Sukses

Tips Mencegah Anak Sulit Makan Menurut Dokter Ahli, Dimulai Sejak Orangtua Mengenalkan MPASI

Banyak orangtua kesulitan saat memberi makan anak, lantaran anak-anak jadi pemilih. Ternyata kebiasaan yang dilakukan orangtua sedari awal saat memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) turut berpengaruh terhadap nafsu makan dan sikap pemilih anak terhadap makanan.

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orangtua mengalami kesulitan saat memberi makan anak, lantaran anak-anak jadi pemilih. Ternyata kebiasaan yang dilakukan orangtua sedari awal saat memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) turut berpengaruh terhadap nafsu makan dan sikap pemilih ketika makan sesuatu di masa perkembangan anak.

"Untuk mencapai gizi seimbang yang pertama dicari apa yang di ASI mulai berkurang, seperti komponen zat besi. Ini ada di protein hewani," ujar dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi SpA, MARS saat Zoom Meeting bertajuk "Sambut Hari Anak Nasional, Tokopedia dan Dokter Anak Bahas Peran Penting Orangtua Dukung Tumbuh Kembang Anak, Kamis (20/7/2023). 

Ia pun menyarankan untuk banyak mengonsumsi telur serta hati ayam yang kandungan proteinnya cukup tinggi. Sementara komposisi karbohidrat berupa nasi atau kentang bisa diberikan 20 persen dari total makanan MPASI, sisanya 10 sampai 15 persen adalah protein hewani, lalu sertakan sedikit lemak yang baik untuk lambung bayi yang kecil.

"Lemak tersebut tak perlu harus olive oil atau butter, minyak yang biasa digunakan di dapur juga bisa digunakan," sambung dr. I Gusti.

Lebih lanjut ia tak menyarankan bayi terlalu banyak diberi sayuran dan buah, terutama buah yang tanpa ditambahkan apapun rasanya manis. "Dasarnya bayi itu suka dengan rasa manis, ketika langsung dikenalkan dengan buah ia akan jadi pemilih," jelasnya.

Sebaliknya, bayi mulai umur 6 bulan sejak MPASI harus dikenalkan dulu dengan rasa pahit hati ayam, bau amis telur dan ikan yang kaya zat besi serta protein. Setelah anak mulai familiar dengan banyak rasa dan tekstur makanan. Di masa pengenalan berbagai jenis makanan, sebaiknya buah dan sayur bisa dikonsumsi setidaknya dua kali dalam seminggu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ikan Lele dengan Segudang Nutrisi

Selanjutnya orangtua juga perlu menambahkan unsur vitamin C yang fungsinya untuk penyerapan nutrisi pada bayi. Selain protein hewani, karbohidrat sebagai sumber energi bayi bergerak dan lemak. 

Sebagai variasi, anak juga bisa diberi ikan lele yang terkenal punya segudang protein dan nilai gizi tinggi. Sehingga sumber omega maupun ikan kaya protein tak harus ikan salmon yang mahal.

"Lele adalah sumber protein dan lemak. Lemak ini salah satunya untuk menaikkan berat badan anak. Lele cukup murah bisa dibeli semua kalangan dan juga makanan yang biasa dimakan orangtuanya,"

Kebiasaan makan anak menurut dr I Gusti juga dipengaruhi orangtuanya. Saat makanan orangtua sudah bervariasi maka anak akan mengikuti.

Ada pula orangtua yang kini mengenalkan susu gandum atau oat milk ke anaknya dengan alasan menghindari alergi susu sapi. Hal tersebut menurutnya bisa disesuaikan dengan kondisi anak, apabila anak gemuk karena sering makan pemberian susu gandum diperbolehkan tapi untuk yang mengejar kenaikan berat badan sebaiknya tidak diberikan.

"Gandum agak susah dicerna bayi, biasanya kita tidak terlalu menganjurkan gandum karena kenyangnya akan lama," tegasnya. 

 

3 dari 4 halaman

Memastikan Nutrisi MPASI Instan

Di usia 6 bulan, air susu ibu (ASI) saja sudah tidak bisa mencukupi kebutuhan energi dan nutrisi bayi. Orangtua, terutama ibu harus memberikan bayinya MPASI agar anak bisa bertumbuh secara optimal.

Sekarang ini juga sudah tersedia makanan berbentuk MPASI instan yang dijual di pasaran, baik bentuk bubuk maupun puree. Ada pula yang menjual MPASI yang biasanya berupa bubur bayi yang dijual di warung pinggir jalan dan bahkan di gerobak makanan keliling.

Jadi kalau Anda tidak sempat membuat sendiri di rumah bisa membelinya di luar rumah. Tapi, sebagian ibu mungkin masih ragu, apakah MPASI instan maupun yang dijual di pinggir jalan termasuk aman dan punya nilai gizi yang cukup bagi bayi Anda?

Menurut Pratiwi, seorang nutrionist/ahli gizi, MPASI seperti bubur bayi yang dijual di pinggir jalan bisa saja dibilang menyehatkan apabila aman atau bebas dari cemaran, serta punya kandungan zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan anak. "Jika memang terpaksa harus beli MPASI di pinggir jalan, pastikan MPASI tersebut aman dari cemaran serta memiliki kandungan gizi yang tepat," ujar Pratiwi lewat pesan pada Liputan6.com, Jumat, 3 Maret 2023.

4 dari 4 halaman

Pastikan Higienitas MPASI

Disamping itu, pastikan juga aman dari cemaran. Tidak ada cemaran fisik (misalnya potongan plastik/bungkus makanan, batu, dan lain-lain), tidak ada cemaran biologi (misalnya bakteri), dan tidak ada cemaran kimia (misalnya racun, sisa pestisida, sisa cabun cuci alat makan). Perhatikan bagaimana MPASI tersebut dijual. Apakah kemasan/wadahnya tertutup, apakah wadah yang digunakan food-grade, dan sebagainya.

"Terkait kandungan zat gizi, MPASI harus menu lengkap agar mencukupi kebutuhan berbagai zat gizi, seperti karbohidrat, protein, lemak, serta zat gizi mikro (seperti vitamin dan mineral). Selain jenisnya yang lengkap, jumlah dari tiap komponen juga harus tepat," kata Pratiwi.

Salah satu contohnya yaitu bubur yang terdiri dari nasi/beras (sumber karbo), dengan daging ayam (sumber protein) yang ditumis dengan minyak (sumber lemak), serta wortel (sumber serat, vitamin dan mineral). "Pastikan buburnya bukan didominasi oleh nasi/beras; melainkan terdapat daging ayam tumis dan wortel yang memadai; jangan daging ayamnya hanya 1 suwir, wortelnya hanya 1 iris, selebihnya nasi “sebaskom”," katanya lagi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini