Sukses

Kaca Depan Pesawat Boeing Retak Usai Heboh Insiden Panel Jendela Copot, Penerbangan United Airlines Langsung Dialihkan

Ada 166 penumpang dan tujuh awak di dalam pesawat Boeing 737-800 milik maskapai United Airlines yang terdampak pengalihan penerbangan karena kaca depan retak.

Liputan6.com, Jakarta - Daftar insiden pesawat produksi Boeing terus bertambah panjang selama Januari 2024. Yang terbaru, penerbangan maskapai United Airlines terpaksa dialihkan pada Minggu, 28 Januari 2024, karena kaca depan pesawat retak, kata Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA).

Melansir NY Post, Rabu, 31 Januari 2024, penerbangan United Airlines 1627 telah lepas landas dari Bandara Internasional Harry Reid di Las Vegas, Nevada, menuju Bandara Internasional Dulles di Washington, DC, ketika pesawat itu berbelok tajam untuk berhenti secara tidak terduga, seperti yang terlihat pada jalurnya yang dilacak Flight Aware.

Pesawat itu 'mendarat dengan selamat di Bandara Internasional Denver di Colorado setelah mengalihkan (penerbangan) karena kaca depan yang retak," kata FAA. United mengonfirmasi pengalihan tersebut dan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa hal itu disebabkan "masalah pemeliharaan."

Saat itu, terdapat 166 penumpang dan tujuh awak di dalam pesawat Boeing 737-800 tersebut. "Penerbangan kemudian berangkat dari Denver ke Dulles,” kata maskapai itu, dan Flight Aware menunjukkan bahwa pesawat itu mendarat terlambat lebih dari empat setengah jam dari jadwal semula.

Baik Denver dan Dulles termasuk di antara delapan hub United di AS, menurut situs webnya. Kegagalan penerbangan ini terjadi beberapa hari setelah CEO United Scott Kirby mengecam Boeing setelah armada pesawat MAX 9 milik maskapai tersebut dilarang terbang menyusul copotnya panel jendela Alaska Airlines dalam penerbangan, awal tahun ini.

“Saya pikir, penghentian MAX 9 mungkin merupakan tantangan yang sangat besar bagi kami," kata Kirby dalam sebuah wawancara minggu lalu. Ia menyesali kenyataan bahwa ia membayangkan penundaan selama lima tahun, yang ia sebut sebagai "kasus terbaik," untuk peluncuran 737 MAX 10, versi terbaru dari pesawat yang belum disertifikasi FAA.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Persetujuan FAA

"Setidaknya kami akan membuat rencana yang tidak menyertakan MAX 10 di dalamnya," aku Kirby. Armada United mencakup 79 pesawat 737 MAX 9, jumlah terbanyak dibanding maskapai mana pun.

Sebelumnya, FAA telah menyetujui serangkaian kriteria inspeksi untuk 171 pesawat Boeing 737-9 MAX yang sempat dilarang terbang. Dalam pengumuman yang disampaikan pada Rabu malam, 24 Januari 2024, pihaknya membuka pernyataan dengan peringatan keras.

"Insiden Boeing 737-9 MAX pada 5 Januari (2024) tidak boleh terjadi lagi," kata FAA dikutip dari CNN, 25 Januari 2024.

Peringatan itu merujuk pada insiden panel jendela Alaska Airlines lepas saat pesawat mengudara. FAA membuka jalan bagi pesawat yang sedang di-grounded untuk kembali mengudara. Penghentian operasi itu menyebabkan ratusan pembatalan penerbangan terjadi setiap hari, terutama dari maskapai Alaska Airlines dan United Airlines.

"Tinjauan mendalam dan menyeluruh yang diselesaikan tim kami setelah pengumpulan informasi selama beberapa minggu memberi saya dan FAA kepercayaan diri untuk melanjutkan ke tahap inspeksi dan pemeliharaan," kata Administrator FAA Mike Whitaker.

3 dari 4 halaman

Kembali Mengudara

Pesawat Boeing 737-9 MAX milik maskapai Alaska Airlines akhirnya kembali terbang usai dilarang karena insiden panel jendela copot di udara. Pesawat bernomor 1146 terbang dari Seattle pada Jumat, 26 Januari 2024, pukul 03.51, waktu setempat, menuju San Diego.

Mengutip CNN, 28 Januari 2024, COO Alaska Airlines Constance von Muehlen ikut dalam penerbangan tersebut dan duduk di samping panel jendela yang jadi sorotan FAA. Ia mengaku percaya diri ikut penerbangan tersebut. Banyak penumpang pesawat dalam penerbangan tidak sadar itu adalah penerbangan Boeing 737-9 MAX.

Sarah Edgbert, salah satunya, yang mengaku tidak menyadari akan terbang menggunakan pesawat Boeing 737-9 MAX sebelum tiba di gerbangnya dan melihat sejumlah wartawan. Ia mengaku cemas saat itu. "Tapi, kemudian (saya) menyadari bahwa pesawat paling aman yang ada di luar sana juga mengalami banyak uji coba sebelumnya," ucapnya lagi.

"Saya tidak akan berhenti melakukan yang biasa saya lakukan," kata Kent, seorang penumpang lain. "Saya tidak akan mengubah kebiasaan saya, dan saya berharap sesuatu yang buruk tidak akan terjadi."

4 dari 4 halaman

Tidak Ada Produksi Baru

Alaska dan United Airlines, dua maskapai penerbangan AS yang mengoperasikan versi terbaru Boeing 737 itu, telah membatalkan ratusan penerbangan setiap hari sejak model itu dilarang terbang. Maskapai penerbangan telah menyediakan data yang membantu FAA dan Boeing menyempurnakan prosedur inspeksi demi memastikan pesawat aman untuk diterbangkan.

Maskapai penerbangan tersebut mulai melakukan inspeksi segera setelah FAA mengeluarkan instruksi pada Rabu malam, 24 Januari 2024. Pada Jumat lalu, Alaska Airlines menjadwalkan tiga penerbangan dengan pesawat jet 737-9 MAX.

Sementara, United Airlines menjadwalkan penerbangan Max 9 pertamanya pada Minggu, 28 Januari 2024. Namun, mereka menjadikannya sebagai pesawat cadangan jika pesawat lain tidak tersedia. CEO Alaska Airlines Ben Minicucci mengatakan pada Kamis, 25 Januari 2024, bahwa ia tidak khawatir jika penumpang menghindari Max 9.

"Antisipasi kami adalah ketika Max 9 kami kembali aktif maka kami akan mengisi pesawat kami," katanya.

Di sisi lain, FAA tidak akan mengizinkan Boeing memproduksi lini pesawat 737-9 MAX yang baru hingga mereka bisa memenuhi standar pengendalian mutu sesuai ketetapan FAA.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.