Sukses

BNPB Bakal Rilis Peta Jalur Mudik Rawan Bencana Jelang Musim Libur Natal dan Tahun Baru 2024, Warga Diminta Waspada

BNPB menyatakan akan mendistribusikan peta jalur mudik rawan bencana itu kepada masyarakat dan pemda agar bersiap-siap di musim libur Natal dan Tahun Baru.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bakal merilis Peta Jalur Mudik Rawan Bencana jelang musim libur Natal dan Tahun Baru 2024. Peta tersebut bisa dimanfaatkan masyarakat yang akan melakukan perjalanan untuk mengetahui tingkat kerawanan bencana di wilayah yang dilalui. Namun, belum didetailkan kapan peta itu akan dibagikan.

"Peta rawan bencana banjir, rawan cuaca ekstrem, dan rawan longsor akan dibagikan ke masyarakat, ke pemda, sehingga para pelaku perjalanan liburan akan paham (tingkat rawan bencananya) ketika sampai di daerah masing-masing," ujar Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat menghadiri Rapat Koordinasi Tingkat Menteri Persiapan Menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 di Jakarta, Senin (11/12/2023), dalam rilis yang diterima Tim Lifestyle.

Ia menyatakan tim pemantau BNPB akan turun ke daerah untuk membantu pemerintah daerah serta kementerian/lembaga menyukseskan musim libur Natal dan Tahun Baru tersebut. Pihaknya juga mengimbau seluruh pemda untuk mengantisipasi potensi bencana sesuai dengan karakteristik wilayahnya masing-masing.

"Mendorong pemda untuk antisipasi sesuai dengan klasifikasi karakteristik bencana daerahnya," katanya.

Secara umum, ia mengklasifikasikan kawasannya berdasarkan karakteristik tersebut. Untuk kawasan perkotaan, langkah antisipasi yang bisa dilakukan adalah dengan memastikan sistem drainase yang efektif dan bersih dari sampah. Pemerintah juga didorong memanfaatkan sistem monitoring cuaca atau sistem peringatan dini untuk mendeteksi potensi hujan lebat.

Sementara, langkah antisipasi untuk daerah yang berada di kawasan perbukitan adalah dengan mewaspadai retakan tanah kering yang rentan longsor saat hujan turun. Suharyanto juga merekomendasikan penerapan teknik konservasi tanah dan air, pemeliharaan jalur hijau untuk mengurangi erosi dan longsor, serta merancang sistem drainase yang sesuai dengan topografi perbukitan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pemda Diminta Siap Siaga

Untuk kawasan pegunungan, masyarakat dan pemda diminta mewaspadai risiko banjir lahar dingin saat hujan intensitas tinggi. Selain itu, mereka diminta membersihkan pohon tumbang yang jatuh ke badan sungai di hulu agar tidak menjadi bendung alam. Berikutnya Kawasan Pesisir, pemda agar mewaspadai potensi banjir rob, selalu memantau prediksi cuaca dan tinggi gelombang, serta memperbaiki dan merawat pelindung pantai untuk melindungi dari abrasi, banjir rob, dan gelombang tinggi.

Suharyanto mengungkapkan BNPB memprediksi bencana hidrometeorologi basah akan terjadi hingga Februari 2024. Untuk itu, ia mengedarkan Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2023 tentang Imbauan Dalam Rangka Antisipasi Kejadian Bencana Pada Masa Libur Natal 2023 dan Tahun Baru Tahun 2024 kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

"Kami mendorong pemda untuk menetapkan status siaga darurat. Jadi sebelum terjadi bencana, pemda bisa siap siaga dan agar dari pusat dapat memberikan bantuan sumber daya ke daerah," ucapnya.

Surat Edaran tersebut ditujukan untuk wilayah yang dilalui jalur mudik dengan wilayah tingkat kerawanan bencana, seperti Provinsi Lampung, Bali dan provinsi-provinsi yang ada di Pulau Jawa. Dalam rangka siaga darurat bencana libur natal dan tahun baru, daerah diimbau untuk membuat pos komando, mempersiapkan rencana operasi, dan menggelar peralatan.

3 dari 4 halaman

Akan Gunakan Teknologi Modifikasi Cuaca

Suharyanto menambahkan bahwa pihaknya akan melanjutkan penggunaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengurangi dampak dari tingginya curah hujan dalam beberapa bulan ke depan. Pihaknya sebelumnya menggunakan hal itu dalam menangani kekeringan dan mengurangi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) pada tahun ini.

"Dengan kesiapan yang lebih cepat, tidak terjadi karhutla yang signifikan. Pengalaman ini akan kami terapkan untuk menangani bencana hidrometeorologi basah ini," ujarnya.

"(Kami) akan memonitor perkembangan cuaca. Seandainya di jalur mudik dan tempat wisata maupun daerah tertentu yang mungkin akan datang hujan deras dan banjir, dengan TMC, hujannya akan diperkecil atau dialihkan ke tempat lain," ia menambahkan.

Pada akhir paparan, Suharyanto menegaskan BNPB siap melaksanakan tugas kemanusiaan di kala sebagian masyarakat menjalankan libur bersama keluarga tercinta. "Kita siap mendampingi dan siap siaga bagi masyarakat yang sedang melaksaknakan libur ini. Mudah-mudahan libur ini berjalan lancar dan tidak terjadi bencana yang membuat masyarakat menjadi korban," tutup Suharyanto.

 
4 dari 4 halaman

Prediksi Pergerakan Wisatawan di Musim Libur Nataru

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memprediksi pergerakan masyarakat selama musim libur nataru 2023/2024 bisa mencapai 200--250 juta orang. "Jadi total targetnya Natal dan Tahun Baru ini 200--250 juta," ujar Sandiaga Uno dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar di Jakarta, Senin, 4 Desemnber 2023. Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan, lanjut dia, diperkirakan 100 juta pergerakan masyarakat selama musim itu.

Kemenparekraf pun turut menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sebesar 1 juta kunjungan dapat dilampaui pada Desember 2023. Bila ditambah dengan capaian kumulatif pada Januari sampai Oktober, jumlah wisman telah melampaui target batas atas 8,5 juta kunjungan wisman, yakni sebesar 9,49 juta kunjungan wisman.

Atas capaian itu, Sandiaga optimistis hingga akhir tahun dapat menembus angka 11 juta kunjungan wisman. "Di tahun depan, kita akan pasang target 14 juta kunjungan wisman," katanya lagi.

Sandiaga mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) capaian kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Oktober 2023 didominasi kunjungan asal Malaysia. "Malaysia 14,16 persen, Australia 13,18 persen, Singapura 9,1 persen, Tiongkok 7,7 persen serta Timor Leste 6,02 persen," ungkap pria yang biasa disapa Sandi ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini