Sukses

Lady Gaga Puji Taylor Swift karena Terbuka Soal Gangguan Makan yang Dialaminya di Masa Remaja

Pengakuan Taylor Swift soal gangguan makan yang dialaminya ditayangkan di film dokumenter yang dirilis 2020. Tapi, klip itu kembali menarik perhatian Lady Gaga.

Liputan6.com, Jakarta - Lady Gaga memberikan pujian bagi Taylor Swift atas keberaniannya berbicara soal gangguan makan yang pernah disampaikannya lewat film dokumenter Netflix, Miss Americana. 

"Itu benar-benar sangat berani, semua yang kau katakan 'wow'," komentar pelantun lagu Bad Romance di kolom komentar TikTok yang menampilkan cuplikasi video dari dokumenter Netflix tersebut.

Dalam video tersebut, Taylor Swift direkam secara diam-diam saat mengaku secara 'bertahap' mengalami gangguan makan setelah mencapai ketenaran di usia muda. "Aku lebih bahagia dengan diriku sekarang... Aku tak peduli seperti dulu bila seseorang mengamati aku naik berat badan. Itu hanya sesuatu yang membuat hidupku lebih baik," tutur pencipta lagu I Knew You Were Trouble itu.

Dikutip dari PageSix, Selasa (24/1/2023), Swift juga mengungkapkan bahwa ia 'tak makan' dan 'banyak berolahraga' agar bisa memenuhi standar kecantikan ideal, yang belakangan disadarinya 'tak mungkin'. "Selalu ada sejumlah standar kecantikan yang kamu tak bisa penuhi, karena bila kamu cukup kurus, artinya kamu tak akan memiliki bokong yang semua orang inginkan," ujar Swift lagi.

Di sisi lain, Lady Gaga juga pernah mengalami masalah serupa, yakni mengidap bulimia dan anoreksia. Pada 2012, penyanyi Born This Way itu berbicara di konferensi It's Our Turn dan membagi ceritanya setelah seorang gadis muda mengungkapkan bahwa ia juga mengalami masalah dengan gangguan makan.

"Aku pernah memuntahkan semuanya sepanjang waktu di SMA," ucap Gaga. "Itu sangat sulit, tapi kamu harus berbicara dengan seseorang tentang hal itu."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sakiti Gadis Muda

Dia menyebut berat badan tetaplah sebuah perjuangan. Dia mengingatkan bahwa setiap foto maupun video yang menampilkan dirinya, ada orang lain akan menyunting gambar, membuatnya seperti sempurna.

"Itu bukan hidup yang nyata. Aku akan katakan ini tentang anak-anak muda, 'Perang diet harus dihentikan. Semua orang hanya menjatuhkannya. Karena pada akhirnya, itu memengaruhi anak-anak seusia Anda. Dan itu membuat para gadis sakit."

Sementara itu, dokumenter Taylor Swift diputar perdana pada Sundance Film Festival, Januari 2020 lalu. Dikutip dari Variety, satu cuplikan video menyoroti komentar negatif atas tubuh Swift.

"Dia terlalu kurus. Itu menggangguku," demikian bunyi komentar tersebut. Ternyata, hal tersebut juga mengganggu Swift.

Dalam salah satu segmen film Netflix yang paling mengungkap dan mengejutkan, Swift berbicara selama beberapa menit tentang perjuangannya di masa lalu dengan gangguan makan. Setelah difoto menghadap barisan fotografer setelah dia muncul dari pintu depan rumahnya, Swift terdengar dalam sulih suara yang mengatakan bahwa "tidak baik bagi saya untuk melihat foto diri saya setiap hari."

Meskipun dia mengatakan "itu hanya terjadi beberapa kali, dan saya sama sekali tidak bangga akan hal itu", Swift mengakui ada saat-saat di masa lalu ketika dia melihat foto dan memandangi perutnya. Ia merasa terlalu besar. "Seseorang mengatakan bahwa saya terlihat hamil… dan itu hanya akan memicu saya untuk sedikit kelaparan – berhenti makan."

 

3 dari 4 halaman

Sempat Dituduh Fatphobic

Dalam kesempatan berbeda, video klip terbaru Taylor Swift yang berjudul Anti-Hero direspons buruk karena menampilkan adegan yang dinilai menunjukkan unsur fatphobic. Fatphobic diartikan tindakan atau sikap, baik secara implisit maupun eksplisit, yang menunjukan ketakutan atau ketidaksukaan terhadap orang yang memiliki kelebihan berat badan.

Istilah ini seiring waktu semakin disuarakan, untuk meminimalisir diskriminasi yang diterima oleh orang-orang dengan kelebihan berat badan. Seperti yang kita ketahui, orang-orang yang memiliki badan tersebut seringkali dicap negatif. Mereka sering dianggap malas, serakah, dan tidak sehat.

Dikutip dari kanal Citizen6 Liputan6.com, di video musik yang berdurasi berdurasi sekitar 5 menit 9 detik itu, pada menit kedua lebih beberapa detik, terlihat ada dua jati diri Taylor Swift. Salah satu dari Taylor Swift tersebut sedang menggunakan mesin timbangan, yang jarum jamnya menuju tulisan "fat". Karena hal itu, Taylor Swift dituduh sebagai seorang fatphobic.

Banyak warganet mengkritisi video tersebut di kolom komentar. Tapi, komentar-komentar tersebut sudah tertindih oleh komentar-komentar bernada positif yang mendukung Taylor Swift.

 

4 dari 4 halaman

Hapus Adegan

Banyak Swifties (sebutan untuk fans Taylor Swift) yang menilai bahwa adegan tersebut sama sekali tidak bermaksud negatif.  "Dia tidak fatfobia. Orang lainlah yang mempermalukannya. Jika menghadapi kenyataan sangat menyakitkan bagi kalian, mungkin mulai menjadi nyata dan tidak munafik," ucap salah satu penggemar yang bahkan di-like hingga 18 ribu orang.

Dilansir BBC, Taylor Swift kini sudah menghapus adegan yang membuatnya dituduh "fatphobic". Di kolom komentar video musik tersebut, banyak penggemar yang merasa kecewa.

"Menyukai video dalam bentuk aslinya (video asli sebelum disunting). Saya minta maaf bahwa para perundung internet merusak itu untuk kita semua. Fatphobia yang terinternalisasi adalah perjuangan nyata bagi banyak dari kita, dan seni yang menggambarkannya tidak harus disensor," ucap salah satu warganet menyampaikan perasaannya. 

"Kemunafikan media sangat mencengangkan. Saya pikir adegan skala (adegan yang dituduh fatphobic) sangat rentan dan saya benar-benar kesal karena bagian dari itu diambil. Kami mencintaimu Taylor dan kami menghargai Anda terbuka dengan kami tentang rasa tidak aman Anda," tulis penggemar lainnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.