Sukses

Turis Asing Ngaku Hampir Ditipu Saat Bayar Visa on Arrival di Bandara Soekarno Hatta

Seorang turis asing mengaku mendapat perlakuan kurang menyenangkan saat menggunakan layanan Visa on Arrival (VoA) di Bandara Soekarno Hatta. Ia bahkan memperingatkan sesama pelancong asing dengan berbagi pengalamannya melalui sebuah cuitan di X.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang turis asing mengaku mendapat perlakuan kurang menyenangkan saat menggunakan layanan Visa on Arrival (VoA) di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. Ia memperingatkan sesama pelancong asing dengan berbagi pengalamannya melalui sebuah cuitan di X, dulunya Twitter.

Akun @nonstopeurotrip menulis pada Selasa, 13 Februari 2024, "Hati-hati di konter Visa on Arrival di bandara #Jakarta... Kasir mencoba menipu saya dan memberi saya kembalian lebih sedikit Rp100 ribu dari yang seharusnya ketika membayar dalam Euro."

"Untungnya saya bisa menyelesaikannya," imbuhnya. "(Saran saya), jalan sedikit, lalu ambil uang tunai dari ATM HSBC, bebas biaya, lalu Anda dapat membayar tepat Rp500 ribu (30 euro) 💰 #Indonesia #NonstopEuroTIP."

Ungkapan itu menuai berbagi komentar, dengan tidak sedikit warganet Indonesia mengungkap keprihatinan atas kejadian yang menimpa si turis asing. "@ditjen_imigrasi tolong nih min, ada oknum yang mau menipu orang asing," kata salah satunya menandai akun X Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi.

"Sungguh cara yang indah untuk mengatakan 'selamat datang di negara kami!'" sindir pengguna lain. "Malu banget ya ampun masih ada aja pungli begini. Nanti pasti berlindung di balik nama oknum," timpal seorang warganet.

Beberapa juga mengapresiasi bagaimana si wisatawan mancanegara (wisman) memberi tips untuk menghindari kejadian serupa. "Bisa juga pakai e-VOA kalo memungkinkan. Udah bayar duluan, jadi minimalisir biaya-biaya aneh kayak gini," kata yang lain menyarankan.

Artikel ini mendapat tanggapan dari Ditjen Imigrasi yang menegaskan empat poin terkait kejadian tersebut. Hak jawab Ditjen Imigrasi selengkapnya bisa diakses di sini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengajukan e-VOA

Melansir situs web Kementerian Luar Negeri, langkah-langkah mengajukan e-VOA, yakni:

  1. Ajukan aplikasi e-VOA melalui molina.imigrasi.go.id. Klik menu login dan klik Daftar untuk membuat Akun. Jika sudah memiliki akun, masukkan nama pengguna dan kata sandi, lalu klik tombol Kirim.
  2. Lengkapi informasi pribadi dan paspor Anda, lalu klik tombol Kirim.
  3. Periksa notifikasi email, klik Aktifkan untuk mengaktifkan akun Anda, lalu lanjutkan login menggunakan nama pengguna dan kata sandi.
  4. Masuk ke menu Beranda, lalu klik tombol Terapkan (atau masuk ke menu Aplikasi) untuk menerapkan e-VOA Anda.
  5. Lengkapi formulir permohonan visa, klik tombol kirim untuk melanjutkan, lalu proses pembayaran.
  6. Klik Lakukan pembayaran untuk diproses, lengkapi data kartu kredit Anda, lalu klik Bayar Sekarang. Pembayaran online dapat dilakukan melalui kartu dengan logo Visa, Mastercard, dan JCB.
  7. Selesaikan dan periksa pembayaran Anda. Setelah pembayaran berhasil, e-VOA akan diproses. Anda akan menerima email notifikasi setelah e-VOA Anda siap. Klik Unduh untuk mendapatkan e-VOA Anda.
  8. Harap tunjukkan soft copy atau cetakan e-VOA yang disetujui pada petugas di Tempat Pemeriksaan Imigrasi.
3 dari 4 halaman

Kehebohan Sebelumnya

Sebelum ini, petugas Imigrasi Bandara Soekarno Hatta seolah menjawab kritik yang menyebut mereka "galak." Di akun TikTok-nya, November 2023, pembelaan yang dimaksud diungkap melalui klip berdurasi 1 menit 16 detik.

Bunyi keterangannya, "Di balik pemeriksaan imigrasi, ada tantangan dan keseriusan petugas dalam menjalankan prosedur pemeriksaan yang tertuang pada Permenkumham No. 44 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pemeriksaan Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI)."

Rekaman dimulai dengan salah satu petugas berkata, "Netizen bilang (petugas) imigrasi galak? Mungkin bukan galak ya, tapi lebih tegas dan serius." Seorang petugas lain menyambung, "Balik lagi, ini salah satu tahap pemeriksaan keamanan, bukan pelayanan biasa yang bisa haha hihi."

"Mungkin masyarakat bisa merasakan atmosfer pemeriksaan yang sama di check point negara lain," imbuhnya. Petugas berbeda mengatakan, "Aku sampai sekarang sih masih deg-degan kalau meriksa. Takut keputusan aku salah. Meski SOP pemeriksaan sudah dilakukan."

"Kalau pemeriksaan kami bermasalah, kami yang bakal diperiksa dan kena hukuman disiplin, jadi kami harus hati-hati dan serius banget," ia menambahkan.

4 dari 4 halaman

Komentar Skeptis

"Saya biasa meriksa 300-an orang lha ya dalam sekali shift. Prioritas kami sebagai petugas adalah menyelesaikan pemeriksaan sesuai prosedur, (dan) kalau bisa, dengan waktu secepat mungkin. Ini butuh konsenterasi tinggi," sebut seorang petugas imigrasi lain.

"Pressure-nya waktu penumpang masuk imigrasi itu barengan. Bagaimana caranya tetap fokus dan bisa cepat sesuai SOP. Enggak peduli belum makan atau pas lagi kebelet, kadang mesti ditahan dulu," timpal petugas imigrasi berbeda.

Sebagai penutup, seorang petugas imigrasi Bandara Soekarno Hatta berharap ketegasan dan keseriusan mereka tidak disalahartikan masyarakat. Di kolom komentar, video itu menuai berbagai komentar, yang mana sebagian warganet tetap skeptis.

"Tegas sama judes tentu beda," sindir salah satunya. Ada juga yang berkomentar, "Tegas itu bukan judes dan serius bukan jutek. Sejauh ini sih ketemunya yang judes dan jutek, tapi tenang aja pak saya pinter ngebales 😁."

Beberapa komentar menyebut bahwa sikap demikian tidak hanya ditemukan pada petugas imigrasi. "Yang menyangkut pelayanan publik 11 12 semua, RSUD, puskesmas, imigrasi, kantor lurah, kantor camat, sama capil," sebut seorang pengguna.

"Namanya dikritik itu diterima dan buat evaluasi, bukan membenarkan diri. Emang tanggung jawab kalian buat tegas, tapi menjadi ramah itu lebih baik," kata warganet berbeda. "Kita mah ga balikin judes biar kalian segera ngecap paspor kita wkwkw belajar sabar."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini