Sukses

6 Fakta Menarik Gunung Fatu Timau di Kupang NTT yang Bentuknya Mirip Piramida

Gunung Fatu Timau adalah gunung kecil yang indah dan tampak berbentuk piramida dari berbagai sudut. Berlokasi di Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT), gunung tersebut memiliki ketinggian 1.774 mdpl.

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Fatu Timau adalah gunung kecil yang indah dan tampak berbentuk piramida dari berbagai sudut. Berlokasi di Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT), gunung tersebut memiliki ketinggian 1.774 mdpl.

Mengutip dari laman Gunung Bagging, Minggu, 4 Februari 2024, saat mendaki Gunung Fatu Timau, Anda akan melewati mulai dari jalan setapak, lalu melewati hutan. Hutannya sendiri melewati jalan berkelok-kelok dan mirip hutan hujan subtropis.

Setelahnya para pendaki akan dihadapkan ke padang luas di lereng bukit selayaknya savana dengan suhu yang tentu sangat terik di siang hari. Seperti daerah timor lainnya, daratannya akan mudah ditemui sapi dan kuda yang dimiliki secara komunal oleh penduduk desa Fatumnasi.

Masih banyak hal mengenai Gunung Fatu Timau selain lokasi maupun ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Fatu Timau yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Tampak Berbentuk Piramida

Keunikan dari Gunung Fatu Timau adalah gunung kecil indah ini tampak berbentuk piramida dari berbagai sudut. Gunung ini salah satu yang paling mudah didaki lantaran jaraknya hanya sekitar 400 meter dari tempat parkir ke puncak.

Berbeda dengan banyak gunung di Indonesia, pegunungan di Timor bukan merupakan gunung berapi. Fatu Timau mungkin hanya dianggap sebagai gunung bagi mereka yang fanatik.

Namun dengan pemandangan yang luar biasa berupa perbukitan berumput, kuda dan sapi yang sedang merumput di padang rumput di antara perbukitan, serta desa-desa gubuk tradisional Timor, dan masyarakat lokalnya, hal ini menjadikan Fatu Timau gunung yang menakjubkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Titik Pendakian Awal ke Gunung Fatu Timau

Pendakian ke Gunung Fatu Timau dulunya termasuk sulit dijangkau jika dilakukan dari Kupang atau Soe, bukan karena pendakian itu sendiri melainkan karena kualitas jalan pedesaan. Namun pada 2021, jalur tersebut telah diperbaiki seluruhnya dan mudah untuk mencapai gunung tersebut.

Meski demikian, hanya sedikit orang asing atau bahkan penduduk lokal yang mengunjungi kawasan ini, jadi jangan heran jika mereka merasa heran kalau Anda datang. Pemandu trekking tidak sepenuhnya diperlukan meskipun seperti biasa sebaiknya tidak pergi sendirian.

Pastikan pengemudi mengetahui belokan Takari di jalan raya dan jalan menuju Lelogama lalu selanjutnya ke Amfaoang. Setelah Amfaoang dan melewati perbukitan yang spektakuler, Anda mencapai pertigaan dengan toko kecil di pojok kiri.

Berhenti di sini untuk minum kopi dan ikuti berita lokal tentang Fatu Timau. Di luar titik ini, jalannya terlihat jelas saat gunung mulai terlihat. 

Pada akhirnya, Anda akan mencapai titik tertinggi (1.432 mdpl) sebagai jalan yang mengelilingi gunung. Titik ini terlihat jelas ketika mencapainya, Anda bisa memarkirkan kendaraan di sini. Pendakian menuju puncak Fatu Timau hanya memakan waktu 1,5 jam dari sini.

 

3 dari 4 halaman

3. Terdapat Tugu Makan Orang Belanda

Seperti gunung lainnya yang memiliki tempat bangunan kuno maupun tugu peringatan, di Gunung Fatu Timau terdapat pula beberapa tugu kecil (tumpukan batu) yang rupanya menandai makam beberapa orang Belanda yang tinggal di kawasan ini puluhan tahun lalu. 

4. Memiliki Observatorium Nasional Timau

Disebutkan pada 2015 sebuah Observatorium Nasional (Obsnas) dibangun di perbukitan dekat Fatu Timau, namun tampaknya tidak di puncak itu sendiri. Pada 2021 proyek ini masih setengah selesai tetapi kabarnya akan segera selesai. 

Pembangunan observatorium itu untuk jadi pelengkap Observatorium Boscha di Lembang yang sudah terpapar polusi cahaya. Pemilihan Gunung Timau sebagai lokasi pembangunan Obsnas, sebab langit Timau memiliki malam tercerah yang paling panjang selama setahun.

Mengutip dari laman resmi Brin, ada usulan untuk membuat astrowisata langit gelap untuk mendukung keberadaan Observatorium Nasional (Obnas) Timau. Pengembangan ini akan meningkatkan keuntungan ekonomi masyarakat desa, yakni Desa Amfoang, Bioba, Kauniki, Bitobe, dan Desa Fatu Monas, yang bermukim di Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang, NTT. 

 

 

4 dari 4 halaman

5. Pemandangan dari Atas Puncak

Puncak Fatu Timau berbatu-batu, tidak ada pepohonan. Tempat ini menawarkan pemandangan 360 derajat yang indah, tanpa gangguan, dari pantai timur hingga barat Timor. Gunung Mutis, puncak tertinggi di Timor Barat, terlihat di utara.

Gunung Fatu Timau dimahkotai dengan tiang trigonometri semen yang pecah. Penanda geodesi logam pada batu di dekatnya telah hilang (Juni 2015). Peta Bakosurtanal menyebut puncak tersebut sebagai ‘Nuaf Timau’ dengan ketinggian 1.779 mdpl.

6. Akses ke Kupang Menuju Soe

Setelah mencapai puncak, Anda dapat kembali ke jalan raya dalam waktu sekitar 45 menit sebelum memulai perjalanan epik kembali ke jalan raya Kupang-Soe. Perjalanan pulang ini merupakan pengalaman yang luar biasa di sore hari ketika matahari semakin rendah di langit.

Terdapat banyak bus di jalan utama Kupang-Soe tetapi jarak yang harus ditempuh masih jauh di jalur yang buruk. Yang terbaik adalah mengatur transportasi di Kupang terlebih dahulu daripada mencoba keberuntungan dengan tukang ojek yang mungkin tidak tahu jalan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.