Kembali lagi kita imbau sudah ada surat edaran dari Menparekraf, berkolaborasi dengan BMKG dan instansi terkait lainnya bahwa untuk mewaspadai situasi terkini wisata berbasis alam dan petualangan,” terang Sandiaga Uno saat menghadiri acara ASN Runners Collaborun Wonderful Run 2024 di Gedung Kemenparekraf, Jakarta Pusat, Minggu, 18 Februari 2024.

“Jadi, tolong tingkatkan kewaspadaan, pastikan kita patuh dan memiliki kepatuhan terhadap arahan-arahan yang sudah diberikan oleh rangers maupun pengelola wisata pendakian gunung dan mengawasi cuaca terkini,” lanjutnya.

Di hari Sabtu 17 Februari 2024, Gunung Semeru telah mengalami erupsi dua kali pada pukul 06:56 dan 15:25 WIB. Kini, Gunung Semeru telah berstatus level III atau siaga, sehingga masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang wilayah Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dampak Erupsi Gunung Semeru

“Jangan sampai kita mengalami situasi yang berbahaya karena ketidaktahuan terkait informasi terkini, itu imbauan kita dan kita instruksikan untuk semua dinas pariwisata di daerah untuk memperketat khususnya aktivitas Gunung Semeru yang meningkat,” tutur Menparekraf Sandiaga.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang pada Senin, menyatakan, erupsi Gunung Semeru yang terjadi setiap hari hingga saat ini, tidak terlalu berdampak pada aktivitas warga di daerah tersebut.

"Alhamdulillah tidak ada dampak akibat erupsi Gunung Semeru. Aktivitas warga berjalan seperti biasa,” jelas Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Lumajang Yudi Cahyono, dikutip dari kanal Surabaya Liputan6.com.

Berdasarkan laporan petugas Pos Pengamatan Gunung api Semeru gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang itu kembli erupsi pada 18 Februari 2024 pukul 06.11 Wib dengan menyebutkan abu vulkanik setinggi 400 meter di atas puncak sekitar 4.076 meter di atas permukaan laut.

Kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah Selatan dan saat laporan tersebut dibuat oleh petugas, erupsi masih berlangsung.Kemudian, terjadi erupsi lagi pada pukul 10.23 Wib. Visual letusan tidak teramati dan erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 22 mm dan durasi 112 detik.

3 dari 4 halaman

Aktivitas Masyarakat Dibatasi

Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa itu mengalami erupsi setiap hari dalam sepekan terakhir pada pertengahan Februari 2024.Yudi mengatakan Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl tersebut masih berstatus siaga atau level III, sehingga masyarakat diimbau untuk mematuhi rekoemendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor Tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari pucak gunung. Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Kemudian, masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah puncak gunung api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.Masyarakat juga diimbau mewaspdai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran Sungai/lembar yang berhulu di puncak Gunung api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai- sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

 

4 dari 4 halaman

Pemilu di Kawasan Sekitar Gunung Semeru

Beberapa hari lalu, Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi menyatakan, erupsi Gunung Semeru tidak mempengaruhi semangat warga untuk menyalurkan hak pilihnya atau mencoblos Pemilu 2024 di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) di lereng gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut.

"Tidak ada dampak signifikan akibat erupsi Gunung Semeru dan aktivitas warga berjalan normal," katanya, Kamis, 15 Februari 2024.Gunung Semeru mengalami erupsi pada 14 Februari 2024 sebanyak tiga kali yakni pukul 07.00 WIB, pukul 14.56 WIB, dan pukul 15.40 WIB.

Sebelumnya Ketua KPU Lumajang Yuyun Baharita mengatakan bahwa pihaknya meminta bantuan BPBD Lumajang untuk sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) yang berada di daerah rawan bencana erupsi Gunung Semeru.

"Kami sudah berkoordinasi dengan BPBD Lumajang untuk meminta bantuan apabila sewaktu-waktu terjadi bencana erupsi Semeru saat pemungutan suara pada 14 Februari 2024," tuturnya. Daerah yang masuk dalam zona merah erupsi Gunung Semeru adalah Desa Supiturang di Kecamatan Pronojiwo dan Desa Sumberwuluh di Kecamatan Candipuro.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini