Sukses

Mengenal Kabupaten Lahat Sumatera Selatan yang Kini Dilanda Banjir Bandang

Kabupaten Lahat di Sumatera Selatan dan sedang dilanda banjir bandang memiliki 24 kecamatan, 18 kelurahan dan 360 desa.

Liputan6.com, Jakarta - Tiga desa di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan (Sumsel) pada Kamis 9 Maret 2023 dilanda banjir bandang. Ketinggian debit air banjir bandang mencapai 1,5 meter. Ketiga desa yang dilanda banjir bandang Lahat yaitu Desa Pelajaran dan Nanti Giri Kecamatan Jarai, serta Desa Lubuk Sepang, Kecamatan Pulaupinang.

Melansir Antara, Jumat, 10 Maret 2023, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lahat Ali Afandi membenarkan mengenai bencana banjir yang merendam tiga desa di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Ia mengatakan, tiga desa yang terendam banjir bandang antara lain Desa Pelajaran dan Nanti Giri, Kecamatan Jarai, Desa Lubuk Sepang, Kecamatan Pulau Pinang.

Kabupaten Lahat sendiri memiliki 24 kecamatan, 18 kelurahan dan 360 desa. Sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan, Lahat dikenal dengan sebutan Bumi Seganti Setungguan.

Seganti Setungguan merupakan semboyan kabupaten yang berarti persatuan dan kesatuan yang kokoh, gotong-royong, setia kawan, berpendirian teguh, dan bertanggung jawab.  Wilayahnya berbatasan dengan beberapa kabupaten, yakni Kabupaten Muara Enim dan Musi Rawas di sebelah utara, Kabupaten Bengkulu dan Kabupaten Muara Enim di sebelah selatan, Kota Pagar Alam dan Kabupaten Muara Enim di sebelah timur, serta Kabupaten Empat Lawang di sebelah barat.

Dilansir dari berbagai sumber, sejarah Lahat tak terlepas dari pembentukan tujuh Afdeling atau wilayah-wilayah kecil sebagai pecahan Karesidenan Palembang oleh Belanda pada 1869. Salah satunya Afdeling Lematang Oeloe, en Lematang Ilir, en de Pasemah Landen. Dari afdellng ini, dibentuk lagi pemerintahan yang lebih kecil yang salah satunya bernama Onder Afdeling Lematang Oeloe dengan ibu kota di Lahat.

Pembentukan ibu kota terjadi pada 20 Mei 1869. Saat itu, Lahat dipimpin oleh Asisten Residen PP.DU.CLOUX. Berdasarkan sejarah pembentukan wilayah ini, ditetapkan hari jadi Kabupaten Lahat bersamaan dengan terbentuknya Afdeling Lematang Oeloe, en Lematang Ilir, en de Pasemah Landen pada 20 Mei. Jumlah penduduknya pada 2020 mencapai 430.071 jiwa yang terdiri dari 220.015 laki-laki dan 210.056 perempuan. 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gereja Tertua di Sumatera Selatan

Kabupaten Lahat mendapat rekor MURI pada 2021 sebagai daerah dengan peninggalan megalitikum terbanyak di Indonesia. Pusatnya berada di Dataran Tinggi Pasemah yang dikenal oleh para arkeolog. Dataran tinggi ini membentang dari barat laut hingga tenggara sepanjang 70 kilometer yang merupakan gugusan dari Bukit Barisan.

Pasemah memiliki sejumlah batu megalit yang dibuat oleh manusia purba pada 2.000 hingga 3.000 tahun yang lalu. Batu-batu megalit ini terdiri dari berbagai bentuk dan juga ukuran, hal ini menandakan kemampuan yang menakjubkan serta budaya yang dimiliki oleh manusia purba.

Batu-batu ini antara lain berbentuk manusia, binatang, dan rumah batu. Sayangnya, tidak ditemukan tulisan pada batu sehingga tidak diketahui siapa yang membuat batu-batu ini.

Selain itu, terdapat pula dolmen, tetralith, batu datar, lumpang batu, menhir, kubur batu, dan kubur tempayan. Situs-situs megalitik Pasemah ini tersebar di Kabupaten Lahat, Kota Pagar Alam, dan sebagian Kabupaten Empat Lawang.

Di Kabupaten Lahat berdiri gereja tertua di Provinsi Sumatera Selatan, yaitu Gereja Santo Mikael. Gereja ini terletak di Desa Pajar Bulan, Kecamatan Tanjung Sakti Pumi. Gereja dibangun oleh Pastor Jan Van Kamper SCJ pada 1898 yang berarti sudah berusia 123 tahun.

Hingga kini, kondisi bangunan tidak mengalami perubahan. Kualitas kayu bangunan menggunakan kualitas kayu terbaik, yang dikenal oleh masyarakat setempat sebagai kayu tenam, cemaro, atau lagan. Pada zaman penjajahan Jepang, gereja ini berhenti berfungsi karena digunakan sebagai gudang.

 

3 dari 4 halaman

Tempat Wisata di Lahat

Lahat pun punya sejumlah tempat wisata menarik. Salah satunya adalah Bukit Serelo yang berada di Kecamatan Merapi Selatan, tepatnya berada di Desa Perangai. Selain dikenal sebagai Bukit Serelo, lokasi ini dikenal pula sebagai Gunung Jempol dan Bukit Tunjuk.

Penyebutan Bukit Tunjuk dikarenakan bentuk dari puncak bukit menyerupai telunjuk yang mengarah ke langit. Masyarakat percaya bahwa kehadiran bukit ini sebagai pengingat bahwa masih ada Tuhan di atas manusia, sehingga manusia harus tetap rendah hati. Bukit ini merupakan bagian dari Bukit Barisan yang dikelilingi oleh Sungai Lematang.

Bukit Serelo ini memiliki tinggi kurang lebih 900 meter di atas permukaan laut dan dapat dilihat dari Kabupaten Muara Enim. Pesona pemandangan bukit yang memikat hati, membuat bukit ini terkadang dijadikan tempat kemah. Puncak bukit dapat dicapai dengan memanjat tebing curam.

Selain itu ada Air Terjun Lawang Agung yang berada di Kecamatan Mulak Ulu. Kawasan ini layak dikembangkan untuk menambah pendapatan daerah dengan lokasi yang tidak terlalu jauh dari jalan utama, Lokasi Air Terjun Lawang Agung dapat dicapai dengan menggunakan mobil. Kondisi jalan utama menuju lokasi sekitar 500 meter, dengan kondisi jalannya menurun dan berbatu-batu kecil. 

4 dari 4 halaman

Kuliner khas Lahat

Pada saat perjalanan ke lokasi melewati sekolah SD dan kebun kopi. Di sekitar lokasi, terdapat jembatan gantung. Aktivitas yang dapat dilakukan dilokasi ini adalah berenang, mancing dan jala ikan.

Ada juga Air Terjun Bidadari yang menyajikan keindahan alam yang alami. Lokasinya pun tidak terlalu sulit untuk dicapai. Air Terjun Bidadari terletak di desa Karang Dalam, kecamatan Pulau Pinang kurang lebih 8 km dari kota Lahat. Di sekitar lokasi air terjun tersebut, ada tiga air terjun lagi yaitu Air Terjun Bujang Gadis, Air Terjun Sumbing dan Air Terjun Naga yang dapat dinikmati dengan menyusuri aliran dari Air Terjun Bidadari.

Kabupaten Lahat seperti daerah lainnya di Indonesia juga punya kuliner khas. Mereka punya Lemang yang terbuat beras ketan yang dicampur dengan santan. Makanan ini dimasak di dalam bambu dan dibakar di atas bara api. Makanan ini juga jamak ditemui di wilayah Sumatera Barat.

Ketika dimasak, lemang akan menghasilkan aroma khas yang dihasilkan dari memasak ketan dalam bambu. Makanan tradisional ini kini memiliki rasa yang bervariasi, mulai dari rasa coklat, durian, hingga stroberi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.