Sukses

Aksi Protes Ratusan Aktivis di COP28 Dubai, Serukan Gencatan Senjata di Gaza

Lebih dari 100 aktivis mengadakan protes damai menyerukan gencatan senjata di Gaza pada pertemuan puncak iklim PBB di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) pada Minggu, 3 Desember 2023. Demonstrasi tersebut terjadi di Zona Biru konferensi COP28 yang dikelola PBB, tempat para pemimpin dunia berkumpul selama dua minggu untuk negosiasi iklim.

Liputan6.com, Jakarta - Lebih dari 100 aktivis mengadakan protes damai menyerukan gencatan senjata di Gaza pada pertemuan puncak iklim PBB di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) pada Minggu, 3 Desember 2023. Demonstrasi tersebut terjadi di Zona Biru konferensi COP28 yang dikelola PBB, tempat para pemimpin dunia berkumpul selama dua minggu untuk negosiasi iklim.

Dikutip dari The New Arab, Senin (4/12/2023), ini adalah pemandangan yang jarang terjadi di UEA, di mana demonstrasi dibatasi namun "berkumpul secara damai" diperbolehkan selama konferensi berlangsung. Mengenakan keffiyeh dan mengacungkan tinju, para pengunjuk rasa membentangkan spanduk bertuliskan "Gencatan Senjata", "Akhiri Apartheid Lingkungan" dan "Dekolonisasi Iklim".

Teriakan "Bebaskan, bebaskan Palestina!" tak berlangsung lama, karena pembatasan PBB mencegah penamaan negara atau pengibaran bendera Palestina. Sebaliknya, para aktivis mengibarkan bendera dengan semangka yang merupakan simbol pro-Palestina.

Pidato di depan hadirin menyoroti hubungan antara perjuangan Palestina dan perjuangan untuk keadilan iklim. "Kami di sini untuk mengutuk kekuatan geopolitik negara-negara Utara, negara-negara kaya yang menghasilkan polusi dan termasuk di antara negara-negara besar yang memberikan subsidi dan mendanai genosida yang sedang berlangsung," kata aktivis keadilan iklim Kolombia, Gina Cortés Valderrama.

Para aktivis, yang sebagian besarnya menitikkan air mata, juga bergiliran membacakan nama-nama warga Palestina yang tewas dalam perang Israel di Gaza. Lebih dari 15.000 orang telah terbunuh di Gaza sejak Israel mulai membombardir wilayah tersebut pada 7 Oktober 2023, termasuk lebih dari 6.000 anak-anak.

"Nama-namanya masih ditulis," kata Valderrama, mengingatkan penonton akan jumlah korban warga sipil yang meningkat pesat setelah gencatan senjata selama seminggu berakhir pada Jumat, 1 Desember 2023.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pembukaan COP28

Pada Minggu pagi, 3 Desember 2023, Kantor Media Pemerintah di Gaza mengumumkan bahwa lebih dari 700 warga Palestina telah tewas akibat pemboman Israel dalam kurun waktu 24 jam, sementara 1,5 juta orang kini mengungsi. Jika tidak ada dalam agenda resmi, perang Israel di Gaza telah membayangi proses pertemuan puncak iklim PBB tahun ini.

Pada Kamis, 30 November 2023, konferensi dibuka dengan mengheningkan cipta untuk "semua warga sipil yang tewas dalam konflik saat ini di Gaza". Hal tersebut seperti yang diserukan oleh presiden COP27 tahun lalu di Mesir, Sameh Choukri.

Beberapa kepala negara menggunakan pidato pembukaan mereka untuk menarik perhatian terhadap perang tersebut, termasuk yang dilakukan oleh Yordania, Irak, Afrika Selatan dan Turki. Baik Presiden Israel Isaac Herzog dan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas tidak hadir dalam pidato mereka yang dijadwalkan.

Para pemimpin dunia juga terlibat dalam sideline diplomacy, dengan Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis di antara negara-negara yang menggunakan KTT ini sebagai kesempatan untuk membahas perang tersebut. Di luar bidang diplomatik, Gaza juga menjadi sorotan.

3 dari 4 halaman

Krisis Iklim dan Kondisi Gaza Jadi Sorotan di KTT COP28 di Dubai

Konferensi yang akan berlangsung hingga 12 Desember 2023 di Expo City, Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) ini menyoroti krisis iklim hingga Gaza. Dikutip dari AFP, Jumat, 1 Desember 2023, salah satu kabar baik ketika negara-negara sepakat untuk meluncurkan dana "kerugian dan kerusakan" untuk negara-negara rentan yang dilanda bencana alam. Namun, para delegasi akan menghadapi perundingan alot selama dua minggu mengenai berbagai isu yang telah lama mengganggu perundingan iklim, dimulai dengan masa depan bahan bakar fosil.

Keterdesakan ini kian meningkat dengan peringatan PBB bahwa 2023 menjadi tahun terpanas sepanjang sejarah. Hal tersebut meningkatkan kekhawatiran dunia tidak akan mencapai tujuan untuk membatasi pemanasan hingga 1,5 derajat Celcius.

"Sekarang pekerjaan sebenarnya baru saja dimulai," kata Presiden COP28 UEA, Sultan Al Jaber, pada Kamis, 30 November 2023.

"Saya akan menyingsingkan lengan baju saya sendiri, terlibat dan membantu mengatasi tantangan ini dan memberikan hasil yang nyata dan dapat ditindaklanjuti," tambahnya, meskipun ia mengklaim ada perasaan positif dan optimis setelah pengumuman kerugian dan kerusakan.

Jaber, yang mengepalai perusahaan minyak nasional UEA ADNOC, mengatakan peran bahan bakar fosil harus dimasukkan dalam pembicaraan iklim PBB. Para aktivis, negara-negara yang paling terdampak iklim dan Sekjen PBB Antonio Guterres telah menyerukan penghentian penggunaan bahan bakar fosil, yang bertanggung jawab atas tiga perempat emisi gas rumah kaca.

4 dari 4 halaman

Krisis Gaza

Perang dimulai pada 7 Oktober 2023 ketika Hamas dari Gaza menyerbu perbatasan ke Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik sekitar 240 orang, menurut pihak berwenang Israel. 

Israel membalas dengan serangan udara dan darat yang menurut pemerintah Hamas di Gaza telah menewaskan lebih dari 15.000 orang, sebagian besar warga sipil, dan menghancurkan sebagian besar wilayah utara Gaza. Herzog menggunakan kunjungannya di COP28 sebagai upaya diplomatik untuk menjamin pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas.

Ia "memohon" kepada mitranya dari Uni Emirat Arab untuk menggunakan seluruh kekuatan politiknya untuk mendorong dan mempercepat kepulangan para sandera. Hal tersebut disampaikan kantor kepresidenan Israel dalam sebuah pernyataan.

Wakil Presiden AS Kamala Harris, yang akan mewakili Amerika Serikat di COP28, akan bertemu dengan para pejabat regional mengenai konflik Israel-Hamas, menurut Gedung Putih. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Kamis mengatakan bahwa gencatan senjata sementara dalam konflik tersebut membuahkan hasil dan harus dilanjutkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.