Sukses

Bayi Penguin Biru Menyelonong Masuk Runway Bandara Saat Pesawat Akan Lepas Landas

Beruntung si bayi penguin biru bisa diselamatkan tepat sebelum pesawat lepas landas di Bandara Wellington, Selandia Baru.

Liputan6.com, Jakarta - Runway Bandara Nasional Wellington di Selandia Baru kedatangan tamu tak diundang. Seekor bayi penguin biru kedapatan melintas jalur lepas landas pesawat dan menyebabkan penerbangan tertunda.

Mengutip NY Post, Kamis (25/1/2024), penguin yang dalam bahasa lokal disebut korora itu pertama kali diketahui oleh pilot pesawat Air Chathams saat ia akan lepas landas sekitar pukul 2 siang pada 12 Januaei 2024. Media lokal Stuff melaporkan petugas bandara dengan segera berlari untuk menyelamatkan burung yang tidak bisa terbang itu.

"Pilot dan penumpang dengan sabar menunggu selama petugas Bandara Wellington berlari untuk mengambil dan membantu 'pengunjung'," kata pihak bandara dalam keterangan di unggahan media sosial mereka, pada Rabu, 24 Januari 2024.

Landasan pacu itu terletak tepat di sepanjang pantai berbatu di ibu kota Selandia Baru. Dalam beberapa foto yang diunggah pihak bandara, mereka menunjukkan penguin berlari di jalur itu. Mereka juga memperlihat penguin yang sudah diselamatkan terbungkus handuk diletakkan di kotak dalam kendaraan.

Pejabat bandara mengatakan penguin tersebut dibawa ke Kebun Binatang Wellington untuk memulihkan kondisinya akibat suhu tinggi. "Ini adalah kejadian yang sangat tidak biasa dan tidak ada catatan seekor penguin mengunjungi kami seperti ini sebelumnya," kata Petugas Margasatwa Bandara Wellington, Jack Howarth, kepada Stuff.

Pihak bandara menduga bayi penguin itu masuk ke landasan pacu dengan menyelinap ke bawah pagar di sekitar landasan pacu. Pihak bandara pun segera memperbaiki pagar tersebut 'agar teman-teman kita yang bersirip ini terhindar dari masalah di masa depan'.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Masih Bayi

Penguin itu baru berusia enam minggu, menurut juru bicara kebun binatang. Selain agak kurus dan lapar, burung tersebut “dalam kondisi sehat,” kata mereka.

Kororā adalah spesies penguin terkecil di dunia dan biasanya tingginya hanya 10 inci dan berat sekitar 2,5 pon, menurut Departemen Konservasi Selandia Baru. Penguin ini pernah menghuni sebagian besar wilayah Selandia Baru, namun sebagian besar kini terdesak ke pulau-pulau lepas pantai karena aktivitas manusia dan predator yang mengganggu.

Nasib sejawatnya, yakni penguin kaisar, lebih menyedihkan. Studi terbaru menguak bahwa ribuan bayi penguin kaisar tenggelam tahun 2022 di Antartika setelah es mencair dengan cepat. Survei Antartika Inggris yang dipublikasikan pada Jumat di Jurnal "Communications Earth & Environment" menyalahkan perubahan iklim sebagai penyebabnya. Penguin kaisar adalah yang terbesar dari 18 spesies penguin sekaligus salah satu burung terbesar.

Ilmuwan Inggris melaporkan kematian penguin kaisar yang mengkhawatirkan itu setelah meninjau data dari satelit Sentinel-2 Uni Eropa. Gambar satelit disebut menunjukkan sebanyak 10.000 bayi penguin kaisar kemungkinan mati, seperti dilansir VoA, selasa, 29 Agustus 2023.

 

3 dari 4 halaman

Penguin Gagal Berkembang Biak

Penelitian juga menunjukkan bahwa empat dari lima koloni penguin kaisar di Laut Bellingshausen dekat Semenanjung Antartika mengalami kegagalan perkembangbiakan yang dahsyat pada akhir tahun lalu. Ini adalah kali pertama kegagalan perkembangbiakan regional yang meluas terjadi pada penguin kaisar.

Laut yang memanas telah mempercepat pencairan es, membunuh bayi-bayi penguin sebelum mereka cukup dewasa untuk bertahap hidup. Para ilmuwan mengatakan bahwa jika es terus mencair dengan cepat karena perubahan iklim maka kematian anak-anak penguin dalam jumlah besar akan terus berlanjut.

Mary-Anne Lea, profesor di Institut Studi Kelautan dan Antartika di Universitas Tasmania, mengatakan kepada Australian Broadcasting Corp. bahwa kegagalan perkembangbiakan tahun ini bisa lebih buruk daripada yang didokumentasikan tahun lalu.

"Perubahan di Antartika terjadi jauh lebih cepat dari perkiraan kita. Kita hanya bisa berharap bahwa ini adalah semacam penyimpangan di wilayah ini, namun ... kejadian serupa mungkin terjadi pada penguin kaisar dan spesies lainnya pada musim panas mendatang," tutur Mary-Anne.

 

4 dari 4 halaman

Proses Berkembang Biak Penguin Kaisar

Penguin kaisar liar hanya ditemukan di Antartika. Hewan itu berkembang biak dan membesarkan anak-anaknya sebagian besar di bagian es yang mengapung, yang terhubung ke daratan atau ke lapisan es lainnya.

Para peneliti meyakini bahwa sebagian besar penguin kaisar akan punah pada akhir abad ini karena suhu laut yang lebih panas akibat perubahan iklim. Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam sudah memasukkan penguin kaisar dalam daftar spesies yang hampir terancam punah.

Mengutip kanal Global Liputan6.com, penguin kaisar bergantung pada es laut stabil yang menempel erat di pantai – dijuluki es ‘land-fast’ – hampir sepanjang tahun dari April hingga Januari. Begitu mereka tiba di lokasi perkembangbiakan pilihannya, penguin bertelur selama musim dingin Antartika dari Mei hingga Juni.

Telur menetas setelah 65 hari, tetapi bayi penguin tidak menjadi dewasa sampai musim panas, antara Desember dan Januari. Antara 2018--2022, 30 persen dari 62 koloni penguin kaisar yang diketahui di Antartika terdampak hilangnya sebagian atau seluruh es laut, menurut penelitian yang dilakukan British Antarctic Survey (BAS) dan hasilnya dipublikasikan di Communications Earth & Environment.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.