Sukses

Ruangan Privasi di Kafe Korea Selatan Disalahgunakan oleh Remaja

Tidak hanya kegiatan seks, tetapi banyak ditemukan remaja merokok dan minum alkohol.

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini di Korea Selatan semakin banyak kafe yang membuat ruangan privasi atau yang biasa disebut "kamar kafe". Kamar tersebut kerap tidak mematuhi peraturan yang akhirnya memicu perdebatan aktivitas seksual remaja, yaitu sesuatu hal yang dianggap tabu di Negeri Ginseng. Ketika pemerintah sedang menindak kasus ini, beberapa kali ditemukan siswa di bawah umur menggunakannya untuk berhubungan seks.

Melansir dari Korea Times pada Senin, 13 Februari 2023, ruangan ini mulai muncul pada awal 2000-an untuk menawarkan ruang pribadi dengan fasilitas dasar kepada para pengunjung. Namun, dalam beberapa tahun terakhir banyak dari bangunan tersebut telah berkembang menjadi fasilitas seperti hotel.

Tidak seperti dulu yang menggunakan tirai atau partisi untuk privasi, beberapa kafe kini menyediakan ruangan terpisah dengan pintu yang dapat dikunci. Kamar tersebut biasanya dilengkapi dengan televisi, tempat tidur, dan kamar mandi dalam kamar tertentu.

Dari sisi peraturan, kamar kafe ini tidak jauh beda dengan motel dan hotel yang melarang anak di bawah umur dilarang masuk berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Pemuda. Pemerintah menyebut ruangan tersebut telah menyimpang dari hukum karena terdaftar di bawah lisensi bisnis umum atau restoran.

Tidak hanya kegiatan seks, tetapi banyak ditemukan remaja merokok dan minum alkohol. Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga Korea Selatan telah mendesak pemerintah daerah dan polisi untuk menindak tegas kamar kafe yang "ilegal".

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Upaya Pemerintah

Kementerian Gender pada Jumat, 10 Februari 2023 telah mengadakan pertemuan dengan badan pemerintah terkait, termasuk Kementerian Pendidikan dan Kesehatan dan Kesejahteraan dan Badan Kepolisian Nasional untuk menghasilkan langkah-langkah efektif dalam mengatur ruang kafe ilegal yang dapat menimbulkan risiko bagi anak di bawah umur.

"Kami akan membahas berbagai cara meningkatkan langkah-langkah saat ini untuk lebih memantau pemilik bisnis kamar kafe yang baru muncul dan menciptakan lingkungan yang aman bagi kaum muda," kata Lee Ki Soon, Wakil Menteri Kesetaraan Gender dan Keluarga.

Pihaknya juga akan menginspeksi khusus di kafe kamar yang menyerupai motel. Hal ini telah dipertimbangkan dan direkomendasikan dengan kementerian keluarga, pemerintah daerah, termasuk Seoul, Daegu, dan Busan.

Namun, beberapa ahli menunjukkan bahwa mengatur fasilitas tersebut juga hahrus sejalan dengan peningkatan kelas pendidikan seks yang ditawarkan di sekolah untuk membantu kaum muda membuat keputusan yang lebih baik tentang kehidupan seks mereka.

3 dari 4 halaman

Tugas Pemerintah

Meski sudah menjadi tugas pemerintah untuk mengatur bisnis yang merugikan anak di bawah umur, mengingat fasilitas serupa mungkin muncul di masa depan, solusi yang lebih mendasar adalah memberikan pendidikan seks yang tepat. Lee Hyun Sook, kepala Tacteen, pusat konseling kekerasan seksual untuk remaja setuju dengan cara pemerintah yang memantau kamar kafe "ilegal" tersebut.

"Saya setuju bahwa pemerintah harus secara ketat memantau kafe kamar ilegal yang dapat membahayakan anak-anak. Tapi apakah mereka (kafe) harus diatur hanya karena remaja berhubungan seks di sana, itu masalah yang rumit," jelasnya.

Menurutnya, alasan remaja memilihi kamar kafe untuk berhubungan seksa adalah karena hampir tidak ada pilihan lain. Meskipun seks konsensual antara remaja tidak ilegal di Korea Selatan, anak di bawah umur yang aktif secara seksual akan tidak disukai oleh masyarakat pada umumnya.

Dia menambahkan bahwa pihak sekolah harus berbuat lebih banyak untuk mengadvokasi sikap seks yang aman dan sehat dengan memberikan informasi yang penting kepada remaja.

 

4 dari 4 halaman

Kurikulum Pendidikan Seks

Lee Hyun Sook mengatakan saat ini kurikulum pendidikan seks di sekolah saat ini kurang memiliki panduang yang tepat tentang bagaimana melakukan hubungan seks yang aman, seperti halnya membeli alat kontrasepsi.

"Saya tidak mengatakan bahwa kita harus mendorong remaja untuk berhubungan seks, tetapi kurangnya bimbingan dari orang dewasa menyebabkan anak di bawah umur melakukan hubungan seks yang tidak aman," tuturnya pada Korea Times.

Menurut survei Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea pada 2019, enam persen siswa sekolah menengah dan atas telah melakukan hubungan seks mulai dari usia rata-rata 13 tahun. Tetapi lebih dari separuh remaja yang aktif secara seksual, yaitu sebesar 58,7 persen tidak melakukan seks dengan aman.

Sementara data dari Statista tentang hubungan seksual di kalangan remaja putri Korea Selatan 2021 menyebut bahwa sekitar 7,6 persen siswi kelas tiga SMA menyatakan pernah melakukan hubungan seksual. Rata-rata 5,4 persen siswa remaja menjawab pernah berhubungan seks.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.