Sukses

6 Fakta Menarik Gunung Seulawah Agam di Aceh yang Jadi Kawasan Penyangga Ekosistem Leuser

Menurut sumber Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, aktivitas vulkanologi yang sempat terjadi yaitu pada 16 dan 21 Agustus 1975. Saat itu terdengar suara gemuruh dan asap keluar dari Gunung Seulawah Agam.

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Seulawah Agam merupakan gunung berapi yang terletak di Kecamatan Seulimeum dan Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Gunung Seulawah Agam merupakan salah satu gunung berapi tipe C di Aceh.

Mengutip dari laman Magma ESDM, Kamis, 9 November 2023, gunung berapi tipe C, erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia, tapi masih terdapat tanda-tanda aktivitas masa lampau berupa lapangan fumarola dan solfatara pada tingkat yang lemah.

Menurut sumber Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, aktivitas vulkanologi yang sempat terjadi yaitu pada 16 dan 21 Agustus 1975. Saat itu terdengar suara gemuruh dan asap keluar dari Gunung Seulawah Agam.

Gunung Seulawah Agam sendiri terbentuk akibat pertemuan lempeng Indo-Australia yang bergerak relatif ke utara, menujam di bawah Lempeng Kerak Benua Eurasia. Akibat penuzaman itu maka terjadi proses peleburan kerak Samudera Indo-Autralia menjadi magma, yang kemudian menerobos kepermukaan melewati zona lemah dan kemudian membentuk Gunung Seulawah Agam.

Masih banyak hal mengenai Gunung Seulawah Agam selain lokasi dan tipe gunungnya. Berikut enam fakta menarik Gunung Seulawah Agam yang dirangkum Liputan6.com pada Kamis, 9 November 2023.

1. Nama Lain Gunung Seulawah Agam

Selain dikenal sebagai Seulawah Agam, gunung yang berketinggian 1726 mdpl ini memiliki nama-nama lain seperti, Solawa Agam, Solawaik Agam, Selawadjanten, dan Goldberg. Kawah Seulawah Agam dikenal sebagai Kawah Heutsz dan ada pula yang menyebut kawahnya sebagai Tanah Simpago.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Kawasan Penyangga Ekosistem Leuser

Seulawah merupakan nama gunung yang dikenal oleh masyarakat aceh dengan puncaknya Seulawah Agam dan Seulawah Dara dan juga sebagai Kawasan Penyangga Ekosistem Leuser, Kawasan ini memiliki luas lebih kurang 1,4 juta hektare.

Wilayahnya meliputi wilayah Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Jaya, Aceh Besar, Pidie, Bireun dan Aceh Tengah. Kawasan Seulawah dengan suhu udara minimum 19-21 derajat celcius dan maksimum 25-30 derajat celcius dengan curah hujan yang berkisar 2.000--2.500 mm pertahun, dengan ketinggian 1.800 mdpl.

3. Memiliki Berbagai Flora Fauna Unik

Kondisi alam yang sejuk dan curah hujan yang tinggi maka didaerah tersebut banyak didapati bermacam jenis Flora dan fauna. Antara lain Gajah yang di kenal dengan legenda Pocut Meurahnya, rusa, beruang, harimau, kancil, babi hutan, tenggiling, Landak dan ular.

Selain itu juga terdapat berbagai macam jenis burung yang selalu menghiasi kawasan Gunung Seulawah Agam. Luasnya bukit yang terjal yang diselimuti oleh berbagai macam jenis kayu seperti meranti, cemara, copat, beramah, urip, semantuk dan deriam. Tak heran kalau tempat ini memang jadi penyangga kehidupan bagi makhluk hidup di kawasan Gunung Seulawah Agam.

3 dari 4 halaman

4. Gunung Terlihat dari Banda Aceh

Puncak berhutan ini adalah gunung yang paling terlihat di dekat Banda Aceh. Gunung ini mempunyai kaldera besar di lereng selatannya, yang dikenal sebagai Lam Teuba, namun belum pernah meletus sejak tahun 1839.

5. Rute Pendakian ke Gunung Seulawah Agam

Rute pendakian tradisional dimulai dari timur puncak, 2,5 km barat laut Saree (diucapkan 'Saray'), menyusuri jalur setapak. di belakang masjid. Saree berjarak sekitar satu setengah jam perjalanan (70km) dari Banda Aceh.

Pendakian bisa dilakukan dalam satu hari yang panjang meski ada beberapa tempat yang cocok untuk berkemah. Lereng gunung yang lebih rendah penuh dengan monyet dan tupai dan tampaknya hutan ini adalah rumah bagi banyak anggrek putih dan ungu, yang biasanya terlihat pada bulan Desember.

Bersiaplah untuk bertemu lintah saat musim hujan. Namun sebaliknya pendaki mungkin tidak akan melihat satu pun lintah saat melakukan pendakian di musim kemarau.

4 dari 4 halaman

6. Tugu Peringatan Korban Tsunami 2004

Mengutip dari laman Gunung Bagging, Kamis, 9 Novemebr 2023, terdapat tempat berkemah di ketinggian 1.768 mdpl. Tidak jauh dari sini pendaki sudah dekat menuju puncak sebenarnya yang ditandai dengan tugu peringatan kecil untuk segelintir korban tsunami tahun 2004 ditambah pilar triangulasi Belanda kuno yang direnovasi pada tahun 1995 oleh klub pecinta alam setempat.

Ada juga rumah pohon, namun sebaiknya berhati-hatilah saat menaiki tangga. Dari atas sini pemandangannya sangat terbatas meskipun Anda harus melihat sekilas pantai dari kejauhan.

Pendaki cepat seharusnya bisa mencapai puncak dalam waktu total sekitar 4-5 jam, meski bisa memakan waktu 6 jam jika Anda membawa tas besar dan berkemah. Di luar penanda untuk berkemah terdapat tempat lain yang cukup besar dan datar yang cukup besar untuk menampung beberapa tenda.

Tampaknya para pendaki lokal biasa mendaki gunung ini secara rutin. Kurangnya sampah di jalur tersebut tentu membuat siapa pun berasumsi bahwa gunung ini tidak didaki sesering yang orang harapkan. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.