Sukses

Padang Rumput Fulan Fehan di Atambua NTT, Berasa di Selandia Baru tapi Tak Perlu Paspor

Pastikan memilih bulan yang tepat untuk mengunjungi Fulan Fehan yang terletak di Atambua, NTT. Waktu yang tepat akan menghasilkan pengalaman wisata bak di Selandia Baru, tapi tanpa perlu paspor.

Liputan6.com, Jakarta - Keindahan wisata di kawasan Indonesia timur tak diragukan lagi. Selain Raja Ampat di Papua dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, baru-baru ini berkat unggahan viral seorang kreator konten, padang rumput Fulan Fehan di Atambua NTT turut jadi perhatian para traveler.

Pemandangan menakjubkan padang rumput Fuhan Fehan dari atas tampak seperti berada di Selandia Baru. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno bahkan ikut mengunggah ulang konten video tersebut.

"NEW ZEALAND ❌ NUSA TENGGARA TIMUR ✅ Kemegahan alam Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak dapat disangkal lagi, seperti Fulan Fehan Atambua yang membuat saya terpukau dengan keindahan pantai, perbukitan, keanekaragamannya yang melimpah, serta budaya yang kental. Inilah #WonderfulIndonesia!," tulis Sandi di kolom keterangan, dikutip dari Instagram pribadinya @sandiuno, Kamis (4/5/2023). 

Sandi mengungkapkan, kontribusi warga NTT dalam kebangkitan ekonomi Indonesia dan menciptakan lapangan kerja termasuk juara. Banyak pelaku kreatif dan UMKM disini yang berjuang untuk membangun usaha dengan pemanfaatan positif dari sumber daya alam di NTT.

"Saya dan @kemenparekraf.ri sangat mendukung untuk eksplor #DiIndonesiaAja dan wujudkan impian bersama dalam menciptakan Indonesia maju dan sejahtera!🇮🇩," tulis Sandiaga Uno lagi. 

Mengutip dari laman Tripadvisor, Fulan Fehan merupakan bentangan padang rumput hijau yang luas dan indah. Pastikan memilih bulan yang tepat untuk mengunjungi Fulan Fehan dengan Juni disebut sebagai musim sejuk dingin. Cuacanya akan berkabut tebal di pagi dan sore hari.

Sementara pada Oktober, suhu sangat panas dan padang rumput berubah jadi savana. Sekitar Desember, Fulan Fehan cenderung akan mengalami banyak curah hujan sehingga tidak dianjurkan berkunjung pada masa tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Respons Warganet tentang Fulan Fehan

Dari video juga terlihat bahwa wisatawan yang berkunjung bisa melihat kawanan kuda merumput. Berjalan sampai ujung, wisatawan akan menemui lembah yang indah.

Unggahan Menparekraf Sandiaga Uno turut ditanggapi warganet. Kebanyakan dari mereka terpukau dengan keindahan Fulan Fehan yang hijau dan terasa teduh.

"Mantul, tapi keterjangkauan, infrastruktur pendukung, konsep desa wisata dan lain-lain perlu di up," tulis seorang warganet. "Kalo banyak wisatawan ke sana, alamnya jadi rusak nggak? tanya warganet.

"NTT masih banyak tempat yang bagus dan indah yang belum diexplore pak," kata yang lain. "Harga tiketnya apa kabar," sambung warganet.

"Halo pak Sandi. Saya sebagai rakyat Indonesia. Kita sebenarnya ingin sekali traveling ke seluruh nusantara tapi tidak tahu kenapa tiket pesawat domestik itu mahal sekali. Contoh dari Jakarta ke Penang Malaysia aja itu 700 ribu sampai 800 ribu," komentar warganet membandingkan harga tiket pesawat ke luar negeri yang lebih murah.

3 dari 4 halaman

Ritual Etu dan Tinju Tradisional NTT

Selain pesona indah wisatanya, NTT juga kaya akan warisan budaya. Salah satunya adalah ritual etu atau tinju tradisional merupakan upacara ritual pertanian yang diselenggarakan setiap tahun oleh masyarakat Nagekeo, Flores, NTT.

Mengutip dari kanal Regional Liputan6.com, 3 April 2023, ritual ini digelar berdasarkan pada perputaran bulan yang mengikat suatu masyarakat dalam tradisi. Artinya, ritual tersebut digelar berdasarkan peredaran bulan purnama dalam setahun.

Dilansir dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, upacara etu meliputi beberapa tahap dengan kegiatan dan waktu yang telah ditentukan. Tujuan upacara ini yakni sebagai ucapan syukur atas hasil panen yang telah diperoleh sekaligus sebagai pemohonan kesuburan untuk tanaman di tahun berikutnya.

Selain itu, upacara ini juga sebagai peningkatan rasa solidaritas sosial antar warga masyarakat. Masyarakat setempat pun menganggap upacara ini sebagai kesenian, olahraga, dan rekreasi. Upacara ini diselenggarakan di tempat khusus, yakni sao waja (rumah pemali). Segala persiapkan berlangsung di tempat ini. 

4 dari 4 halaman

Upacara Toa Loka di NTT

Selanjutnya, upacara toa loka atau upacara awal sebelum etu dilaksanakan di suatu lokasi yang disebut loka. Dalam upacara ini dilakukan legi atau sajian untuk arwah nenek moyang.

Sebelum upacara dimulai, pihak penyelenggara upacara harus mempersiapkan tanggal upacara, teknis acara, dan penyambutan tamu. Pihak penyelenggara sebagai tuan rumah juga wajib mempersiapkan lako melo (arena) dengan membuat pagar keliling, kepo atau alat tinju yang dibuat dari ijuk yang dipintal pada bagian ujung, mubu atau ikat kepala bewarna merah atau cokelat, kau kasal atau ikat kuda bewarna merah atau coklat, serta sada.

Di samping itu, pihak penyelenggaran harus mempersiapkan dua hal utama, yaitu persiapan fisik dan mental. Persiapan mental juga diperlukan agar dua kubu bisa sportif dan menerima kekalahan saat melaksanakan upacara.

Dimulainya upacara ditandai dengan tinju yang dilaksanakan secara simbolis oleh kedua orangtua. Kedua orangtua mengenakan pakaian lengkap. Sebagai pengganti kepo (alat tinju), mereka dilengkapi dengan tongkat jagung.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.