Sukses

Ragam Kesalahan Penduduk Indonesia Tentang Ketahanan Pangan

Persoalan ketahanan pangan masih terus menjadi isu yang penting di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Persoalan pangan masih terus menjadi isu yang penting di negara ini. Baik itu tentang masalah kekurangan pangan, sampai cara pengolahan hasil tanam yang tidak maksimal. Situasi itu membuat program-program yang berkaitan dengan penguatan ketahanan pangan di Indonesia melempem,

“Sebenarnya Indonesia adalah negara yang sangat sangat subur,” ucap Helianti Hilman dalam ‘Leader Talk’ di acara peluncuran program-program Bukapangan di Jakarta belum lama ini.

Menurut Food Leader yang juga Founder & Executive Chair Person Javara & Sekolah Seniman pangan ini, sangat mudah menanam tumbuhan di Indonesia. Sebagai contoh tanaman kelor, “Menanamnya dengan cara asal saja, tanaman ini sudah bisa tumbuh subur” ujar mantan lawyer itu.

Ia menambahkan, masih banyak tanaman sejenis yang tidak membutuhkan keahlian dan perawatan khusus.Helianti yang sejak 2008 berkomitmen mengangkat pangan nusantara ini menyebutkan, ada tiga hal yang membuat masyarakat di Indonesia rentan akan rapuhnya ketahanan pangan.

1. MalSyukur : Masyarakat Indonesia pada umumnya kurang bersyukur dengan apa yang mereka miliki di negara yang kaya dan subur ini. “MalSyukur membuat masyarakat lupa mensyukuri nikmat sehingga tidak dapat menggali potensi apa yang bisa dimaksimalkan di lahan daerah mereka.

2. MalRajin : Sikap pemalas juga menjadi penghalang besar bagi penguatan ketahananan pangan di Indonesia. “Ada orang malas berpikir tapi rajin bergerak, demikian pula sebaliknya,” ujar Helianti,. Yang paling parah, kata dia, adalah jika orang itu malas dua-duanya, Jika hanya malas berfikir tapi rajin bergerak, tinggal diberi pelatihan-pelatihan bagaimana menanam hingga mengolah tanaman menjadi bahan pangan yang benar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kebermanfaatan untuk Masyarakat

3. MalPikir: Kurang responsif terhadap kondisi sekitar sehingga membuat banyak tanaman yang seharusnya menjadi sumber pangan terabaikan. Kurang kreatif mengolah sumber daya pangan ini berkaitan dengan kurangnya kemampuan berfikir bisa juga berujung pada tindakan kriminalisasi oleh berbagai pihak yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan para petani-petani.

Hal ini pulalah yang menjadi latar belakang Helianti yang kini memiliki Jaringan kelompok Tani , “ Gunanya ya untuk mencegah tindakan kriminalisasi seperti itu” katanya.

Sementara itu, di tempat yang sama, Lembaga Amil Zakat Nasional serta Nazir Yayasan Wakaf Djalaluddin Pane (LAZYWDP) Bukapangan meluncurkan 17 program ZIS, 7 program wakaf melalui program Mutiara Ramadhan 1444 H. Program-program yang diluncurkan ini merupakan program yang dilaksanakan sepanjang tahun 2023.

“Acara ini terdiri dari tiga agenda besar yaitu penandatanganan MoU dengan beberapa mitra program, serta bukapangan Leaders Talk.

Debby FL Pane, selaku Ketua Dewan Pembina LAZ YWDP Bukapangan menuturkan bahwa kegiatan ini menjadi momentum bagi LAZ YWDP bukapangan untuk bisa meluaskan kebermanfaatannya bagi umat. Terutama kebermanfaatan untuk masyarakat fakir dan miskin sebagai seorang dhufa ataupun mustad’afin

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.