Sukses

Ragam Novel Marga T, Penulis Era 1970-an yang Meninggal Dunia di Usia 80 Tahun

Penulis novel "Karmila" dikabarkan meninggal dunia pada Kamis, 17 Agustus 2023. Marga T meninggal pada usia 80 tahun, semasa hidup dia merupakan pengarang Indonesia yang paling produktif.

Liputan6.com, Jakarta - Kabar duka tengah menyelimuti bangsa Indonesia yang kehilangan sosok penulis buku populer di era 1970-an, Margaret Caecilia Lee atau dikenal sebagai Marga T. Kabar tersebut diketahui dari laman resmi Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Pusat.

Penulis novel "Karmila" dikabarkan meninggal dunia pada Kamis, 17 Agustus 2023. Marga T meninggal dunia pada usia 80 tahun, semasa hidup dia merupakan pengarang Indonesia yang paling produktif.

"Marga T adalah salah satu penulis profilik yang dimiliki Indonesia. Karya-karyanya telah banyak dialihwahanakan dalam format film, sinetron, dan lagu," tulis IKAPI Pusat.

Mengutip dari laman Kemendikbud, Sabtu, (19/8/2023), Marga T mulai dikenal tahun 1971 lewat cerita bersambungnya, Karmila yang kemudian dibukukan dan difilmkan. Masih banyak karya novel miliknya, seperti yang dirangkum Liputan6.com berikut:

1. Karmila

Cerita "Karmila" sebelumnya dimuat dalam bentuk cerita bersambung di surat kabar Kompas. Cerita bersambung "Karmila 1" tayang mulai 6 Juni 1970 dan Cerita bersambung "karmila 2" mulai 15 April 1971. Kemudian, cerita tersebut diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama dalam bentuk novel dan meledak di pasaran.

Novel Marga T itu cepat sekali dicetak ulang. Pertama sekali diterbitkan Desember 1973, pada Februari 1974 sudah mengalami cetakan ke-2, April 1974 cetakan ke-3, lalu pada Juni 1974 cetakan ke-4, Oktober 1974 cetakan ke-5, Februari 1975 cetakan ke-6, desember 1975 cetakan ke-7 September 1975 cetakan ke-8, dan seterusnya. Pada 2003 novel tersebut juga masih dicetak ulang untuk yang ke-19 dan tahun 2004 cetakan yang ke-20 dengan edisi khusus hard cover.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Badai Pasti Berlalu

Karya-karyanya yang lahir setelahnya juga membuat takjub. Bukan hanya karena jumlahnya yang banyak, tapi lantaran mampu menjadi novel-novel laris.

Novelnya Badai Pasti Berlalu (1974) juga menjadi perbincangan yang panjang. Novel yang sangat banyak mendapat apresiasi. Novel itu, seperti juga Karmila, bermula dari cerber di surat kabar Kompas (mulai 5 Juni--2 September 1972).

Gramedia Pustaka Utama menerbitkan pertama kali sebagai novel pada bulan Maret 1974. Pada April 1974 "Badai Pasti Berlalu" mengalami cetakan ke-2, Juli 1974 cetakan ke-3, Oktober 1974 cetakan ke-4, Februari 1975 cetakan ke-5, Februari 76 cetakan ke-6, Oktober 1976 cetakan ke-7, dan seterusnya.

Teguh Karya, mengalihwahanakan novel itu ke layar lebar dengan judul yang sama, "Badai Pasti Berlalu". Film itu dirilis pada tahun 1977 dan dibintangi oleh Slamet Rahardjo, Christine Hakim, Roy Marten, dan Mieke Widjaya.

Untuk mendampingi film ini, Eros Djarot menciptakan lagu dan musik yang sangat indah dengan judul yang sama "Badai Pasti Berlalu". Lagu "Badai Pasti Berlalu" dinyanyikan secara duet oleh suara-suara yang juga luar biasa milik Berlian Hutauruk dan Chrisye. Hingga jadilah novel Marga T itu menjadi satu film yang sangat indah. Film dari novel Marga itu juga menuai banyak penghargaan di FFI 1978.

3 dari 4 halaman

3. Gema Sebuah Hati

Novel Marga T lain yang juga meledak saat dipasarkan adalah Gema Sebuah Hati  yang diambil dari cerber surat kabar Kompas. Saat itu dimuat di Kompas mulai 9  Oktober 1974 dan diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada 1976.

Novel Bukan Impian Semusim itu juga diangkat ke layar lebar dengan judul sama. Sutradaranya yaitu Ami Priyono dan bintangnya antara lain, Djatu Parmawati dan Deddy Mizwar.

Novel ini menceritakan ketegangan dalam masa politik perebutan kekuasaan. Monik dengan teman-temannya di Fakultas Kedokteran Res Publica ikut pula merasakan tekanan serta ketegangan di Kampus yang sudah dikuasai sepenuhnya oleh golongan mahasiswa yang condong ke kiri.

Saat gejolak masa tersebut, Monik masih harus menghadapi gejolak dirinya sendiri. Dia harus menetapkan hati tentang sosok siapa yang akan dipilihnya, apakah Martin atau Steve.

Steve yang pandai bergaul ternyata lebih menyita hatinya dan dia berusaha tetap setia di tengah banyak godaan. Namun, suatu saat dia melihat kecurangan Steve. Hatinya amat kecewa.

Monik menyadari kini siapa sebenarnya yang selama itu dicintainya. Namun sudah terlambat! Martin sudah pergi. Dan Monik ditinggalkan untuk menyesali kebodohan serta kebutaannya. 

4 dari 4 halaman

4. Bukan Impian Semusim

 

Saat ini Marga T telah  menulis 80 cerita pendek, 50 cerita untuk anak berupa novel, novelette, dan kumpulan cerpen serta 38 novel. Cerita-cerita Marga T tidak hanya berkisah tentang cinta, tapi juga ada kisah misteri detektif dan juga cerita satire. 

Sebelum dikumpulkan menjadi buku, tulisannya banyak yang lebih dulu dipublikasikan melalui surat kabar atau majalah, antara lain, di surat kabar Sinar Harapan, Kompas, Suara Karya dan Star Weekly serta majalah Femina, Gadis, dan Mitra.

Salah satunya yang juga berkesan di hati pembacanya adalah novel Bukan Impian Semusim yang diambil dari cerber majalah Femina. Cerita itu mulai dimuat 6 Agustus 1974 dan diterbitkan oleh PT Gaya Favorite Press pada tahun 1976 yang di kemudian hari juga diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 1991.

5. Sekuntum Nozomi

Novelnya yang paling mutakhir adalah Sekuntum Nozomi. Novel itu terdiri atas lima seri, yaitu dari buku kesatu sampai buku kelima terbit tahun 2002--2006. Kelima novel itu berisi halaman yang cukup tebal, buku kesatu 514 halaman, buku kedua 662 halaman, buku ketiga 418 halaman, buku keempat 381 halaman, dan buku kelima 468 halaman.

Di luar Marga T yang novel-novelnya populer, ia diketahui sebagai sosok penulis yang sederhana. Ia tidak ingin terlalu dikenal masyarakat karena khawatir tidak bisa lagi bebas naik bus atau pergi nonton ke bioskop.

Ia diketahui menikah pada 1979 dengan seorang insinyur kimia, lulusan Universitas Trisakti (satu almamater dengannya), tapi bertemu di Eropa saat ia sedang mengunjungi Negara itu. Marga T memperoleh biaya mengunjungi Eropa berkat novelnya Karmila yang beberapa kali dicetak ulang.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini