Sukses

Bandara Portland Amerika Serikat Hadirkan Terapi llama, Hibur Wisatawan yang Lelah dengan Pelukan

Perjalanan saat masa liburan kadang membuat para wisatawan merasa lelah. Karena itu, Bandara Internasional Portland di AS menghadirkan llama sebagai hewan terapi untuk mengatasinya.

Liputan6.com, Jakarta - Perjalanan saat masa liburan kadang membuat para wisatawan merasa lelah. Karena itu, Bandara Internasional Portland, Amerika Serikat menghadirkan hewan terapi untuk mengatasinya. Dilansir dari New York Post, Kamis, 28 Desember 2023, bandara tersebut mendatangkan dua ekor llama yang sangat berbulu, mudah dipeluk, dan berukuran besar bernama Beni dan Prince.

Kedua ekor llama tersebut didandani dengan pakaian pesta, lengkap dengan nuansa merah dan hijau, untuk memeriahkan Hari Natal. Leher mereka dihiasi dengan pita merah holly dan bunga poinsettia, juga terdapat tanduk rusa yang dikenakan di atas kepala mereka.

Llama seberat 158 kilogram itu berasal dari sebuah organisasi nirlaba Mountain Peaks Therapy Llamas & Alpacas, yang menenangkan para wisatawan di tengah kekacauan liburan dan membuat semangat kembali melambung. Para pengunjung menyambut hangat kehadiran llama tersebut dengan pelukan, gosokan kepala, serta ciuman yang mereka berikan saat berjalan melalui terminal, dalam prosesi yang berlangsung selama dua jam.

"Llama memberikan kegembiraan seketika," ungkap Allison Ferre, manajer hubungan media untuk Bandara Portland, mengatakan kepada The Post dalam sebuah pernyataan, ia menambahkan bahwa prosesi tersebut adalah bagian dari perombakan program liburan bandara tersebut baru-baru ini.

"Bandara kami bermitra dengan berbagai organisasi untuk mendatangkan hewan terapi sepanjang tahun dan ini merupakan cara yang sangat bagus untuk menyebarkan keceriaan dan membantu penumpang menghilangkan stres selama musim perjalanan liburan yang sibuk," katanya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hewan yang Menenangkan

Shannon Joy, yang memproklamirkan diri sebagai "llama mama" dan putri pendiri Mountain Peaks yaitu Lori Gregory, mengatakan kepada The Post bahwa Beni dan Prince bertukar perasaan menyenangkan dengan para pelancong lelah yang bergegas melakukan perjalanan atau mencapai tujuan akhir mereka dengan cara membuat interaksi singkat.

"Jadi orang-orang akan datang, memberikan pelukan yang sangat mereka butuhkan, dan segera berangkat," jelas Joy. "Memeluk THERAPY LLAMAS selama salah satu musim perjalanan yang melelahkan sangat memberi kehidupan," tulis akun resmi Mountain Peaks di Instagram. "Kami sangat senang bisa membantu meringankan begitu banyak semangat!!"

Llama, kata Joy, bisa menjadi hewan terapi yang luar biasa karena lehernya yang sangat lembut dan kuat. "Mereka saling adu leher, jadi , Anda tidak bisa menyakiti mereka," katanya seraya menambahkan bahwa hewan tersebut sempurna untuk menghilangkan stres Anda.

"Jadi, melebur ke rambutnya diibaratkan seperti perasaan seorang anak kecil yang memeluk boneka beruang kesayangannya," tambahnya.

3 dari 3 halaman

Viral di Tiktok

Cuplikan video  dari dua ekor llama  tersebut menjadi viral secara online.  Halaman Instagram resmi Bandara Portland menulis betapa "menakjubkan" untuk "melihat begitu banyak senyuman yang mereka berikan kepada para pelancong."

Di TikTok, para penonton memuji makhluk yang menggemaskan ini, dan mengatakan bahwa mereka akan dengan senang hati ketinggalan perjalanan pesawat, jika itu berarti menghabiskan waktu berkualitas bersama para raksasa yang lembut itu.

"Saya sudah tahu saya akan ketinggalan pesawat untuk memeluk llama," tulis seorang pengguna.

"Dan hatiku bertambah 3x lipat setelah menonton video ini," sahut yang lain.

Mountain Peaks, terletak sekitar 35 kilometer sebelah utara Portland di Ridgefield, Washington. Tempat ini menawarkan kunjungan terapi dengan hewan-hewan tersebut. Mereka telah membawa unta lucu tersebut ke komunitas senior setempat, fasilitas kesehatan, pernikahan, pesta, dan banyak lagi selama lebih dari 15 tahun.

"Keunikan berbagi llama dan alpaka membawa kehidupan baru pada setiap orang yang kita temui," kata Joy.

"Dan karena banyak yang belum pernah bertemu llama atau alpaka sebelumnya, otak kita terlibat dengan dunia rasa ingin tahu… Rasa ingin tahu dan keterlibatan manusia sangat bersifat terapi bagi setiap orang yang kita temui. Jadi sungguh menyenangkan bisa membawa kegembiraan kemanapun kita pergi," tutupnya.

Di dalam negeri, Bandara Banyuwangi meraih sertifikasi Greenship Net Zero Healthy Ready (NZH) dari Green Building Council Indonesia (GBCI). Dikutip dari kanal Surabaya, Liputan6.com, 26 Desember 2023, Bandara Banyuwangi menjadi yang pertama di Indonesia peroleh sertifikat NZH karena dinilai memiliki konsep bangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

GBCI adalah lembaga yang berwenang menyelenggarakan sertifikasi bangunan hijau di Indonesia. GBCI merupakan lembaga nirlaba yang berkomitmen mendorong terciptanya gedung-gedung hijau ramah lingkungan, dan bagian dari World Green Building Council yang berpusat London. 

Eksekutif General Manager (EGM) Bandara Internasional Banyuwangi, Johan Seno Acton mengatakan, sertifikat ini diterima oleh Direktur Enginering PT. Angkasa Pura II di Jakarta pada November 2023 lalu. Dengan diterimanya sertifikasi Greenship NZH ini, lanjut dia, semakin menegaskan konsep green building yang sejak awal diterapkan oleh bandara yang dirancang arsitek nasional, Andra Matin.

“Dengan terbitnya sertifikat ini menjadi bukti bahwa Bandara Banyuwangi adalah Green Airport. Dimana praktik-praktik pembangunan berkelanjutan memang dilaksanakan seperti pengelolaan ramah lingkungan, efisiensi dalam penggunaan energi, dan pemenuhan energi baru terbarukan (EBT),” urainya, Selasa, 26 Desember 2023.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.