Sukses

Inovasi UMKM Asal Magelang, Produksi Jamu Berbentuk Sirup hingga Jamu Promil dengan Konsultasi

Tak selalu hadir dengan varian kunyit asam maupun beras kencur, inovasi jamu dikombinasikan dengan berbagai rempah lain seperti rosella hingga lidah buaya menciptakan rasa jamu yang unik.

Liputan6.com, Jakarta - Jamu sebagai ramuan herbal asli Indonesia yang diracik menggunakan bahan-bahan alami untuk menjaga kesehatan kini makin mengikuti zaman. Tak melulu hadir dengan varian konvensional seperti kunyit asam maupun beras kencur, jamu ternyata juga bisa dikombinasikan dengan berbagai bahan lain, seperti rosella hingga lidah buaya.

Hal itu menjadi strategi yang dilakukan oleh Jamu Deka, UMKM jamu asal Magelang, Jawa Tengah. Jamu Deka lahir pada 2016 di tengah gencaran minuman boba dan kopi susu yang lebih populer dibandingkan jamu.

"Peminat jamu lebih sedikit, jadi saya coba buat inovasi minuman jamu dan alhamdulillah teman-teman pada suka," tutur Dwi Kuntari sebagai founder dan pemilik Jamu Deka saat dihubungi Liputan6.com, melalui sambungan telepon, Sabtu 27 Mei 2023.

Tak berhenti hanya membuat jamu, Dwi memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk memasarkan produknya. Dari semula pengikutnya hanya sedikit, lamban laun kian bertambah karena Jamu Deka rajin mempromosikan produknya. 

Sebelum pandemi Covid-19 melanda, Dwi juga sempat mengikuti pelatihan UMKM dari berbagai dinas di desanya. Dari sana, Dwi semakin giat dan bersemangat untuk mengembangkan Jamu Deka dalam berbagai kompetisi yang dilakukan dinas maupun Kementerian.

Dwi mulai berinovasi dalam produk sejak 2019. Dari awalnya hanya menjual varian kunyit asam, ia kemudian menciptakan varian Aserehe, yaitu asam, lemon, sere, dan jahe, yang ternyata sangat disukai pelanggannya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Buat Jamu Promil

Dengan nama yang unik, muncul pula varian Belovera yang merupakan perpaduan beras kencur dan potongan aloe vera mirip jeli di dalamnya. Sejak itu, Jamu Deka makin populer di kalangan penikmat jamu di Magelang. Promosinya makin meluas setelah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno datang ke Magelang menemui Dwi dan mencoba Jamu Deka buatannya.

Dwi yang ternyata berlatar belakang pendidikan kebidanan juga menjual jamu untuk program hamil atau promil. Mulanya, ia tawarkan ke seorang teman yang memiliki problem kesuburan, lalu tak disangka setelah 5 bulan meminum ramuan berhasil.

Namun, tak sembarangan bisa membeli jamu promil tersebut, sebab ada sesi konsultasi dulu dari pasangan suami istri agar program berhasil. Pasangan suami istri yang mengikuti program juga disarankan untuk berhubungan di masa subur.

Jamu promil yang dibuatnya mengandung tujuh jenis rempah, di antaranya adalah kunyit, temulawak, sereh, kapulaga, bawang lanang, dan jintan hitam. Tujuh bahan itu dipilih karena menurut kepercayaan orang Jawa, pitu atau tuju bermakna filosofis yang dalam, seperti halnya tumpeng menempatkan tujuh lauk.

"Pitu dalam bahasa Jawa itu pitulungan, artinya pertolongan," jelas Dwi.

3 dari 4 halaman

Kini Punya 14 Varian Jamu

Dwi menerangkan kini Jamu Deka memiliki 14 varian jamu. Paling banyak terjual adalah varian jamu kunyit asem, aserehe, dan belovera. "Produksinya rata-rata 70 hingga 100 botol per hari," sambung Dwi.

Menurut Dwi, bahan baku untuk membuat jamu sangat melimpah dan murah didapat di daerah Magelang. Harga yang dijual untuk produknya pun relatif terjangkau mulai Rp5.000 untuk ukuran 110ml yang dibuat untuk pemesanan suvenir pernikahan.

Jamu Deka dibuat secara manual dan  tanpa pengawet, sehingga tahan hanya sekitar tujuh hari di dalam kulkas dan tiga bulan di dalam freezer. Sebelumnya, sang pemilik sempat berkonsultasi tentang pendaftaran izin edar produk. 

Menurutnya, produk minuman yang awalnya membutuhkan PIRT, kini kewenangannya dialihkan ke BPOM. Namun karena jamunya tidak berpengawet dan masa simpannya tak lebih dari seminggu, BPOM menyebut produknya tak membutuhkan nomor register. Sementara, produk sirum jamu yang masa kedaluwarsanya lebih panjang, ia tetap membutuhkan pendaftaran dan izin edarnya sudah diurus.

Dwi juga bersyukur karena mendapatkan pembinaan UMKM. Dengan begitu, Jamu Deka sudah mendapatkan paten merek dan didaftarkan HAKI-nya.

4 dari 4 halaman

Jangan Konsumsi Jamu Berlebihan

Jamu sejak lama dipercaya sebagai minuman tradisional Indonesia yang punya segudang manfaat bagi kesehatan tubuh. Namun, mengonsumsinya secara berlebihan juga tidak direkomendasikan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Melansir laman webnya, Senin, 15 Mei 2023, efek samping konsumsi jamu secara berlebihan terbagi jadi tiga yakni efek jangka pendek, menengah, dan panjang.

1. Efek Jangka Pendek

Gangguan pencernaan, seperti diare dan muntah adalah efek jangka pendek konsumsi jamu melebihi takaran seharusnya.

2. Efek Jangka Menengah

Potensi efek jangka menengah karena berlebihan mengonsumsi jamu yaitu gangguan fungsi liver. Pasalnya, saat jamu atau bahan herbal lain masuk ke dalam pencernaan, proses metabolisme akan berlangsung di liver.

3. Efek Jangka Panjang

Bila mengonsumsi jamu secara berlebihan, pekerjaan liver akan jadi berat dan akhirnya terganggu. Dalam catatan efek jangka panjang, kebisaan ini berpotensi menyebabkan gangguan fungsi ginjal.

Disebutkan ginjal harus bekerja keras untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme apabila dikonsumsi melebihi dosis. Mencari jamu yang tak mengandung beragam zat kimia, pengawet, dan terbukti higienis adalah sedikit tips aman mengonsumsi jamu setiap hari. Jika meminum jamu yang dijual dalam bentuk kemasan, cari yang telah teruji Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Jika ingin menggunakan jamu untuk pengobatan penyakit tertentu, ada baiknya konsultasikan langsung ke dokter agar menggunakan jamu dengan jenis dan dosis yang tepat. Perlu diingat pada kondisi kesehatan tertentu, jamu tidak dapat menggantikan obat-obatan yang diresepkan dokter. 

 

Disclaimer: Jamu adalah ramuan tradional berbahan alami yang bisa membantu kesehatan tubuh. Bila ada keluhan kesehatan, sebaiknya dikonsultasikan kepada dokter.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.