Sukses

3 Pesawat Boeing 737-9 MAX Milik Lion Air Diizinkan Kembali Terbang, AS Tetap Bekukan Operasi

Lion Air menyatakan bahwa konfigurasi pesawat Boeing 737-9 MAX milik mereka berbeda dengan pesawat yang terdampak peringatan darurat yang dikeluarkan FAA, otoritas penerbangan AS.

Liputan6.com, Jakarta - Buntut insiden lepasnya pintu panel pesawat Alaska Airlines memaksa sejumlah pesawat Boeing 737-9 MAX yang digunakan maskapai-maskapai lain di dunia dihentikan operasinya sementara sejak 6 Januari 2024. Hal itu juga berlaku bagi tiga pesawat Boeing 737-9 MAX milik Lion Air, yakni dengan registrasi PK-LRF, PK-LRG, dan PK-LRI.

Setelah sekitar dua minggu inspeksi, Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan memutuskan bahwa tiga pesawat Lion Air tersebut berstatus aman untuk dioperasikan kembali. Larangan terbang pun telah dicabut.

Dalam rilis yang diterima Tim Lifestyle Liputan6.com, Jumat (19/1/2023), Lion Air menyatakan bahwa pesawat Boeing 737-9 MAX milik mereka 'tidak termasuk dalam kategori pesawat yang mengalami insiden terkait pintu darurat bagian tengah (mid cabin door)'. Ada beberapa alasan yang dikemukakan, yakni:

· Pesawat Boeing 737-9 MAX Lion Air memiliki konfigurasi (desain) berbeda dengan pesawat yang terlibat (mengalami) insiden di Portland, Oregon, Amerika Serikat.

· Pesawat Boeing 737-9 MAX Lion Air dilengkapi mid cabin emergency exit door type II active door, yang berarti sistem pada pintu darurat bagian tengah tersebut berfungsi aktif dan dapat dioperasikan secara baik.

Corporate Communications Strategic Lion Air, Danang Mandala Prihantoro menyatakan, "Pesawat Boeing 737-9 MAX Lion Air tidak menggunakan tipe desain pintu darurat bagian tengah yang non-aktif (mid cabin door plug). Lion Air menggunakan pintu darurat kabin tengah yang berfungsi dengan baik dan aman."

Keputusan otoritas Indonesia berbeda dari Amerika Serikat. Otoritas setempat, Administrasi Penerbangan Federal (FAA) belum bisa memastikan waktu ratusan pesawat Boeing 737-9 MAX bisa kembali terbang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Proses Kajian yang Panjang

Mengutip laman Seattle Times, Jumat (19/1/2024), setelah lima hari inspeksi dan 40 evaluasi, ratusan pesawat Boeing 737-9 MAX tetap di-grounded tanpa batas waktu yang pasti.  Pihak FAA mengatakan pada Rabu, 17 Januari 2024, mereka mulai meninjau data hasil pemeriksaan pesawat 737-9 MAX putaran pertama yang dilarang terbang.

Ada sekitar 171 unit pesawat yang menjadi subjek pengawasan badan tersebut setelah insiden Alaska Airlines pada 5 Januari 2024. FAA melarang terbang pesawat 737-9 MAX yang mengisi ruang tersebut dengan penutup pintu tak lama setelah insiden tersebut. Penyelidik yakin baut yang dimaksudkan untuk menjaga steker tetap terpasang pada pesawat tidak dipasang dengan benar atau hilang seluruhnya.

FAA mengatakan 40 inspeksi awal telah diselesaikan pada Rabu pekan ini. Hal itu ternyata adalah langkah tambahan dari sebuah proses yang panjang.

"Semua pesawat 737-9 MAX dengan penutup pintu akan tetap dilarang terbang menunggu peninjauan FAA dan persetujuan akhir atas proses inspeksi dan pemeliharaan yang memenuhi semua persyaratan keselamatan FAA," tulis badan tersebut dalam sebuah pernyataan.

"Setelah FAA menyetujui proses inspeksi dan pemeliharaan, hal itu akan diwajibkan untuk setiap 737-9 MAX yang dilarang terbang sebelum dioperasikan di masa mendatang." Panduan terkait inspeksi yang menjadi langkah krusial agar pesawat bisa kembali mengudara terus direvisi dan disetujui bolak-balik.

 

3 dari 4 halaman

Penundaan dan Pembatalan Penerbangan Terus Berlanjut

Sementara itu, penundaan dan pembatalan penerbangan diperkirakan akan terus berlanjut seiring dengan upaya maskapai penerbangan untuk mengganti pesawat yang diparkir. Terdapat 121 penerbangan dibatalkan dan 335 penerbangan ditunda di Bandara Internasional Seattle-Tacoma pada Rabu malam, menurut situs pelacakan penerbangan FlightAware.

Boeing mengatakan pihaknya telah menyerahkan instruksi ke Alaska dan United Airlines, dua maskapai penerbangan berbasis di AS yang mengoperasikan 737-9 MAX, hanya beberapa hari setelah insiden keselamatan tersebut, kemudian menjalankan kembali instruksi tersebut pada hari yang sama.

FAA mengatakan pihaknya telah menyetujui metode untuk mematuhi arahan kelaikan udara darurat, sesuatu yang dikeluarkan oleh badan pengawas yang memerlukan tindakan segera untuk memperbaiki kondisi yang tidak aman. Namun, FAA mengubah kembali kebijakan itu  keesokan harinya dengan mewajibkan Boeing merevisi instruksi awalnya 'karena masukan yang diterima sebagai tanggapan'.

Pada Jumat, FAA mengatakan pihaknya “didorong oleh sifat menyeluruh” dari revisi instruksi Boeing. Namun, pihaknya tidak akan memberikan persetujuan akhir sampai mereka meninjau data dari inspeksi putaran pertama.

"Kami berupaya memastikan hal seperti ini tidak terjadi lagi," kata Administrator FAA Mike Whitaker, Jumat. "Satu-satunya kekhawatiran kami adalah keselamatan para pelancong Amerika dan Boeing 737-9 MAX tidak akan kembali mengudara sampai kami benar-benar yakin bahwa kondisinya aman."

4 dari 4 halaman

Insiden Alaska Airlines

Insiden panel pintu/jendela lepas yang dialami Alaska Airlines terjadi di udara tak lama setalah pesawat lepas landas. Pesawat  Boeing 737 MAX 9 dengan nomor penerbangan 182  itu segera mendarat darurat di negara bagian Oregon, AS.

Dilansir dari CNN, Minggu, 7 Januari 2024, pesawat dengan nomor penerbangan 1282 itu berangkat dari Bandara Internasional Portland sekitar pukul 17.00 pada Jumat, 5 Januari 2024, waktu setempat. Insiden itu memaksa pesawat yang dinaiki 171 penumpang dan enam kru itu mendarat darurat atau putar balik ke Bandara Portland, dalam penerbangan menuju Ontario, California.

Beberapa hari kemudian, bagian jendela dan dinding berbentuk pintu yang terlepas saat penerbangan itu ditemukan di halaman belakang rumah warga bernama Bob, di Portland. Dilansir dari WFTV9, Senin, 8 Januari 2024, Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) AS menyatakan panel berbentuk pintu, dikenal dengan door plug, itu terlepas hingga meninggalkan seperti sobekan pada bagian kiri pesawat.

Kepala NTSB Jennifer Homendy mengaku sangat lega bagian pesawat yang hilang itu ditemukan. Menurut Homendy, komponen utama yang hilang itu penting untuk mengungkap penyebab kecelakaan. Penel berbobot 27 kg itu digunakan untuk menutup pintu opsional yang biasa digunakan maskapai low cost carrier. Pintu tidak difungsikan karena bagian itu digunakan untuk tempat duduk penumpang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.