Sukses

Dipakai Para Pembalap, Topi Petani Lombok Laku Terjual di MotoGP Mandalika

Menapekraf Sandiaga Uno berniat mengadakan pelatihan membuat topi petani Lombok sehingga bisa diperbanyak lagi sebagai bagian dari suvenir saat wisatawan berkunjung ke Lombok.

Liputan6.com, Jakarta - Ada berbagai hal menarik selama penyelenggaraan MotoGP Mandalika 2023 pada 13--15 Oktober 2023. Salah satunya adalah topi petani khas Lombok yang mendadak viral usai dikenakan para pembalap MotoGP.

Beberapa pembalap yang terlihat mengenakan topi itu di antaranya adalah Maverick Vinales, Miguel Oliveira, dan Takaki Nakagami. Saat itu, mereka sedang mengikuti kegiatan sosial menanam terumbu karang di Pantai Kuta Mandalika pada 12 Oktober 2023.

Momen para pembalap mengenakan topi itu pun digadang-gadang akan menjadi potensi kenaikan ekonomi, khususnya di bidang pengrajin dan UMKM. Topi yang dijual saat di Sirkuit Mandalika itu habis terjual.

Menanggapi hal ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno ikut bangga dengan viralnya topi petani khas Lombok ini. Menurut dia, banyak wisatawan yang jadi tertarik dengan topi itu, namun masih sulit mendapatkannya.

"Topi ini mencuri perhatian dan para wisatawan banyak yang mencari, tapi waktu di acara MotoGP Mandalika sudah habis terjual, jadi susah mendapatkan topi ini," ucap Sandiaga dalam acara The Weekly Brief with Sandi Uno, yang digelar secara hybrid pada Senin, 16 Oktober 2023.

Pria yang biasa disapa Sandi ini pun berniat mengadakan pelatihan membuat topi tersebut sehingga produksinya bisa lebih diperbanyak. Sandi menginginkan topi petani khas Lombok ini bisa jadi bagian dari suvenir saat wisatawan berkunjung ke Lombok.

"Bukan hanya saat MotoGP tapi juga saat wisatawan liburan di Lombok sebagai bagian dari suvenir mereka," terangnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Promosi Foto Pembalap Pakai Topi Petani

Sandi juga akan memanfaatkan viralnya foto-foto para pembalap yang mengenakan topi petani khas Lombok ini. Nantinya, dokumentasi itu akan dipergunakan untuk strategi penjualan topi petani khas Lombok agar lebih meningkat dan berdampak, baik bagi ekonomi para pengrajin dan pengelola UMKM setempat.

"Foto-foto maupun video para pembalap yang mengenakan topi ini nantinya akan terus kita masifkan, supaya penjualannya semakin meningkat dan membuka peluang lapangan kerja bagi banyak pihak," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Sandi juga mengungkapkan gelaran MotoGP di Sirkuit Mandalika pada 13-15 Oktober 2023 berdampak positif bagi pariwisata dan perekonomian masyarakat sekitar. Perputaran uang di MotoGP Mandalika 2023 bahkan nyaris menyentuh angka Rp1 triliun.

"MotoGP Mandalika menuai hasil yang sangat baik. Estimasi perputaran uang dan penjualan tiket isementara ini terhitung sangat tinggi dan sudah melampaui target kita," terangnya.

Sedangkan, Deputi Kebijakan Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Dessy Ruhati mengungkapkan, estimasi sementara perputaran uang selama gelaran MotoGP Mandalika 2023 mencapai Rp914 miliar.

3 dari 4 halaman

Pendapatan MotoGP Mandalika 2023 Capai Rp914 miliar

"Estimasi perputaran uang, penjualan tiket MotoGP dan pengeluaran dari penonton atau wisatawan yang datang adalah sebesar Rp914 miliar, yang merupakan hasil sementara karena proses penghitungan masih berlangsung," terang Dessy.

Ia menambahkan, ajang balap motor dunia tahunan ini berhasil meraup penjualan tiket sebesar Rp73 miliar serta pengeluaran (spending) wisatawan yang mencapai kurang lebih Rp841 miliar. Gelaran yang dihadiri kurang lebih oleh 102.929 pengunjung ini, lanjut dia, mencatat pengeluaran para pengunjung rata-rata sekitar Rp5-10 juta per hari.

Untuk akomodasi, pada zona satu hingga tiga yakni di Mandalika, Praya, dan Kota Mataram tingkat okupansi mencapai 100 persen dengan kenaikan harga mencapai 2--3 kali lipat dari harga normal. Berdasarkan data yang dipaparkan, sebanyak 40 persen responden memilih hotel untuk menginap disusul homestay sebesar 20 persen, rumah kerabat sebanyak 26,6 persen, dan villa atau resor sebesar 13,3 persen.

Dari jenis transportasi yang digunakan, pengunjung menggunakan pesawat terbang sebanyak 60 persen, mobil sebesar 26,6 persen, kendaraan motor sebanyak 6,6 persen, dan transportasi lain sebesar 6,6 persen.

4 dari 4 halaman

Perbaikan Fasilitas Sirkuit Mandalika

Dessy juga melaporkan, para pengunjung yang menonton ajang ini didominasi oleh wisatawan asal Nusa Tenggara Barat (NTB) sebesar 46,6 persen, Jawa Tengah 13,3 persen, Jawa Barat 13,3 persen, disusul Banten 13,3 persen, Bali 6,6 persen, dan DKI Jakarta 6,6 persen.

Mayoritas penonton atau sebesar 90 persen juga diakuinya bakal berkunjung kembali ke Mandalika atau Lombok, NTB bukan hanya karena perhelatan MotoGP tapi karena fasilitas yang membaik. Sedangkan, pelaku UMKM mengalami peningkatan pendapatan sebesar 36,54 persen.

"Pelaku usaha setuju untuk kembali mengikuti perhelatan ini di masa depan. Mereka menyatakan bahwa MotoGP memberikan dampak yang baik bagi peningkatan omzet usaha," ujar Dessy. Dengan semakin banyaknya penonton dan wisatawan yang datang, Menparekraf Sandiaga mengatakan fasilitas sirkuit harus dibuat lebih baik lagi.

"Dari catatan kita selama di MotoGP tahun ini, fasilitas sudah bagus hanya saja perlu ada penambahan musola dan pengelolaan toilet bisa lebih baik lagi. Kami kira itu saja dan itu tidak memerlukan biaya tinggi untuk memperbaiki semua itu," kata Menparekraf Sandiaga.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini