Sukses

6 Fakta Menarik Gunung Sahuwai di Pulau Seram Maluku yang Kaya Ragam Satwa Liar Endemik

Kawasan hutan Gunung Sahuwai memiliki luas sekitar 18.620 hektare, telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi dengan status sebagai Kawasan Suaka Alam. Hal itu berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan yang ditandatangani sejak 30 November 1993.

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Sahuwai merupakan sebuah gunung yang terletak di Pulau Seram, Maluku. Gunung dengan ketinggian 1.006 mdpl ini berada di Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku.

Kawasan hutan Gunung Sahuwai memiliki luas sekitar 18.620 hektare, telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi dengan status sebagai Kawasan Suaka Alam. Hal itu berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan yang ditandatangani sejak 30 November 1993. 

Mengutip dari laman resmi Balai Konservasi Sumber Daya Alam Maluku, Kamis (30/11/2023), Suaka Alam Gunung Sahuwai ini letaknya berdekatan dengan Tanjung Saala atau Tanjung Sial. Secara administratif pemerintahan termasuk ke dalam Kabupaten Daerah Tingkat II Seram Bagian Barat.

Masih banyak hal mengenai Gunung Sahuwai selain lokasi dan statusnya. Berikut enam fakta menarik Gunung Sahuwai yang dirangkum Liputan6.com, Kamis (30/11/2023).

1. Kaya Ragam Satwa Liar Endemik

Beberapa kondisi sumber daya alam yang merupakan potensi Suaka Alam Gunung Sahuwai, antara lain memiliki jenis tumbuhan dari tipe vegetasi hutan dataran rendah dan hutan musim. Jenis pohon dan tumbuhannya begitu beragam, seperti Kayu Linggua (Pterocarpus indicus), Damar (Agathis sp.), Kenari (Canarium sp.), Gofasa (Vitex coffasus), Kayu Besi (Intsia spp.), Anggrek Alam (Dendrobium spp., Calanthe spp.) dan berbagai jenis Palma.

Memiliki berbagai jenis satwa liar endemik Pulau Seram seperti Kuskus (Phalanger spp.), Kakatua Seram (Cacatua molucensis), Nuri Kepala Hitam (Lorius domicelus), Perkicit Hijau (Trichoglosus haematodus), Kesturi Merah (Eos bornea), Kasuari (Casuarius casuarius), Rusa (Cervus sp.), Babi Hutan (Sus scrova) dan berbagai jenis Kupu-kupu. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Jadi Tempat Rekreasi Alam Terbatas

Dari Ambon ke Piru dengan kendaraan darat via penyeberangan Feri melalui pelabuhan Hunimua dengan waktu tempuh sekitar 5 jam, atau Dari Ambon ke Hitu dengan kendaraan darat sekitar 1 jam dan dilanjutkan dengan kendaraan laut ke Piru dengan waktu tempuh sekitar 1-2 jam.

Selanjutnya dari Piru langsung ke desa sekitar CA Gunung Sahuwai dengan variasi waktu tempuh menggunakan mobil sekitar 1-2 jam, perjalanan dilanjutkan dari desa terdekat ke dalam kawasan dengan berjalan kaki dengan waktu tempuh sekitar 1-2 jam perjalanan.

3. Rawan Perburuan dan Ilegal Logging

Kawasan Hutan Gunung Sahuwai umumnya merupakan daerah berbukit. Data geologi dan tata tanah belum ada, tapi jenis batuan dan tanah yang terdapat adalah batuan neogen, aluvium undak dan tanah grey brown podzolic.

Lantaran berbatasan langsung dengan areal Hutan Produksi yang sudah ditinggalkan perusahaan HPH, maka kawasan Gunung Sahuwai rawan illegal logging, selain itu masyarakat sekitar kawasan pun sering melakukan perburuan illegal di dalam kawasan. 

3 dari 4 halaman

4. Habitat Kakatua Maluku

BKSDA Maluku sempat melakukan kegiatan pelepasliaran satwa-satwa endemik Kepulauan Maluku di kawasan Suaka Alam Gunung Sahuwai. Salah satu satwa yang dilepaskan adalah burung kakatua Maluku.

Dipilihnya lokasi Suaka Alam Gunung Sahuwai dikarenakan pada lokasi tersebut merupakan salah satu habitat satwa Kakatua Maluku. Kawsan juga dianggap memiliki kondisi baik dari segi vegetasi dan daya dukung lainnya.

Satwa yang dilepasliarkan pun bisa bertahan hidup di lingkungan Gunung Sahuwai dan berkembangbiak dihabitatnya sehingga keberadaanya di alam tetap lestari. Satwa endemik Maluku yang satu ini termasuk salah satu hewan langka yang dilindungi karena jumlah spesiesnya dari tahun ke tahun semakin berkurang, hal ini disebabkan karena sering diburu untuk diperjual belikan.

Kakatua Maluku terbilang unik, karena hewan ini mempunyai bulu putih bercampur warna merah-jambu. Di kepalanya terdapat jambul besar berwarna merah-jambu yang dapat ditegakkan. Spesies ini hanya terdapat di hutan primer dan sekunder Pulau Seram, Ambon, Pulau Haruku dan Saparua.

4 dari 4 halaman

5. Termasuk Jenis Iklim Schmidt Ferguson

Menurut peta iklim provinsi Maluku Skala 1 : 500.000 dari Badan Inventarisasi Dan Tata Guna Hutan di salin Sub Balai Inventarisasi Dan Perpetaan Hutan Ambon tahun 1985, sekitar Kawasan Hutan Suaka Alam Gunung Sahuwai termasuk tipe iklim B (schimidt dan ferguson).

Iklim schmidt ferguson merupakan tipe iklim yang ditentukan berdasarkan siklus data pada curah hujan di suatu wilayah. Klasifikasi iklim Schmidt Ferguson ini punya empat tipe yaitu iklim basah, iklim agak basah, iklim sedang, dan iklim agak kering.

6. Berdekatan dengan Tanjung Saala atau Tanjung Sial

Suaka Alam Gunung Sahuwai ini letaknya berdekatan dengan Tanjung Saala atau Tanjung Sial. Tanjung Sial, merupakan salah satu wilayah terindah yang kita miliki di timur Indonesia. Dari semua keindahannya, Tanjung Sial rumah bagi para Nelayan lokal yang telah bersahabat dengan lautan Indonesia. 

Indonesia sebagai negara bahari memiliki ribuan pulau, tersohor dengan keindahan lautan, pesisir, dan gelombang ombaknya. Bahkan disebutkan jika ada yang mengatakan peselancar adalah penakluk ombak yang andal, maka keahlian Nelayan di Tanjung Sial ada di atas para peselancar dunia. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini