Sukses

Jogja Jadi Tuan Rumah ASEAN Tourism Forum, Tamu Bakal Dijamu dengan Royal Dinner

Ajang ASEAN Tourism Forum (ATF) bisa menjadi gerbang Jogja untuk lebih dikenal di Asia Tenggara.

Liputan6.com, Jakarta - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terpilih sebagai tuan rumah ASEAN Tourism Forum (ATF) 2023 yang akan digelar pada 2--5 Februari 2023. Saat ini, persiapannya sudah mencapai 70 pesen. Promotor Pariwisata DIY dan Kebudayaan Kraton Jogja, GKR Bendara, menyampaikan persiapan untuk event internasional tersebut berjalan dengan baik dan diyakini sesuai dengan rencana semula.

"Kalau dari venue-nya, JEC sudah on schedule, Desember [2022] nanti akan selesai memperbaiki fasilitas yang ada di sana," terangnya dalam The Weekly Brief with Sandi Uno, yang digelar secara hybrid di Jakarta, Kamis, 10 November 2022.

Pertemuan ATF 2023 akan digelar di Royal Ambarrukmo, sedangkan travex (travel experience) ATF akan digelar di Jogja Expo Center (JEC). "Ini menjadi acara yang luar biasa, dan mungkin bisa menjadi gerbang Jogja untuk lebih dikenal di ASEAN," ucap GKR Bendara.

Ia juga menyampaikan akan ada royal dinner di Keraton Jogja bersama Sri Sultan Hamengkubuwono X atau disebut juga dengan Ngarso Dalem.  "ATF ini sangat spesial sehingga akan ada royal dinner. Kita hanya bikin acara ini di momen-momen tertentu saja, salah satunya di ajang ATF 2023 ini," katanya.

"Kita bakal mengundang perwakilan peserta ATF. Tapi untuk acaranya seperti dan detailnya seperti apa, belum bisa kita ungkap sekarang, karena ini bakal jadi kejutan," sambungnya.

ATF 2023 diperkirakan dihadiri sekitar 2.000 delegasi dari berbagai negara. Menurut Singgih Raharjo selaku Kepala Dinas Pariwisata DIY, penginapan dan hotel telah disiapkan. Ia juga menyampaikan, sumber daya manusia juga telah siap. Di ATF 2023 akan digelar pertemuan level menteri serta pejabat tinggi. Selain itu akan ada kesempatan untuk pertemuan bilateral antar-negara Asia Tenggara.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dua Kegiatan Besar

Diharapkan dari pertemuan tersebut akan terwujud kerja sama di bidang pemasaran, investasi, sumber daya manusia, dan sistem double tourism. Pameran UMKM industri kreatif di DIY dan sekitarnya pun akan mewarnai ATF 2023.

"Ini kali kedua Indonesia menjadi tuan rumah forum itu, bagi Yogyakarta juga demikian. Ini untuk kali kedua mewakili Indonesia sebagai tuan rumah setelah yang pertama digelar 20 tahun silam, persisnya tahun 2002," kata Singgih Raharjo,

Forum ini dinilai menjadi pemantik geliat pariwisata internasional yang efektif setelah dihantam pandemi Covid-19 yang membatasi wisatawan mancanegara (wisman) masuk ke Yogyakarta selama dua tahun terakhir. Ditambah lagi, forum ini melibatkan pemangku kebijakan dan pelaku industri wisata dari belasan negara.

"Peserta forum ini nanti ada 10 negara anggota ASEAN beserta Jepang, Korea, dan China," kata Singgih. Adapun soal agenda utama forum itu di Yogyakarta, Singgih melanjutkan, terbagi dua kegiatan besar.

Pertama, pertemuan antar-Menteri Pariwisata para peserta ATF 2023 dan kedua, pameran sektor wisata antarnegara yang dikemas dalam ajang Travel Expo. "Untuk pertemuan menterinya akan dipusatkan di salah satu hotel bintang lima sedangka Travel Expo dipusatkan di Jogja Expo Center," ujar Singgih.

 

3 dari 4 halaman

Nilai Tambah Pariwisata Indonesia

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X telah bertemu dan membahas sejumlah persiapan perhelatan forum internasional itu bersama Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Ni Wayan Giri Adnyani di Yogyakarta, pada akhir Agustus lalu. Singgih menambahkan, persiapan menggelar forum pariwisata antarnegara itu perlu dilakukan dengan seksama karena momentum itu diyakini memberikan nilai tambah pariwisata di Indonesia, khususnya Yogyakarta.

Salah satunya, mempersiapkan para pelaku industri dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Yogyakarta agar bisa unjuk diri dalam ATF 2023. Sementara, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan bahwa ATF merupakan perhelatan yang cukup besar, hampir selevel dengan G20.

"ATF ini skalanya sama besarnya karena mengundang menteri-menteri pariwisata. Ada juga kemungkinan perwakilan dari kementerian lainnya tingkat ASEAN dan negara sahabat ke Yogyakarta," kata Sandiaga.

Tak hanya mempersiapkan event ATF, Kemenparekraf juga bersiap dengan skala jangka panjang yakni menyambut endemi dengan tiga pendekatan. "Satu ada digitalisasi, dua utamakan kesehatan atau global health architecture dan ketiga adalah sustainability," tutut Sandi.

 

4 dari 4 halaman

Promosi Desa Wisata

ATF juga menjadi momentum Yogyakarta mempromosikan desa-desa wisatanya ke dunia luar. Menurut Sandi, Jogja merupakan salah satu destinasi terbaik di tanah air sekaligus surga desa wisata karena banyaknya desa wisaya yang ada dan layak dijual.  Hal ini terbukti dari setiap gelaran tahunan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) yang digelar Kemenparekraf, selalu ada wakil dari Jogja yang lolos dan menjadi pemenang.

"Seperti ADWI tahun ini, ada dua wisata lagi dari Yogyakarta yang lolos, yakni desa wisata Tepus di Gunungkidul dan desa wisata Widosari di Kulon Progo," ujar Sandiaga.

Di ajang ADWI 2022, Desa Wisata Tepus Gunungkidul didapik sebagai juara 2 nasional kategori suvenir terbaik. Adapun Desa Wisata Widosari Kulonprogo menjadi wakil dari DIY yang memperoleh penghargaan juara 3 nasional kategori desa wisata berkembang.

Bahkan sebelumnya, desa-desa wisata Yogyakarta meraih penghargaan tak hanya skala nasional, tapi juga dunia. Contohnya adalah Desa Nglanggeran di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, yang pada 2021 meraih penghargaan sebagai Desa Wisata Terbaik Dunia 2021 atau Best Tourism Village 2021 dari Organisasi Pariwisata Dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO).

Beragamnya desa wisata yang tersebar di Yogyakarta ini, kata Sandiaga, layak dipertimbangkan agar saat momentum libur akhir tahun yang makin dekat ini, wisatawan tak hanya menumpuk di pusat Kota Yogyakarta.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.