Sukses

Awas, Tarif Kereta Api di Jepang Bakal Lebih Mahal di Hari Libur dan Akhir Pekan

Apa alasan Jepang membedakan tarif kereta api di setiap hari libur dan akhir pekan?

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Jepang mengizinkan operator menaikkan tarif tiket kereta api selama musim liburan dan akhir pekan sebagai tindakan pengendalian massa di tengah kekhawatiran akan overtourism. Hal tersebut menyusul jumlah wisatawan Jepang yang semakin meningkat semenjak pencabutan pembatasan untuk mengendalikan penyebaran Covid-19. 

Dilansir dari Japan Today, Jumat, 20 Oktober 2023,  pemerintah Jepang memutuskan kebijakan tersebut dalam pertemuan tingkat menteri yang membahas tentang promosi pariwisata dan pelonggaran peraturan. Mereka juga membahas seputar pengenalan layanan bus ekspres.

Layanan bus tersebut bertujuan untuk menghubungkan stasiun kereta api dengan tempat-tempat wisata secara langsung, juga sebagai upaya untuk mengurangi kemacetan lalu lintas, yang dapat mengganggu penduduk lokal di daerah sekitar selama perjalanan. Paket baru ini dibuat untuk mengatasi dampak pariwisata di Jepang seperti kemacetan, polusi, dan sampah yang dibuang sembarangan, yang banyak terjadi seiring meningkatnya jumlah wisatawan yang datang ke Jepang.

Data pemerintah Jepang pada Rabu, 18 Oktober 2023, menunjukkan bahwa jumlah wisatawan asing yang datang ke negara tersebut mencapai 2,18 juta orang pada September 2023. Angka itu mewakili 96,1 persen dari angka pada bulan yang sama pada 2019 sebelum pandemi Covid-19.

"Di beberapa daerah dan selama periode tertentu, terdapat dampak terhadap kehidupan penduduk setempat akibat masuknya wisatawan, seperti perilaku buruk, serta lalu lintas yang berlebihan," ungkap Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada pertemuan tersebut, yang juga berjanji untuk mengatasi masalah dari dampak overtourism.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Upaya Mengatasi Kemacetan

Penaikan tarif tiket kereta api ini diberlakukan seiring dengan kemacetan yang terjadi. Pemerintah Jepang memanfaatkan sistem yang sudah ada sebelumnya, yang memungkinkan operator kereta api menaikkan tarif secara cepat, dengan melakukan tinjauan yang disederhanakan. Dengan catatan, kenaikan harga tersebut tidak dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan.

Pemerintah juga berencana untuk mengizinkan penggunaan sistem lain bagi operator kereta api di wilayah regional yang kesulitan untuk dapat menaikkan tarif di atas batas yang berlaku saat ini. Mereka bisa mengajukan permintaan kepada pemerintah, selama mendapat izin dari otoritas setempat.

Untuk memfasilitasi pembukaan layanan bus ekspres yang mengangkut wisatawan ke tempat-tempat wisata populer, pemerintah juga akan melonggarkan aturan dengan mengizinkan operator menetapkan biaya hanya dengan mengisi aplikasi, yang sebelumnya harus mendapatkan izin.

Namun, apakah langkah-langkah baru ini akan diterapkan secara luas masih belum dipastikan, karena penerapan aturan ini akan diserahkan kepada perusahaan-perusahaan yang melakukan bisnis di tempat wisata. Perusahaan juga perlu mencapai kesepakatan bersama dengan pemerintah daerah sebelum melakukan rencana apapun yang dapat menambah beban masyarakat setempat.

3 dari 4 halaman

Masalah Pariwisata Jepang Terjadi di Berbagai Kota

Jepang telah menghadapi serangkaian masalah terkait pariwisata dalam beberapa tahun terakhir. Di Biei, Hokkaido, Jepang utara, wisatawan masuk tanpa izin ke lahan pertanian pribadi untuk mengambil gambar pemandangan kota yang indah, sementara peningkatan jumlah kendaraan wisata mengakibatkan kemacetan lalu lintas.

Di Kamakura, Prefektur Kanagawa, dekat Tokyo, masalah disebabkan oleh banyaknya wisatawan yang membuang sampah sembarangan, serta meningkatnya jumlah wisatawan di jalan umum untuk mengambil gambar perlintasan kereta api yang ditampilkan dalam serial manga dan anime bola basket populer "Slam Dunk."

Di Kyoto, bus-bus yang dipenuhi wisatawan yang membawa barang bawaan dalam jumlah besar telah menjadi masalah. Beberapa wisatawan di antaranya memotret geisha dan muridnya, yang disebut maiko, tanpa izin.

Sementara, kenaikan tarif juga diberlakukan di tempat wisata yang populer, sebagai upaya untuk mengendalikan kelebihan wisatawan. Kuil Itsukushima di Kota Hatsukaichi, Prefektur Hiroshima, Jepang, telah menjadi salah satu destinasi wisata paling populer di negara tersebut selama bertahun-tahun. Kota tersebut telah mendapatkan banyak manfaat dari popularitas kuil tersebut dalam hal perekonomian dan ketenaran.

4 dari 4 halaman

Kenaikan Tiket Wisata Kuil Itsukushima

Namun, ketenaran ini juga berdampak negatif. Melansir CNN pada Selasa, 3 Oktober 2023, Kota Hatsukaichi menghadapi masalah overtourism dan sebagai respons, pemerintah setempat memutuskan untuk mengenakan pajak bagi para wisatawan. Penerapan pajak ini seharusnya sudah dilakukan sejak 2021 namun terhambat akibat pandemi.

Kini, setiap orang yang mengunjungi Miyajima, gerbang masuk ke kuil ini, harus membayar 100 yen (sekitar Rp10 ribu). Bagi mereka yang berencana berkunjung beberapa kali, tersedia tiket tahunan seharga 500 yen (Rp52 ribu).

Pendapatan dari pajak ini akan dialokasikan untuk pembangunan dan peningkatan fasilitas wisata, termasuk renovasi kamar mandi umum, pemeliharaan struktur kuil, serta inisiatif ekowisata di wilayah tersebut.

"Kami merasa penting untuk menjamin kesejahteraan penduduk lokal sambil menyediakan suasana yang menyenangkan bagi para wisatawan," ujar Shunji Mukai, pejabat dari departemen perencanaan kota di Jepang. "Kami ingin para wisatawan berperan aktif bersama kami dalam menjaga dan melindungi Miyajima, memikul tanggung jawab bersama."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini